part 7

334 12 0
                                    

Malam Minggu enaknya keluar dan menghabiskan malam dengan jalan-jalan sama teman. Tapi berbeda dengan gue, sekarang gue ada di ruang kerja Papah menunggu sidang dadakan karena Mama dan Papah pulang dari Australia sore tadi tanpa memberitahu gue.

Sidang dadakan ini terjadi karena jam 11 malam gue baru pulang habis nongton dan jalan-jalan sama Riana, dan rencananya dia mau ajak gue nginep di rumahnya tapi ngga jadi karena Papah marah besar sama gue.

Siaplah gue kena marah Papah, dan setelah ini Papah bisa berubah menjadi singa atau macan yang sedang marah.

"Dira abis dari mana kamu jam segini baru pulang apa itu yang namanya anak gadis?" Papah marah dan Papah mengebrak meja kayu di depan gue, dan gue hanya diam nunduk.

"Jawab?" Papah membentak gue dan Mama hanya mampu mengelus lengan kiri Papah dengan lembut mencoba menenangkan Papah.

"Kenapa kamu pakai angkutan umum kenapa gak pakai mobil kalau kamu gak suka nyetir tinggal ngomong aja ke pak Supri untuk nganterin kamu kan, dan kalau kamu pakai angkutan umum kamu bisa kenapa-kenapa papah takut kamu terluka!" Papah marah mukanya sangat menyeramkan, dan tatapan matanya seperti siap menerkam orang di depannya.

"Jawab papah Dira jangan diam gini papah gak suka!" Papah membentak gue, dan air mata lolos keluar dari mata gue. Gue mengangkat kepala gue.

"Dira hanya butuh perhatian Mama sama Papah, Dira hanya ingin Papah sama Mama ngerti bahwa Dira itu butuh kasih sayang dari Mama Papah, Dira iri sama teman-teman Dira mereka selalu dapat perhatian sedangkan Dira Papah sama Mama jarang kasih perhatian, Papah dan Mama sibuk sehingga gak pernah telepon Dira, kalau Dira telepon duluan gak pernah di angkat, Dira gak butuh harta Dira hanya butuh Mama sama Papah!" Gue menangis sekencang-kencangnya, dan pergi dari ruang kerja Papah.

Gue membanting pintu kamar lalu menguncinya. Gue dengar bonyok gue ribut dan inilah kehidupan gue bonyok gue gak ada yang sayang sama gue.

Mulai gue lahir sampai gede begini selalu jauh dari bonyok. Gue selalu terasingkan, apa gue anak angkat? Jawabannya salah karena gue emang anak bonyok tapi kenapa gue merasa terasingkan.

"Papah tuh harusnya ngerti, Dira itu butuh kita tapi kenapa Papah selalu aja lupa sama Dira, Mama mau nelepon Dira Papah selalu larang dan setiap Dira telepon Papah gak angkat, pah inget Dira itu anak kita harusnya Papah relain Mama jaga Dira disini!" Mama terisak.

"Maafin Papah mah Papah salah." Itulah suara pertengkaran Mama dan Papah yang gue denger.

Gue hanya mampu menangis sampai alam mimpi menjemput gue.

Pagi-pagi gue sudah kabur dari rumah, gue malas dengar omongan bonyok gue. Gue turun tangga menuju lantai satu.

"Sayang kamu kenapa?" Gue liat Papah menggendong mama keluar kamar mereka yang ada di lantai satu.

"Papah kenapa Mama pah?

"Mama kelelahan karena menangis semalaman." Gue ingat Mama kalau kelelahan langsung pingsan.

"Udah berapa jam mama pingsan pah?" Gue khawatir akan keadaan Mama, walaupun gue masih marah sama bonyok gue sih.

"Udah 4 jam ayo bawa Mama ke rumah sakit!" Papah terlihat sangat khawatir.

Gue duduk di belakang dan Papah menyetir mobil, gue liat Mama wajahnya sangat pucat.

Sampai di rumah sakit Mama langsung di periksa dan kata dokter Mama hanya kelelahan, tapi Mama harus di rawat karena dehidrasi dan juga darah rendah yang memang selalu di derita mama.

Gue masuk ke ruang Mama di rawat dan Mama udah sadar dari pingsannya, gue mendekat ke arah Mama, dan Papah juga lagi keluar cari makanan untuk kita.

"Mama maafin Dira karena Dira mama jadi seperti ini." Kata gue penuh penyesalan, lalu mencium tangan mama lama.

"Mama sama Papah yang harusnya minta maaf sama kamu, Mama udah tega nelantarin kamu sayang." Mama menangis dan membelai rambut gue lembut.

Gue menghapus air mata Mama lalu mencium pipi kiri kanan dan kening lalu memeluk mama erat, melepas kerinduan gue sama Mama.

"Dira udah maafin Mama sama Papah, tapi Dira gak mau liat Mama kaya gini Dira sayang sama Mama." Gue menangis di pelukan Mama.

"Mama juga sayang sama kamu peri kecil Mama, kamu segalanya buat Mama, Mama gak peka sama kamu harusnya Mama selalu ada buat kamu ngedukung kamu jagain kamu dan sayangi kamu sayang." Kata Mama lembut dan penuh penyesalan lalu Mama menangis lagi. Gue melepas pelukan gue lalu menghapus air mata mama.

"Mama udah jangan nangis lagi Dira udah maafin Mama sama Papah kok, jadi Mama berhenti nangis yah." Gue membujuk Mama.

Papah datang membawa makanan, Mama tersenyum tulus melihat papah. Mama tak pernah suka makanan rumah sakit jadi setiap Mama dirawat selalu bawa makanan dari rumah atau beli di luar.

"Mah Dira suapin Mama yah?"

"Tapi kamu kan harus makan sayang nanti kamu sakit."

"Ngga Dira pengen suapin Mama boleh yah mah?"

"Tapi dira makan berdua yah sama mama!" Gue mengangguk setuju.

Papah tersenyum melihat gue, dan gue merasa bahagia bisa makan bersama mereka karena hal ini sungguh jarang terjadi.

Setelah makan Papah meminta gue mendekat ke arahnya yang sedang duduk di sofa. Papah menatap bola mata gue lalu mencium kening gue dan memeluk gue.

"Sayang maafin Papah yah Papah salah sama kamu Papah udah nganggep kamu gak ada, Papah sayang sama kamu nak Papah takut kehilangan kamu Papah janji Papah bakal tetap di Indonesia dan jalankan perusahaan papah yang ada di sini dan yang di luar negri papah akan serahkan sama orang kepercayaan Papah biar dia yang ngurus, Papah sayang sama kamu peri kecilnya Papah." Gue rasa Papah menitikan air matanya gue merasa kaget seumur gue hidup baru sekarang gue liat Papah nangis begini.

"Dira juga udah maafin Papah Dira sayang banget sama Papah, Dira pengen Papah sama Mama selalu ada buat Dira."

"Papah sama Mama janji sayang Papah akan jagain kamu, Papah gak akan ninggalin kamu lagi Papah janji sayang."

Gue tiduran di pangkuan papah, dan papah terus membelai rambut gue. Hari ini gue bahagia keinginan gue bisa terwujud gue sangat bersyukur.

Bersambung...........

Author note
Inilah alasan kenapa Reva gak mau pakai fasilitas yang di berikan bonyok nya alasan nya adalah reva gak butuh harta, hanya butuh bonyok nya yang selalu ada di sisinya dan mendukung dia.

Dan saya hanya mau ngucapin terima kasih buat yang udah baca cerita saya tolong tinggalkan jejak yah (komentar dan sarannya)😉😉😉

Love and PromiseWhere stories live. Discover now