part 24

204 7 0
                                    

Gue mencari-cari Byan pada jam istirahat tapi gak ketemu. Kenapa dia gak ada yah? Mungkin dia di atap sekolah kali yah? Biasanya dia suka menyendiri di sana sambil memandang langit biru dan kadang dia bermain gitar sendiri.

Gue jalan ke sana sendiri, karena Riana sama Rey lagi pacaran, jadi Riana melupakan gue.

Sesampainya di atap sekolah gue melihat banyak balon. Gue memutar tubuh gue dan satu objek yang buat gue bengong adalah balon-balon berbentuk huruf-huruf tertempel indah di salah satu dinding yang ada di atap sekolah.

"I love you"

Gue diam saja dan tiba-tiba ada sebuah suara.

"Aku cinta kamu Reva!"

Gue mencari asal suara itu, tapi gue gak menemukan apa pun. Gue hanya diam saja dan tiba-tiba ada balon berterbangan yang di ikat ke dalam sebuah papan dan di papan itu ada tulisannya "kamu mau gak jadi pacar aku?"

Gue membalikan badan gue dan gue kaget ada Byan di hadapan gue membawa seikat bunga.

"Aku emang gak bisa romantis Rev, tapi aku tulus cinta sama kamu,  kamu maukan jadi pacar aku?"

Sumpah gue berasa terbang dan senyum gue terbit begitu saja, gue bahagia ahhh please katakan ini bukan mimpi.

Byan mengangkat kedua alisnya meminta gue menjawab pertanyaan dia.

"Ya gue mau Byan."

"Makasih." Byan memeluk gue erat.

"Sama-sama."

"Pj pj pj (pajak jadian)!!!" Banyak suara yang meneriaki kita berdua.

Gue menengok ke arah suara itu, dan mereka sahabat-sahabat Byan dan juga Riana. Gue merasa sangat bahagia dan ini akan menjadi salah satu hari terindah di hidup gue.

Byan melepaskan pelukannya dan dia memberikan gue bunga sekaligus memasangkan kalung berbandul hati. Gue menatap kalung putih itu, terlihat simpel namun begitu cantik.

"Aku bahagia Reva akhirnya kamu mau menerima aku dan memaafkan aku. Aku janji sama kamu akan akan bahagiakan kamu dengan cara aku."

"Ciee yang udah jadian asik!!!" Teriak Jordan.

Mereka semua terus meledek gue dan Byan.

"Ntar pulang sekolah lo semua datang ke cafe biasa, gue telakatir lo semua!"

"Asik!" Mereka semua berteriak kegirangan.

"Beneran lo mau nelaktir mereka?" Kata gue.

"Ya bener dear."

Ah gue klepek-klepek nih. Ini benar-benar hari terindah untuk gue. Eh bentar Byan bilang dia gak romantis tapi semua perilaku dan sifatnya pada gue selama ini menunjukan bahwa dia seorang cowok yang romantis.

"Eh kata lo, lo bukan cowok romantis tapi kenapa semua sikap dan prilaku lo ke gue menunjukan bahwa lo itu cowok yang romantis Byan?"

"Syukur deh kalau kamu menyadari kalau aku romantis. Tapi menurut aku, aku bukan cowok yang romantis." Byan mencubit hidung gue gemas. "Dan kamu berhenti bilang lo gue!"

"Terus gue harus ngomong aku kamu gitu?"

"Iyah, karena kita kan udah pacaran Rev."

"Eh jam istirahat udah abis kita cabut ke kelas yuk!" Teriak Nando yang mengganggu acara saja tapi memang benar waktu istirahat udah abis sih.

Pulang sekolah Byan udah ada di depan kelas gue. Senyum terbit di sudut bibirnya ketika dia melihat gue keluar kelas.

"Kamu gak bawa mobilkan?" Kata Byan setelah gue ada di depannya.

"Ngga, terus gue eh maksudnya aku pulang naik apa yah? Oh telepon taksi aja kali yah?"

"Gak usah kan ada aku, nanti kamu naik mobil aku terus kita pergi ke cafe!" Byan mengenggam tangan gue lembut, lalu berjalan menuju ke parkiran sekolah.

Byan membukakan pintu mobil untuk gue, setelah gue masuk Byan menutup pintunya dan jalan ke bangku kemudi.

Senyum manis terus terukir dari sudut bibir Byan, dia udah tampan dan tambah tampan dengan dia yang tersenyum manis. Gue bersyukur banget akhirnya gue menemukan cinta yang baru, gue berharap hubungan gue dan Byan akan langgeng sampai kita berdua sudah tak bisa bernapas lagi.

"Mommy nanyain kamu?"

"Mommy siapa?"

"Aduh Reva kamu itu lupa yah mommy aku nanyain kamu katanya kamu kapan ke rumah mommy."

"Gak tau."

"Ya udah nanti kalau hari libur aku jemput kamu yah kita main di rumah aku!"

"Ya." Jawab gue singkat.

"Maaf yah."

"Aduh Byan aku tuh bosen tau denger kamu ngomong maaf terus!" Byan tertawa lepas.

"Kita sampai!" Byan memakakirkan mobilnya di tempat parkiran cafe.

Byan mengandeng tangan gue menuju ke dalam cafe. Sudah banyak sahabat-sahabat Byan, 4 orang cewek salah satunya key dan juga sahabat gue Riana.

Gue duduk di samping Byan. Kita pesan makanan dan minuman.

"Eh iya lo pasti bingungkan gue siapa?" Kata cewek yang duduk di samping Jordan. "Kenalin nama gue Wanda ceweknya Jordan dan dia tuh yang duduk di samping Vano namanya Olin dia ceweknya Vano." Cewek itu menjabat tangan gue lalu tersenyum manis dan gue pun ikut tersenyum. Olin juga menjabat tangan gue dan ikut tersenyum manis.

"Eh Devan kapan lo nembak Sherina nanti lama-lama dia diambil orang lagi kalau lo gak ngungkapin cinta lo?" kata Nando.

"Tenang aja gue dan Sherina udah jadian kok 1 Minggu yang lalu."

"Apa! kenapa lo gak cerita sama kita-kita, lo udah mulai rahasiaan nih sama kita!" Kata Jordan.

"Emang gue kaya Byan apa?! Gue kalau suka langsung tembak aja gak akan ada acara romantisan kaya dia itu."

"Tapi kan lo udah berani rahasiaan sama kita berati lo langgar peraturan ke 7 jangan ada rahasia di antara kita!" Kata Vano.

"Iya gue salah maaf." Kata Devan.

"Terus kenapa Sherina gak di ajak ke sini lo jahat Devan." Kata Nando.

"Dia lagi sakit kemarin gue baru melongok dia di rumahnya."

Setelah semua makanan datang kita langsung makan sambil bercanda dan tertawa.

Sungguh hari ini adah hari terindah untuk gue. Gue harap hubungan gue dan Byan akan terus berjalan selamanya sampai kita berdua menutup mata.

Bersambung.......

Author note
Cuman sedikit part-nya maklum lagi mentok mikir. Komentar dan sarannya😧😧😧

Love and PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang