part 16

273 7 0
                                    

Bila kau tak mencintaiku, kenapa kau membuatku terlalu berharap banyak darimu? Hingga rasa sakitlah akhir dari semua rasa cintaku untukmu.
_____________________________

Gue pergi ke atap gedung sekolah, semoga gue gak ketemu Byan di sana dan Byan tidak mencari gue. Gue berdoa dalam hati.

Langit terlihat sangat cerah. Gedung-gedung dan rumah terlihat jelas di sini. Suasana yang tenang menurut gue.

Gue duduk sambil memejamkan mata. Bayangan-bayangan kejadian kemarin saat ulang tahun gue berputar.

Air mata gue turun begitu saja. Gue bahagia akhirnya gue bisa move on dari Dion dan gue mulai jatuh cinta sama Byan, tapi gue serasa jatuh ke jurang saat mengetahui apakah Byan mencintai gue atau ngga?.

Gue hanya ingin menyendiri untuk saat ini, gue butuh ketenangan agar gue bisa berpikir jernih.

Semilir angin menerpa rambut gue membuat rambut gue bergerak di terpa angin. Gue membuka kelopak mata gue perlahan.

"Lo mau kemana Byan?" Kata seorang cewek. Gue langsung membalikan badan gue. Gue melihat Byan sedang menarik tangan cewek, dia sangat cantik. Apa bener yang gue duga bahwa Byan memang tak mencintai gue? Gue segera mencari tempat bersembunyi.
 
Byan dan cewek itu duduk.

"Lo mau ngomong apa si By?"

"Rencana gue berhasil Key."

"Berati bener lo udah ngasih kado itu ke si Reva?"

"Ya gue harap dia cinta sama gue setelah itu gue akan campakan dia karena gue udah ada lo."

"Serius lo tega banget loh sama dia padahal dia cantik dan baik loh."

"Gue gak suka bekas Key, apalagi dia bekas pacar sahabat gue, gue mending cari yang lain aja yang masih fresh gitu seperti lo."
 
Cewek itu tertawa. Air mata gue turun begitu saja, gue langsung pergi dari tempat itu namun sialnya gue malah nabrak balok kayu membuat balok kayu itu terjatuh, Byan dan cewek itu langsung melihat gue. Mata Byan melotot kaget begitupun dengan cewek itu.

"Reva!" Kata mereka kompak.

Gue mengusap air mata gue kasar dan tangan gue keluar darah akibat goresan balok kayu yang terjatuh tadi.

Byan menghampiri gue dan gue langsung lari dari sana tapi belum selangkah gue lari tangan Byan udah memegang tangan gue.

"Apa yang lo.."

"Cukup gue gak butuh penjelasan lo lagi gue udah tau semuanya!" Kata gue marah dan langsung menyentakkan tangan Byan agar melepaskan tangan gue namun tak berhasil.

"Dear lo denger dulu penjelasan dari gue!"

"Apa lo bilang dear ingat gue bukan pacar lo jadi stop lo panggil gue dengan nama menjijikkan seperti itu lagi dan satu lagi gue akan lupakan bahwa gue pernah kenal lo!" Gue marah yah jelas hati siapa yang gak sakit dengar cowok yang begitu perhatian sama lo dan buat lo jatuh cinta ternyata cuman mau mainin perasaan lo aja. Gue melepaskan cekalan tangan Byan dan akhirnya berhasil. Gue langsung pergi dari tepat itu tapi sebelum itu gue memandang wanita itu sinis, lalu gue lari dan Byan pun mengejar gue.

"Reva tunggu!" Byan berteriak di belakang gue dan gue berlari semakin kencang.

"Reva lo harus dengar penjelasan gue dulu!" Lagi-lagi Byan teriak dan gue mencoba acuh sambil menahan tangisan gue agar gak keluar.

Pulang sekolah gue jalan bersama Riana, dia terlihat bingung melihat gue menangis ya jelas gue belum cerita semuanya sama dia.

"Reva!" Sebuah suara dari belakang memanggil nama gue.

Gue dan Riana terdiam, Riana membalikan badannya sedangkan gue ngga.

"Ada apa Byan?"

"Gue mau ngomong ke Reva!" Gue langsung pergi meninggalkan mereka.

"Reva lo mau kemana?" Teriak Riana, gue lari dari sana dan Byan mengejar gue, sedangkan Riana hanya diam tak mengerti kenapa gue menjauh.

"Reva berhenti gue mau ngomong sama lo!"

Gue sampai di depan gerbang sekolah. Angkutan umum tidak ada satu pun yang lewat gue harus gimana. Gue berlari semakin kencang, tapi Byan juga semakin menambah kecepatan larinya. Hingga dalam jarak yang dekat, dia langsung menarik tangan gue lalu memeluk gue.

"Lepasin gue!"

"Reva suer gue cuman..."

"Cuman mencintai dia ya udah kalian tinggal jadian aja apa susahnya kalian cocok kok, gue dukung tapi jangan harap lo bisa temenan lagi sama gue. Lo harus tau hati gue sakit tau dengar lo cuman mau mainin perasaan gue. Gue juga punya hati lo harus tau itu!" Kata gue sinis sambil terus mencoba melepaskan pelukannya tapi tidak berhasil.

"Gue cinta sama lo Reva, tadi gue hanya bercanda sama Keyla, lagian dia juga udah punya Nando buat apa gue cinta sama dia gue..."

"Perasaan orang lo buat bahan bercanda tega lo dan basi ngomong cinta udah telat gue gak cinta sama lo, sekarang mending lo lepas aja deh pelukan lo gue jijik!" Gue berbohong sama perasaan gue, gue emang mencintai dia tapi gue udah terlanjur sakit hati sama dia.

"Reva gue gak akan lepasin pelukan gue. Gue jujur sayang sama lo, apa lo gak tau itu? Gue cinta sama lo Reva!"

"Basi cepat lo lepaskan pelukan lo atau gue..."

"Atau apa! Lo bakal tampar gue atau hajar gue. Gue rela asal lo maafin gue." Gue menginjak sepatunya Byan, refleks Byan melepaskan pelukannya. Setelah itu gue lari dan masuk ke mobil Riana yang memang menunggu gue di depan gerbang.

Gue menangis sekencang-kencangnya di dalam mobil. Riana memberikan gue tisu.

"Reva lo kenapa?" Tanya Riana dengan suara lembut.

"Kenapa gue mencintai orang yang salah Ri, gue berhak bahagiakan? Gue pengen nyusul Dion karena dia cinta pertama gue sekaligus orang yang menyayangi gue tulus."

"Reva lo sadar Rev, Dion udah gak ada jangan buat dia gak tenang di sana."

"Gue sakit Ri gue..." Air mata gue keluar begitu saja.

"Sabar Rev, tenangin dulu hati lo terus lo cerita apa masalahnya."

"Gue sakit Ri gue benci, gue benci banget udah mencintai dia cowok berengsek kaya dia. Dia udah mainin perasaan gue sakit Ri hati gue."

"Sabar yah, emang siapa si cowok itu? Apa cowok itu Byan, kalau cowok itu memang bener dia, awas aja tuh anak gue hajar sampe tulang-tulangnya patah semua!"

"Pulang aja ke rumah yah Ri, gue malas ikut jalan-jalan ke mall nya." Gue mencoba mengalihkan pembicaraan gue.

"Ya udah gue anterin lo."

Bersambung.......

Author note
Nyesek si byan nya jahatttt😭😭😭

Love and PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang