part 12

284 9 0
                                    

Jika memang cinta ini menyakiti diriku tolong pupuskan rasa ini dan biarkan diriku hidup tanpa cinta.
_____________________________

"Sayang bangun udah jam 6 lebih 25 nih." Mama mengguncang-guncangkan badan gue.

"Apa mah?" Gue langsung bangun.

"Cepet bangun kamu mau sekolah, ini udah telat cepetan sayang." Gue lari ke kamar mandi.

Gue mandi selama 5 menit, pakai baju 2 menit dan pakai sepatu 2 menit yah kurang lebih gue udah siap berangkat 10 menit.

"Ma pah Dira berangkat pakai motor ka Nick aja yah assalammualaikum." Gue mencium tangan Papah dan Mama.

"Tapi sayang..."

"Udah mah Dira udah telat." Gue memotong ucapan Mama dan langsung berangkat ke sekolah.

Bayangin gue bisa datang ke sekolah selama 25 menit. Gue selamat gak kesiangan. Gue memarkirkan motor ninja ka Nick di parkiran.

Gue liat Byan mengandeng tangan cewek di parkiran, mereka bercanda lalu tertawa. Gue cemburu teriak gue di dalam hati.

Gue langsung jalan ke wc untuk mengganti jens hitam dengan rok sekolah. Setelah itu gue langsung ke kelas.

Di lorong menuju kelas gue melihat Byan dan cewek itu bergandengan mesra tak jauh dari depan gue.

Siapa cewek itu? Apa itu cewek yang Byan cintai? Gue tadi liat sekilas wajah cewek itu di parkiran dia cantik dan juga senyumnya manis membuat gue iri.

Gue masuk ke dalam kelas. gue liat anak-anak kelas pada ribut gak jelas.

"Vani emang ada apa sih pada ribut gini?" Gue berbicara ke Vani salah satu teman gue di kelas.

"Pak Hanif ngadain ulangan dadakan, tadi Jerry baru di telepon sama pak Hanif sekarang ulangan." Jerry adalah ketua kelas di kelas gue, gue langsung panik, beginilah pak Hanif selalu ngadain ulangan dadakan apalagi pelajaran pak Hanif pada jam pertama.

Gue mulai membuka buku dan mempelajari materi yang akan diulangankan. Gue melirik ke arah Riana dia sedang fokus mempelajari materi.

Pak Hanif masuk ke kelas. Gue melihat pak Hanif membagikan kertas menyeramkan iya jelas pelajaran matematika merupakan pelajaran terkutuk di kelas gue. Walupun gurunya super duper baik tapi sayang kalau ngadain ulangan selalu dadakan. Walaupun pak Hanif baik dan ngajarnya selalu sabar sampai kita semua mengerti, tapi tetep aja gak semua anak kelas ngerti apa yang dijelaskan pak Hanif. Kalau pun anak-anak kelas ngerti semua pasti ngertinya pas hari itu aja sedangkan hari berikutnya mereka bakal lupa.

Pak Hanif melirik ke arah Jerry untuk memimpin doa.

"Sebelum mengadakan ulangan Marilah kita berdoa sesuai keyakinan masing-masing, berdoa dimulai." Semua anak kelas menundukkan kepala dan mereka mulai berdoa.

"Berdoa selesai." Anak-anak kembali mengangkat kepala mereka.

"Okey sekarang bapak akan mengadakan ulangan, bapak harap nilai kalian semua pada bagus." Kata pak Hanif dan di Aamiin kan oleh anak-anak kelas, nilai yang bagus kalau pelajaran matematika adalah sebuah keajaiban yang sangat jarang terjadi. "Dan seperti biasa bila ada yang nilainya kurang dari KKM kalian akan mengadakan remedial dan juga hukuman dari bapak." Gue cuman bisa tepok jidat, pak Hanif ini selalu saja begini remedial yah pasti soal itu lagi yang keluar dan hukuman dari pak Hanif lah yang gue gak sanggup. Bayangin waktu itu nilai gue kurang dari KKM dan akhirnya harus ngerjain soal sebanyak 10 soal dan anak-anaknya dan jawaban nya hampir 13 lembar dan diwajibkan tulis tangan, parah memang.

Pak Hanif memberikan soal dan juga kertas kosong untuk mengotret hasil dari soal itu.

Gue memandang soal ulangan, menyeramkan itulah yang terlintas di kepala gue ketika melihat soal itu.

1 jam berlalu, pak Hanif melirik ke kanan dan ke kiri.

"Cepat kumpulkan hasil ulangannya sekarang." Semua anak-anak kelas mengumpulkan kertas hasil ulangan dengan berat hati.

Bel tanda istirahat berbunyi gue keluar kelas dan meninggalkan Riana karena Riana udah ada janji sama Ray.

Gue berjalan di sepanjang lorong sekolah, entahlah gue akan kemana yang jelas gue hanya mengikuti kemana arah kaki gue akan melangkah.

Bayangan kejadian tadi pagi terus terbayang di pikiran gue. Liat senyum Byan dan cewek itu mereka sangat dekat. Apakah itu cewek yang disukai Byan? Apakah mereka udah jadian?.

Gue asik bergelayut dengan pikiran gue hingga gue gak sadar di mana gue berada, di ujung lorong yang menuju ke sebuah halaman yang tak terlalu luas di sana ada sebuah pohon mangga dan hamparan rerumputan, tempat ini sepi karena orang-orang gak pernah datang ke sini, letaknya juga jauh dari kelas gue. Tempat ini termasuk salah satu tempat terpojok di sekolah ini.

Dulu tempat ini pernah menjadi tempat favorit gue tapi sekarang udah ngga. Alasannyw gue gak pernah datang ke sini adalah dulu gue, Riana dan Sesil, kita adalah sahabat sejak kelas 1 SMP. Tempat inilah yang jadi tempat favorit kita tapi semenjak Sesil mengadu domba kan antara gue dan Riana semuanya jadi berubah, dan Sesil juga memfitnah gue hingga Riana gak mau dekat-dekat dengan gue. Persahabatan ini jadi hancur, singkat cerita Riana menguping pembicaraan Sesil dengan Gishela, Gishela adalah orang yang membenci gue dan Riana, dia juga ingin balas dendam pada gue karena kak Oka cowok yang dia suka malah suka sama gue bukannya dia. Riana mendengar semua yang dibicarakan mereka, gue gak tau jelas bagaimana semuanya bisa membaik karena pada saat kejadian itu tepat ke 80 hari Dion pergi dan gue gak mau ambil pusing dan akhirnya gue dan Riana abaikan lalu Sesil pindah sekolah.

"Reva gue mau ngomong sama lo." Seseorang menepuk pundak gue dan gue membalikan badan gue, lalu dia memegang tangan gue. "Gue cari lo dimana-mana tapi gak ada, akhirnya gue menemukan lo disini."

"Lo mau apa Byan?" Kata gue dan berusaha melepaskan pegangan tangannya, namun hasilnya sia-sia pegangannya terlalu erat.

"Lo kenapa sih ngehindar terus dari gue? Apa salah gue ke lo? Jawab Reva jangan buat gue terus bertanya seperti ini?"

"Salah lo adalah buat gue move on dari Dion dan buat gue jatuh cinta sama lo Byan, tapi lo malah suka sama cewek lain." Gue menjawab dalam hati.

"Kenapa lo ngehindar terus dari gue? Kenapa lo hanya diam Reva jawab pertanyaan gue?" Byan memberondong gue dengan banyak pertanyaan.

"Gue hanya ingin sendiri jadi gue mohon lo ngerti gue."

"Lo bisa cerita sama gue Reva masalah lo."

"Udah gue bilang gue pengen sendiri jadi stop lo ganggu gue, lo ngerti kan!" Gue membentak Byan dan berkata penuh emosi.

"Lo berubah Reva?"

"Terus masalah gitu gue berubah gini apa peduli lo!" Gue membentak Byan dan suara tinggi gue keluarkan.

"Lo kenapa Reva?" Byan melepaskan pegangan tangannya di tangan gue, lalu mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

"Udah gue bilang lo jauhin gue inget jauhi gue dan jangan sekali-kali lo datang lagi ke gue ataupun mencari gue." Kata gue marah dan langsung pergi dari tempat itu.

"Kenapa lo gini Reva, lo bukan lo yang dulu!" Byan teriak dan gue mendengar teriakan itu.

Bersambung.....

Author note
Komentar dan sarannya yah😉

Love and PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang