part 32

12 2 0
                                    


"Sejauh apapun cinta itu mengembara dan pergi jauh dari rumah tempat cinta itu pulang, pada akhirnya cinta akan tetap pulang ke tempat dimana ada hati yang selalu menunggunya"

Lalu lalang kendaran dengan polusi di mana-mana, aku duduk di halte dekat kampus, menatap jalanan dengan tatapan kosong.

Byan yang menghilang sudah 2 bulan lebih tanpa sebuah kabar apapun. Membuat gue gak percaya sama sekali tentang lamaran Byan. Menurut gue itu hanyalah mimpi malam yang sangat indah karena gue akhir-akhir ini selalu memikirkan Byan. Tapi cincin putih berhiaskan berlian di jari manis gue lah yang menampar gue bahwa semua itu bukanlah mimpi.

Gue menaiki bis dan turun di sebuah danau yang tampak sepi. Gue mampir terlebih dahulu ke minimarket dekat danau untuk membeli minum dan makanan ringan.

Kaki gue berjalan perlahan menyusuri pohon-pohon yang rindang, hingga gue memutuskan duduk di bawah pohon besar di pinggiran danau. Gue melemparkan kerikil ke tengah danau, sambil berteriak melepaskan semua beban yang terus menghantui pikiran gue, tentang hubungan gue dan Byan. Apakah dia serius atau cuman mau mempermainkan hati gue saja.

Setelah lelah berteriak gue menatap hamparan air danau sambil memeluk kedua lutut yang terlipat, gue menaruh dagu diantara lutut itu.

Pikiran gue melayang pengorbanan LDR tanpa kabar, semenyakitkan itu dan rasanya gue ingin mengakhiri hubungan yang telah berjalan bertahun-tahun ini, tapi lagi-lagi cinta yang membuat gue tetap bertahan walaupun gue tak sanggup untuk itu.

Tepatnya 2 minggu lalu gue udah selesai wisuda dan menjadi sarjana, dan 2 hari setelah wisuda semua orang di rumah tampak sibuk entah untuk apa.

Sekarang saja jika gue pulang ke rumah, rumah sepi kaya kuburan, tapi memang selalu begitu setiap hari, tapi perbedaannya nyokap gue gak pernah pulang lebih dari jam 9 malam.

matahari kian meninggi, cuaca terik dan membuat gue gerah, tapi gue masih betah di tempat ini. Gue memandang hamparan air danau di hadapan gue.


Tetes air mata basahi pipimu
Disaat kita 'kan berpisah
Terucapkan janji padamu kasihku
T

akkan ku lupakan dirimu

Begitu beratnya kau lepas diriku
Sebut namaku jika kau rindukan aku
Aku akan datang

Mungkinkah kita 'kan s'lalu bersama
Walau terbentang jarak antara kita
Biarkan kupeluk erat bayangmu
'Tuk melepaskan semua kerinduanku, oh

Lambaian tanganmu iringi langkahku
Terbesit tanya di hatiku
Akankah dirimu 'kan tetap milikku
Saat kembali di pelukanku

Begitu beratnya kau lepas diriku
Sebut namaku jika kau rindukan aku
Aku akan datang

Mungkinkah kita 'kan s'lalu bersama
Walau terbentang jarak antara kita
Biarkan kupeluk erat bayangmu
'Tuk melepaskan semua kerinduanku

Kau ku sayang, s'lalu kujaga
Takkan ku lepas s'lamanya
Hilangkanlah keraguanmu
Pada diriku, di saat 'ku jauh darimu

Suara merdu itu mengalun dengan indahnya, lagu Mungkinkah (Stinky) di nyanyikan oleh pengamen dengan di iringi sebuah gitar.

"Mba jangan sedih, saya percaya pasti setelah semua perjuangan mbak akan ada kebahagian yang bakal menghampiri mbak, tunggu aja mbak itu gak bakal lama." Seorang pengamen itu pergi begitu saja, tanpa meminta uang dan dia memberikan gue sebuah kertas berwarna biru muda dan gue langsung membuka itu kertas.

Love and PromiseWhere stories live. Discover now