Selesai

19 2 0
                                    

Selesai sholat subuh tadi, Byan kembali bergelung dengan selimut sambil memeluk Guma.

Sedangkan gue sedang duduk di atas kloset di kamar mandi. Jantung gue berdetak kencang, menunggu hasil task pack. Yah setelah Guma berumur 1 tahun 5 bulan, gue dan Byan memutuskan untuk berhenti program KB dan berencana menambah momongan, namun sampai Guma berumur 2 tahun 1 bulan belum ada tanda-tanda bahwa gue hamil. Tetapi setelah keanehan yang gue rasakan dari mood gue yang naik turun, dan nafsu makan meningkat ditambah ketika mengecek jadwal haid gue telat hampir 3 minggu. Gue berharap ini pertanda gue hamil, dan akhirnya memutuskan untuk melakukan task pack.

Gue menatap tangan gue yang sedang memegang task pack, gue harus ikhlas kalau gue belum hamil jika memang hasil dari task pack itu negatif.

Gue menatap tangan gue yang sedang memegang task pack, gue harus ikhlas kalau gue belum hamil jika memang hasil dari task pack itu negatif

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hasil menunjukan bahwa gue hamil, gue menangis bahagia. Byan ingin sekali menimang adik Guma, dan sekarang keinginan dia bisa terwujud.

"Dear lagi apa di dalam?" Byan mengetuk pintu kamar mandi dengan pelan.

"Bentar By." Gue menyembunyikan task pack itu di saku celana, lalu mencuci tangan dan muka. Setelah itu, langsung membuka pintu.

"Aku khawatir kamu kenapa soalnya gak ada suara apapun di kamar mandi." Byan langsung memeluk gue erat.

Gue berencana akan menyembunyikan kehamilan ini, dan akan memberikan kejutan untuk dia 3 hari lagi tepat ketika dia berulang tahun.

Siang harinya gue dan Guma pergi ke dokter kandungan. Kita berdua antri menunggu panggilan, gue lihat banyak pasangan juga disini.

"Nyonya Revanya Adira Sandero." Seorang suster memanggil nama gue.

Gue menuntun Guma masuk ke dalam ruangan dokter, lalu duduk di depannya.

Setelah memeriksa kandungan gue, rasanya gue pengen nangis bahagia. Bagaimana tidak gue dan Byan hanya berharap memiliki anak 1 lagi, tapi Tuhan malah ngasih 2 anak sekaligus.

 Bagaimana tidak gue dan Byan hanya berharap memiliki anak 1 lagi, tapi Tuhan malah ngasih 2 anak sekaligus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Anggap aja ini hasil USG 1 bulan yah karena gue gak nemu hasil USG nya waktu nyari)

Usia kandungan menginjak 1 bulan lebih 1 minggu. Gue bakal kasih kabar ini untuk Byan ulang tahun.

Byan itu terlalu romantis jadi cowok, jadi gue bingung kalau setiap dia ulang tahun mau kasih apa. Sedangkan kalau gue ulang tahun dia suka ngasih kejutan tak terduga bahkan gue aja suka dikasih kejutan lebih dari 1 kali.

Contohnya tahun kemarin, dia ngasih kejutan di restoran mewah dengan dekorasi sedemikian rupa sehingga terlihat cantik dan itu membuat gue menangis bahagia. Oh iya Byan juga ngasih liburan ke tempat yang gue mau, dengan fasilitas yang super nyaman dan tentunya sangat mewah.

*********
3 hari kemudian

Gue menanti jam 12 malam. Byan kayaknya kecapean dan kelihatan sakit, gue dari kemarin sengaja cuek sama dia makannya gue gak tahu dia sakit apa, dia sempat nanya si gue kenapa tapi gue bilang gak papah.

Gue membawa kue ulang tahun dan sebuah kotak putih berisikan kado hasil task pack dan juga foto hasil USG.

Gue lihat Byan tertidur pulas, dan wajahnya tampak pucat. Gue menaruh kue di atas nakas samping ranjang dan menaruh kadonya juga di sana.

"By bangun By." Gue menggoyangkan badan Byan.

Byan membuka matanya perlahan, dia tampak bingung melihat gue.

"Hmmm ada apa?" Kata Byan masih dengan mata mengantuknya, lalu duduk di atas ranjang.

Gue mengambil kue ulang tahun yang sudah dinyalakan lilinnya, lalu menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Lalu Byan meniup lilinnya, dan sebuah senyuman manis terukir indah di sudut bibirnya.

"Nih kado buat kamu, maaf jika gak sesuai ekspektasi kamu yah By." Gue menaruh kue ulang tahun, lalu mengambil kotak berwarna putih di atas nakas.

"Padahal aku gak dikasih beginian aja udah bahagia banget, gak perlu kamu pake acara cuekin aku demi ngasih kejutan dear, karena aku tersiksa liat kamu kaya gitu." Byan tampak merajuk sambil mengambil kotak di tangan gue.

Langsung saja gue cium pipinya, Byan tampak menggemaskan dengan tingkahnya. Setelah itu, Byan membuka kotak putih dengan wajah penasaran.

"Dear ini benerankan?" Byan menatap gue mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

"Iya By beneran, kamu bakal punya anak kembar."

"Makasih dear." Byan memeluk gue erat, tangis bahagia yang Byan keluarkan membuat gue ikut menangis.

"Aku bahagia banget dear, makasih yah udah wujudkan keinginan aku, Guma bakal punya adik lagi." Byan melepaskan pelukannya lalu mencium wajah gue beberapa kali.

"Hay anak-anak papah." Byan langsung mengelus perut gue dengan pelan, lalu menciumnya. "Papah menunggu kalian lahir twins." Lalu Byan menatap mata gue, dengan tangan yang memegang pipi gue.

"Dear aku gak tahu harus bagaimana, aku bahagia banget." Air mata Byan lagi-lagi keluar, dan gue mengusapnya pelan.

Tak lama wajah Byan tampak menahan sesuatu, Byan langsung lari ke wastafel di kamar mandi dan langsung muntah. Gue langsung lari ke arah Byan.

"Gak usah lari dear."

"Iya." Gue berdiri dibelakang Byan, dan memijat tengkuknya. Wajah Byan semakin pucat, dan tampak tak bertenaga.

"Aku kayaknya ngalamin mual muntahnya ibu hamil yah dear. Kaya yang dulu kamu alamin."

Gue baru sadar, kalau semua pase mual dan muntah dialamin Byan dari kemarin, sedangkan gue tampak biasa saja dikehamilan ini kecuali mood gue yang kacau sih.

Gue sangat bersyukur Tuhan kasih gue dan Byan kepercayaan ini. Gue berdoa semoga gue dan Byan akan tetap bersama sampai tua nanti, dan hidup bahagia bersama anak-anak kita.

Selesai

Udah yah udah selesai alias tamat, makasih atas semuanya yah. Jangan lupa baca juga novel aku yang lain.😍😘

Love and PromiseWhere stories live. Discover now