Pelangi untuk Sosok yang Buta Warna

1.1K 76 12
                                    

Aku tidak ke mana-mana. Kali ini cobalah untuk percaya. Jika waktunya sudah tiba, aku berjanji akan berjalan menjemputmu di sana.

🌫🌫🌫

Aku tidak kemana-mana
Aku tetap di tempat yang sama saat terakhir kali kamu menyuruhku untuk pergi
Aku masih di sini
Aku juga masih sendiri ditemani sepi

Tahu kenapa aku tidak segera beranjak meninggalkanmu?
Padahal, padahal bisa saja aku pergi begitu saja tanpa menunggumu lagi
Kamu terlalu menutup telinga dan mata
Sementara aku terlalu tuli dan buta

Tidak akan ada takdir baik yang berpihak pada kita
Karena aku dan kamu sama-sama tahu, bahwa Tuhan tidak pernah menggariskan takdir yang sama untuk kita

Tidak ada ganjil yang digenapkan
Tidak ada genap yang ditakdirkan
Semua takdir yang telah dikotakkan sudah hilang
Dan aku sendiri pun mulai tenggelam bersama angan-angan

Semesta tidak akan berpihak pada kita sekalipun aku menangis darah
Angkasa terlalu kelabu untuk menutupi lukamu
Dunia terlalu fana untuk harapan kita yang berbeda

Aku tidak menginginkan apa-apa
Aku hanya terlalu tenggelam dalam lukaku
Kamu tidak perlu menjawab apa-apa
Karena pada dasarnya aku juga tidak pernah bertanya

Aku tidak kemana-mana
Aku tetap di sini untuk melihatmu menyusun lagi mimpi-mimpi
Aku akan tetap mendukungmu dari jauh
Walaupun aku tahu aku sendiri tidak pernah bisa jauh-jauh

Hari ini aku sadar sesuatu
Harapan yang selalu aku langitkan nyatanya tidak pernah sampai pada Tuhan
Keinginan yang selalu aku harap jadi kenyataan
Nyatanya hanya akan berakhir dengan kesia-siaan

Tolong tetap hidup
Tolong jangan berubah
Tolong tetap di sana
Tolong jangan kemana-mana

Biarkan aku melihatmu lagi nanti
Untuk saat ini
Biarkan aku jauh
Walaupun aku sendiri tidak bisa jauh-jauh

  Nayla Azzaleta

🌫🌫🌫

"Udah gue bilang, berkali-kali malah, tapi emang dasarnya di kepala lo itu isinya Kiki semua. Lo jadi tutup mata."

Brak

Ema menggebrak meja rias Nayla keras. Zaki yang duduk di  pinggir tempat tidur Nayla hampir jatuh terjengkang karenanya. Sementara Nayla sendiri semakin menangis keras di tengah-tengah tempat tidurnya, memeluk guling sambil merapat pada Zaki karena ketakutan juga.

Lain halnya dengan Hanin yang sudah memijat pangkal hidungnya susah karena memikirkan kelakuan Kiki siang tadi. Sumpah, ya. Anak itu memang sepertinya tidak punya hati. Dan Hanin yakin setelah ini Kiki akan semakin dingin dan bisa saja sikapnya semakin melukai sahabatnya, Nayla.

Hanin menoleh cepat. Menatap tajam Nayla yang kini jadi menutup mulutnya rapat.

"Udah kapok? Udah denger semua, kan? Udah lihat juga, kan? Sekarang gue tanya, mau lo apa setelah lo tahu kalau Kiki sebangsat itu?" Kaku wajah Hanin yang terlihat di mata Nayla tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kali ini Nayla sadar seutuhnya, bahwa jika sahabatnya sudah marah maka kemarahannya bisa saja sampai mengguncangkan dunia. Terlebih adalah dunia halunya bersama Kiki.

152 Hari MELUPAKANMU ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon