Part - 02

12.7K 686 20
                                    

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

"Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu."

***

Sungguh pertemuan itu mengejutkanku. Aku tidak tahu apa maksud kedatangan pria itu bersama dengan keluarganya.

"Syifa ... ayo duduk sini sayang di samping Ibu," ujar ibu melihatku yang masih berdiri di ambang pintu.

"Ehm ... iya Bu," sahutku singkat dan beranjak duduk di samping ibuku.

Aku tak percaya kedatangan Fatir bersama dengan keluarganya untuk mengkhitbahku.

Fatir Hidayatullah teman SMP ku. Dia anak yang baik dan terkenal sholeh. Ibuku menyetujui khitbah itu tanpa seizinku. Aku merasa sangat kesal pada ibu.

Fatir datang bersama dengan dua orang yang wajahnya sangat asing bagiku. Ujar Ibu, mereka adalah paman dan bibinya Fatir.

"Lama banget sih ... aku capek, mau rebahan. Lagian Ibu main setuju saja sama khitbahnya. Aku itu gak suka dijodoh-jodohin begini," batinku kesal.

"Baik Bu Rima ... mungkin perbincangan kita cukup sampai di sini dulu. Kami pamit pulang," ucap pamannya Fatir.

Semua orang bangkit dari tempat duduknya, berpamitan dan berlalu.

"Assalamualaikum Ibu Rima, Syifa, " tutur bibinya Fatir.

"Walaikumssalam," sahutku dan ibu bersamaan.

***

Sejujurnya aku tidak suka dengan keputusan ibu, tapi rasa cintaku pada ibu lebih besar, dari pada rasa tidak sukaku pada keputusan ibu. Apa pun itu aku yakin pasti yang terbaik untukku.

Fatir anak yang sholeh dan aku merasa sangat tidak pantas untuk bersanding dengan Fatir.

Ibarat kata, aku terlalu astagfirullah untuk Fatir yang masya Allah.

"Ibu ... aku mau bilang sesuatu sama Ibu," ungkapku menunduk.

"Ya sayang, kita bicara nanti aja. Ibu yakin kamu pasti capek. Jadi, kamu mandi, rehat, lalu sholat. Nanti setelah isya, kita pergi menghadiri undangan makan malam di resto Agna, bersama keluarga Fatir." Jelas Ibu.

Seketika mataku terbelalak lebar mendengar nama resto Agna.

"Resto Agna adalah resto tempatku bekerja. Bagaimana mungkin aku datang ke resto itu dengan pakain syar'i seperti ini. Kalo seseorang melihatku dan melaporkannya sama Ibu, pasti aku bakal ketahuan sudah membohongi Ibu. Aku mau jujur dan Ibu harus tau dari aku, bukan dari orang lain. Aku gak siap jika harus malu di depan keluarga fatir." Batinku cemas dan jantungku berdegup kencang dan perasaan bercampur aduk.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang