Part - 46

7.2K 384 3
                                    

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

"Cinta di matamu untukku telah sirna, tapi namamu terukir rapi di relung hatiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cinta di matamu untukku telah sirna, tapi namamu terukir rapi di relung hatiku."

***

"Tapi Syifa," rintih Zidan.

"Zidan tolonglah!" tukasku.

"Saya tidak menahan kamu Syifa!" pekik Zidan.

Aku menoleh ke arah Zidan dan ternyata kerudungku tersangkut di pinggir tempat tidur. Aku merasa malu dan bergegas aku melepasnya, kemudian berlalu.

***

"Ini ... minum dulu obatnya," ucapku memberikan obat dan segelas air.

Zidan pun meminumnya, lalu aku membantu Zidan merebahkan tubuhnya dan memakaikannya selimut untuk beristirahat.

"Syifa," kata Zidan menahan langkahku dengan mencekal tanganku.

Aku melepaskan tangan Zidan perlahan dan menoleh ke arahnya. "Ada apa Zidan?" tanyaku singkat.

"Maafkan saya," ucapnya.

"Ehm ... jangan minta maaf Zidan, ini bukan salah kamu. Ini salah aku yang terlalu meyakini cinta dan memaksakan kehendakku," jelasku sambil tersenyum. "Mulai sekarang, kamu gak perlu memaksa untuk mengingat atau pun mencintai aku dan juga anak-anak. Aku akan urus perceraian kita yang sah dan setelah itu aku dan anak-anak akan pergi. Kamu bisa menikahi Ayesha setelah semua itu," tambahku dengan senyuman tanpa melihat ke arah Zidan.

Mataku mulai berkaca-kaca. Tak kuasa membendung air mataku. Apapun itu. Intinya aku merasa sangat sakit, tapi aku harus melakukannya, karena percuma saja aku mempertahankan dia yang tidak mencintaiku dan tentunya hal itu akan membuat Zidan tidak bahagia.

"Kamu istirahat," ucapku berlalu.

***

"Mah,... Syifa harap, Mamah setuju dan mendukung keputusan Syifa ini," tuturku setelah menjelaskan semua yang sedang terjadi pada ibu mertua.

"Baiklah nak kalau itu mau kamu, tapi satu permintaan Mamah. Jangan berpisah dari Zidan sebelum anak kalian lahir dan Zidan tidak boleh menikahi Ayesha," terang ibu mertua.

Aku menatap sendu ibu mertua dan mengangguk.

"Tapi nak, jujur saja Mamah tidak akan sanggup untuk berpisah dengan kamu dan juga anak-anak," ungkap ibu mertua menangis. "Dan mengenai anak-anak, Mamah gak tega melihat mereka menjadi korban perceraian kalian," tambah ibu mertua.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang