part 26

248 8 0
                                    

Baju berwarna putih dan Jeans hitam melekat sempurna di tubuh gue, plus tas Selempang berwarna hitam dan juga sepatu flatshoes berwarna hitam tak lupa rambut yang gue kuncir kuda.

Gue berjalan perlahan ke halaman depan rumah menunggu Byan datang dan menjumput gue. 5 menit kemudian mobil Byan berhenti di depan rumah gue. Byan menurunkan kaca mobilnya lalu dia tesenyum manis ke arah gue.

Gue memasuki mobil Byan, setelah itu Byan menjalankan mobilnya menjauh dari rumah gue. Yap seperti janjinya kemarin dia akan mengajak gue pergi seharian keliling Jakarta.

"Tujuan pertama kita mau ke mana?" Kata Byan menoleh ke arah gue ketika berhenti di lampu merah.

"Hmm, mending kita makan dulu."

"Hahahaha masih pagi kamu udah laper, emang tadi pagi gak sarapan?"

"Udah tapi masih laper hehehe."

"Ya udah nanti ada taman di depan, kita beli bubur ayam pak Jamil langganan aku!"

"Asik!!" Gue teriak kegirangan dan gue melihat Byan yang mengeleng-geleng kepalanya.

Byan memarkirkan mobilnya lalu mengajak gue makan bubur ayam walaupun lesehan kayak gini gue tetap suka kok.

Setelah memesan 2 porsi bubur ayam, tak lama bubur ayam itu sudah ada di depan meja dengan segelas air putih. Gue makan dengan lahap entahlah padahal tadi pagi gue udah makan.

"Kenapa lihat-lihat?"

"Lucu." Byan mengulum senyum manisnya.

"Apa yang lucu?"

"Lucu lihat kamu kelaparan kayak gini."

Gue hanya diam dan melanjutkan makan gue. Selesai makan, gue dan Byan melanjutkan perjalanan untuk pergi ke tempat entahlah karena gue tadi bilang ke Byan gue pasrah mau jalan ke mana aja asal sama dia.

Tujuan pertama Byan adalah Monas, kita jalan-jalan keliling Monas sambil foto-foto dengan berbagai macam gaya. Setelah 1 jam di Monas kita pergi dari Monas memang tadi kata Byan ke Monasnya cuman sebentar karena kita akan menghabiskan waktu siang di Dufan, asik.

Gue menatap jalan yang macet, kapan sih Jakarta berhenti macet begini? Jawabanya adalah nanti, nanti kapan tepatnya entahlah.

Byan memutar lagu teman hidup yang dinyanyikan oleh tulus, gue melirik Byan yang tengah tersenyum, senyum yang sangat manis dan membuat gue semakin terjatuh lebih dalam pada pesonanya.

"Makasih." Kata gue lirih.

"Atas?" Alis kiri Byan terangkat dengan kepalanya melihat ke arah gue walaupun cuman sebentar dan pokus kembali ke jalanan.

"Makasih udah buat aku berhasil move on dari Dion. Makasih mau menerima aku dengan semua kekurangan ku. Makasih udah menyadarkan aku bahwa aku bertindak salah dengan tidak bisa melupakan Dion. Makasih untuk semuanya By." Gue tersenyum tulus ke arah Byan.

"Sama-sama, aku gak perlu ucapan terima kasih kamu Reva, cukup kamu selalu ada di sampingku itu udah cukup."

"Byan!"

"Hmmm."

"Aku setuju kamu kuliah di Landon. Aku bakal nunggu kamu tapi dengan satu syarat!" Kata gue dengan suara agak tegas.

"Apa?"

"Jaga cinta dan kesetiaan kamu!"

"Hahahaha ternyata kamu posesif juga yah." Byan tertawa dengan puasnya.

"Aku nggak posesif, kamu kali yang posesif sama aku!"

"Okey aku bakal jaga cinta dan kesetiaan aku."

"Hmm kita sekarang ke dufan yah?" Lanjut Byan.

Love and PromiseWhere stories live. Discover now