Mungkin, Aku Terlalu Mencintaimu

1.1K 72 0
                                    

Waktu memang begitu sadis. Membuat kita luruh dalam sebuah tangis.

🌫🌫🌫

Anak itu hanya terus bersandar di tembok belakang rumah sakit tempat sosok Sani dirawat. Mata sendu yang anak itu punya kini sudah kehilangan binarnya. Yang tersisa hanyalah lelah yang bertumpuk di sana. Tidak ada yang bisa meruntuhkannya. Pada hening yang tertinggal di sana siang itu, Reza akui ia sudah tidak sanggup menahan perihnya sendiri. Karena pada nyatanya, apa yang ia jaga selalu akan berakhir pergi tiba-tiba.

Seperti Salma Sahara, satu-satunya gadis yang tidak akan pernah ia abaikan keberadaannya. Entah di situasi sedih atau bahkan bahagia yang sosoknya punya. Tapi, siang itu, untuk yang pertama kalinya Reza merasa lelah dan mengingkari janjinya pada Salma untuk selalu ada.

Reza hanya manusia biasa, kadang lelah jika terus-terusan keberadaannya tidak dianggap ada. Kadang juga merasa dirinya bukan siapa-siapa dan mungkin tidak akan pernah jadi yang istimewa untuk seseorang yang ia cinta. Reza bukan pengemis cinta yang akan memohon dengan rendahnya pada seorang wanita. Reza punya cara sendiri untuk memperlakukan gadisnya semampu yang ia bisa.

Tapi, setiap perjuangan pasti akan menemukan titik lelahnya. Dan hari ini Reza telah bertemu dengannya. Anak itu sekarang mulai mengusap wajahnya kasar, namun tetap tidak bergerak sedikitpun dari posisinya bersandar di tembok itu.

"Seenggaknya lo harus tahu caranya memegang payung buat orang lain yang bahkan nggak ingin lo payungin."

Tubuh Reza hampir saja terjatuh ke belakang saat suara itu mengalun tanpa ada aba-aba sebelumnya. Rintik hujan yang turun siang itu masih meninggalkan jejak basahnya yang bisa dinikmati oleh siapa saja. Dan untuk itu, Nayla datang menghampirinya.

"Ngapain di sini?"

"Pulang, Za."

"Lihat hujan aja sih, Kak."

"Gue harap, seseorang yang lo lindungi di balik payung lo, dia segera sadar dengan keberadaan lo ya, Za."

Reza tertawa setelahnya. Mendorong kecil bahu Nayla membuat cewek itu jadi mengangkat alisnya bertanya.

"Sinting nih anak."

"Dalam banget kata-katanya, Kak," balas Reza masih bisa cengengesan.

Sementara di depannya, Nayla langsung memutar badan dan hampir memilih untuk meninggalkan.

"Kalau Salma tahu lo ada di sini dan ninggalin Sani sendiri. Siap-siap diamuk sama dia." Kali ini Nayla berhenti melangkah. Kembali mendekat pada Reza. Kemudian setelahnya, tidak ada percakapan di antara keduanya. Untuk beberapa saat Reza lantas kembali pada lamunannya di sana.

"Sani udah sama pacarnya. Ada Akbar di sana."

Kemudian Nayla menarik sudut bibirnya. Mencoba mengurai tawa di tempatnya.

"Kadang Akbar nggak bisa diandalkan."

Deg

Dan tepat pada saat itu, Reza seperti ditarik mundur oleh kenangan saat ia berada di bandara. Saat terakhir kali ia bertemu dengan sosok Rian sebelum sosoknya tiada. Garis wajah Reza turun dan langsung dihadapkan pada Nayla yang jadi tertegun.

152 Hari MELUPAKANMU ✔Where stories live. Discover now