Aku Berhenti, Kamu Sudah Tidak Di Sini

1.5K 77 6
                                    

Aku baru saja mau mengambil langkah pertama, tapi kamu justru sudah berbalik arah.

🌫🌫🌫


Baginya, kehadiran cewek itu akhir-akhir ini di hidupnya, cukup memberikan banyak warna dalam lembar kisah yang ia biarkan  terbuka. Mengisi halaman demi halaman dengan kenang yang akan selalu ia simpan rapat-rapat di sana. Yang sebenarnya, setelah hari ini ia tidak yakin bahwa kenangan itu akan tetap ada dalam ingatannya. Ia tidak bisa menjamin, tapi kalimat yang cewek itu ucapkan kemudian membuat harapan yang tersusun di benaknya lantas hancur berantakan.

"Maaf, tapi semuanya udah selesai." Sembari tersenyum, cewek itu juga melepas genggaman erat di jemari kecilnya. Membuat sosok cowok yang ia ajak bicara lantas mematung tiba-tiba. Menatap kosong mata sendu sosok yang ia harapkan selalu ada.

Ingin rasanya ia menolak mengerti atas apa yang cewek ini katakan. Rasanya seperti ada bongkahan batu besar yang bersarang di rongga dadanya. Udara malam ini juga rasanya tidak cukup membuatnya merasa tenang dalam keheningan. Mereka berdua seperti dipeluk dingin yang mencekam. Diselimuti duka yang baru saja terciptakan.

Ia terkekeh sembari menggeleng. Masih menghalau air mata yang tanpa sadar sudah menggenang. Ia akui ia tidak cukup cerdik menyembunyikan perasaannya. Seperti malam ini, misalnya.

Tapi, ternyata tetap gelengan kepala dengan langkah cewek itu yang semakin menjauh yang ia terima. Dadanya terasa sesak begitu saja tanpa ia bisa menahan kepergiannya.

"Aku pamit, jaga diri baik-baik, ya."

Lagi-lagi cowok itu menggeleng. Seakan menegaskan sekali lagi bahwa dengan perginya sosok itu maka berakhirlah kisah di lembar cerita miliknya. Ia ingin melangkah maju, tapi langkahnya kini seolah terpaku. Ia ingin menghalangi jalan cewek itu, tapi ia sendiri seperti tak mampu.

Seakan kini ada dinding tinggi yang berada di antara keduanya. Terlampau tinggi hingga sosoknya tak bisa ia raih lagi.

"Kamu jangan lupain aku, ya. Kan, nggak lucu kalau kamu tiba-tiba lupa sama cerita yang pernah kita lalui sama-sama dulu," kekehnya di ujung kalimat menyakitkan itu. Tanpa cewek itu sadari, kalimat singkatnya cukup mampu membuat sosok di depannya kehilangan arah untuk melangkah.

"Lo becanda, kan?" 

Lagi-lagi cewek itu menggeleng sebagai jawaban. Tetap dengan senyum penuh luka yang cewek itu tampilkan.

Cih! Semuanya terlihat palsu di matanya.

"Becanda atau enggak. Apa kamu peduli? Kamu lupa, kalau dulu kamu selalu ngusir aku pergi?" 

Hening.

Cowok itu membiarkan sunyi menyelinap masuk di antara keduanya. Mereka seperti terbelenggu dalam waktu yang tak berjalan semestinya.

"Dan sekarang, saat aku mau mewujudkan keinginanmu. Kenapa kamu seakan nahan aku?"

Dunia cowok itu rasanya terhenti tiba-tiba. Pernyataan yang dulu selalu ia lontarkan pada sosok di depannya lantas terputar di kepala tanpa ia minta. Meraung-raung bersahutan mengisi penuh telinganya. Itu…  menyakitkan.

Sorot matanya berubah tajam. Diam-diam ia mengepalkan tangan. Ingin menyela, tapi tak bisa mengelak bahwa yang cewek itu katakan adalah kebenaran.

"Aku nggak bisa lagi berjalan beriringan di samping kamu. Aku nggak bisa lagi duduk di kantin gangguin kamu. Aku nggak bisa lagi jadi sosok yang selalu kamu marahi. Aku nggak bisa lagi seperti itu dan aku mohon, jangan cari aku setelah ini."

Hening.

Cewek itu menunduk dalam. Memandangi bagaimana angin menerpa rerumputan. Begitu menyedihkan hidupnya yang terombang-ambing tanpa kejelasan. Setelah sekian lama membuat hidup cowok di depannya tidak tenang, mungkin ini saatnya untuk ia menghilang. Selamanya.

152 Hari MELUPAKANMU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang