part 22

242 6 0
                                    

Gue mengajak Riana mencari Byan. Gue hanya ingin mengembalikan jaket dan power bank milik Byan. Karena kemarin gue lupa untuk mengembalikannya.

Hari ini juga gak ada surat dan bunga dari Byan seperti biasanya, apa Byan udah lelah minta maaf sama gue yah?.

Riana menuntun gue ke kelas Byan. Gue melihat dari kejauhan Vano dan Jordan sedang berdiri di depan kelas. Gue dan Riana menghampiri mereka berdua.

"Eh ada Byan ngga?" kata Riana kepada Jordan dan Vano.

"Byan lagi sakit." kata Jordan.

"Dia emang dari 3 hari kemarin lagi sakit, kepalanya pusing terus badannya panas gitu dan sekarang malah makin parah. Dia demam dan kata Tante Sarah mommy nya Byan, semalam Byan di bawa ke rumah sakit dan sekarang dia gak sekolah, dia di rawat. Emang kalian mau apa menanyakan Byan?" Kata Vano.

Deg pantas saja 2 hari kemarin pas Byan memegang tangan gue tangannya terasa panas dan juga muka dia pucat banget. Gue merasa bersalah Byan masuk rumah sakit karena gue, 2 hari kemarin Byan kehujanan, apalagi dia lepas jaket dan memberikan jaket itu ke gue, padahal waktu itu udaranya sangat dingin. Apalagi tadi kata Vano, Byan emang udah sakit dari 3 hari yang lalu. Gue merasa makin bersalah Byan rela kedinginan dan sakit demi gue.

"Gue hanya mau ngembaliin ini." Gue memberikan peperbag berisi jaket dan power bank.

"Pemberian Byan yang sengaja lo kembalikan karena lo masih belum memaafkan dia!" Kata Jordan dengan sinis sambil menuduh gue.

"Bukan ini memang punya Byan." Jordan mengambil peperbag itu dan membukanya.

"Gue pikir lo mengembalikan lagi pemberian Byan." Kata Vano. "Reva lo maafin Byan yah! please kasihan dia tiap hari menyendiri terus dan dia juga seperti orang yang kehilangan semangat hidupnya. Apalagi liat lo memberikan coklat sama bunga yang Byan kasih ke adek kelas, dia sampe ngilang gak tau kemana, gue yakin saat itu Byan sedih Reva. Gue tau Byan tulus mencintai lo dan gue juga tau lo juga mencintai Byan. Gue berharap lo bisa maafin Byan dan kalian jadian aja, kalian Cocok kok jadi sepasang kekasih." kata Vano.

Gue hanya bisa diam dan air mata gue keluar begitu saja.

"Kalau Byan mencintai seseorang dia lebih suka bertindak daripada mengucapkannya langsung." Kata Jordan menepuk pundak gue, lalu mereka berdua pergi begitu saja.

Apa maksudnya ucapan Jordan gue bingung?.

"Reva!" Teriak Riana.

Gue menghapus air mata gue dan tersenyum ke arah Riana.

"Mending lo jenguk Byan aja nanti sore bareng sama gue dan Rey." Kata Riana.

"Lo juga harus maafkan Byan Reva, Byan sayang sama lo gue tau itu, dia bahkan menyesal menjadikan lo bahan bercandaannya dia, jangan pernah menyia-nyiakan cinta yang benar-benar tulus Reva." Kata Riana.

Sepulang sekolah gue, Riana dan Rey pergi ke rumah sakit menaiki mobilnya Rey. Gue duduk di belakang sedangkan Rey dan Riana duduk di depan, mereka terus saja tertawa dan berbicara yang gue gak mengerti topiknya apa, gue seperti kambing conge di sini.

Gue mau ikut ke rumah sakit karena gue merasa bersalah kepada Byan dan juga gue ingin meyakinkan hati gue bahwa gue memang benar mau memaafkan Byan.

Rey memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit, lalu kita keluar dari mobil dan jalan menuju ruangannya Byan. Lihatlah lagi-lagi gue dijadikan kambing conge di sini, mereka asik berpegangan tangan dan tersenyum sesekali mereka juga tertawa, sedangkan gue hanya mengikuti mereka dari belakang.

Rey membuka pintu kamar Byan di rawat.

"Assalamualaikum." Kata gue, Riana dan Rey bersamaan.

"Waalaikumsalam" Jawab orang yang ada di dalam.

Kita masuk kamar Byan dirawat dan mencium tangan seorang cewek yang tampak cantik di usianya kira-kira wanita itu berumur antara 38 sampai 40 tahun namun masih awet muda.

"Rey ini Reva kan yang sering Byan ceritakan?" Kata cewek itu

"Iya Tante ini Reva" Kata Rey.

Wanita itu memeluk gue, sudut bibirnya melengkung ke atas, semakin menambah kecantikannya.

"Bener kata Byan kamu memang cantik sayang, Tante bahagia akhirnya anak Tante bisa melupakan nenek Lampir itu dan bisa mencintai wanita yang lebih baik dari dia."

Gue hanya tersenyum tenyata cewek itu adalah mommy nya Byan, lalu beliau menyuruh kita duduk di kursi.

"Mommy ada tamu yah?" Kata Byan yang tengah berbaring di ranjang rumah sakit.

"Kamu bangun yah gara-gara berisik?" Kata mommy nya Byan.

"Ngga kok mom, Byan kaya denger suara Reva di sini." Byan duduk dari tidurnya.

"Kamu tau aja ada Reva." Kata mommy nya Byan.

Gue hanya diam saja, sedangkan Riana dan Rey mereka malah asik pacaran.

"Reva sana samperin Byan gih!" Perintah mommy nya Byan.

Gue menghampiri Byan dan Byan tersenyum ke arah gue. Gue duduk di samping ranjang rumah sakit.

"Apa ini artinya lo maafin gue Rev?" Lagi-lagi gue hanya diam.

"Kenapa diam Reva gue butuh jawaban lo?" Jantung gue berdetak kencang ketika Byan menatap gue dengan pandangan yang dalam.

"Lo mau minum gak?" Gue mencoba mengalihkan pembicaraan Byan. Byan hanya mengangguk lalu gue memberikan minum air putih yang berada di samping ranjang di atas lemari kecil itu ke Byan dan Byan meminumnya hingga habis, setelah habis Byan memberikan gelas kosong itu ke gue.

"Aku tunggu jawaban kamu Reva."

Gue gak kuat jantung gue berdetak kencang karena Byan, apalagi panggilan gue lo berubah menjadi aku kamu.

"Reva tolong kupasin apel itu!" Kata Byan manja dan menunjuk keranjang buah yang berada di atas lemari kecil. Gue hanya menurut dan mengupas apel itu. Setelah apel itu gue kupas gue memberikannya ke Byan.

"Suapin yah!" Aduh kenapa Byan jadi gini si? Dia seperti anak kecil. Lagi-lagi gue hanya menurut dan menyuapinya dalam diam.

"Makasih yah udah mau jenguk aku." Byan tersenyum manis, Byan berubah menjadi sweet gini sih.

"Sama-sama." Jawab gue singkat.

Ada yang mengetuk ruangan ini dan masuklah dokter dan seorang suster.

"Wah padahal tadi siang saya memeriksa Byan kondisinya makin parah dan sekarang saya mau periksa eh ternyata dia udah sehat lagi."

"Ya jelas dok sembuhnya cepet orang tuh dokter cintanya datang." Kata mommy nya Byan dan pipi gue langsung memerah.

Selesai dokter memeriksa Byan, doker dan suster itu pamit untuk pergi dari kamar ini. mommy nya Byan pun ikut pergi katanya dia ingin ke kantin rumah sakit sebentar.

Byan menggenggam tangan gue, dia diam sedangkan gue terus menenangkan jantung gue yang terus berdetak kencang.

"I miss you." Kata Byan lirih dan menatap gue. Gue hanya diam dan gak tau mau membalas apa yang dia ucapkan.

"Pipi kamu lucu merah kaya tomat."

"Apa lo bilang?! pipi dan tomat itu beda tau!" Gue marah-marah dan Byan malah tertawa.

"Udah jadi bunglon nih."

"Ah dasar burung beo berhenti ngoceh kek, pusing nih kepala gue dari tadi denger lo ngoceh terus!" Kata gue kesal dan Byan terus saja tertawa.

Anehnya gue malah larut dalam suasana ledek-meledek yang di ciptakan Byan, setelah capek adu mulut kita tertawa.

Setelah 1 jam di rumah sakit gue, Riana dan Rey pamit ke mommy nya Byan dan Byan untuk pulang. Byan seperti gak rela gue pulang.

Rasanya gue bahagia dan rasa sakit itu sudah tidak gue rasakan lagi. Byan memang benar-benar mampu membuat gue memaafkan dia.

Bersambung.......

Author note
Awas baper😄😄 komentar dan sarannya yah😮

Mohon dimaklum banyak typo dimana-mana, hehehehe....

Love and PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang