Part - 29

5.8K 318 1
                                    

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

Jangan lupa follow NurlinSugar768Vote dan komennya, jangan lupa juga yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Salah satu anugerah yang Allah berikan kepadaku adalah kamu, istriku."

***

"Lain kali tolong lebih berhati-hati dan fokuslah dalam melakukan sesuatu," tutur Zidan dingin sambil mengobati lukaku.

"Sebenarnya kamu kenapa Zidan?" tanyaku pelan.

"Mamah," kata Raynal dan Rayhan berlari menghampiriku.

"Raynal ... Rayhan, Papah dan Mamah Maryam mau makan di luar. Cepat bersiap kalau kalian mau ikut," jelas Zidan berlalu menghampiri Maryam dan meninggalkanku tanpa kata.

Air mataku menetes dan dadaku terasa sesak. Aku benar-benar tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"Tante Maryam Pah, bukan Mamah. Mamah kami cuma Mamah Syifa!" tukas Raynal dan Rayhan kesal

"Terserah kalian, kalau mau ikut Papah cepat bersiap. Papah sudah lapar," ujar Zidan.

Seketika tangis Raynal dan Rayhan pecah dan berlari memeluk erat diriku. Ica terdiam tak mengerti dengan suasana ini. Zidan berlalu meninggalkan kami semua bersama Maryam.

Zidan Pov

"Maafkan saya As-Syifa ... saya tidak ingin melakukan ini, tapi kamu yang memaksa saya. Apa yang kamu lakukan bersama Revan benar-benar membuat saya sakit," batinku.

Aku menuju garasi mobil dan di depan rumahku bersama Maryam, aku bertemu dengan Revan yang hedak menuju pintu rumahku.

"Pak Zidan," sapa Revan santai menjulurkan tangan padaku.

"Hmmm ..." sahutku singkat menerima jabatan tangan Revan.

"Apa kabar?" tanya Revan.

"Baik ... tolong jangan terlalu sering mengunjungi perempuan yang sudah bersuami. Jika tidak mau terjadi fitnah dan zina apapun alasan kamu!" jelasku kesal.

"Maaf Pak Zidan bisa diperjelas?" tanya Revan lagak tak mengerti.

Syifa keluar bersama dengan anak-anak.

"Abi," panggil Ica dari kursi rodanya.

"Ica," sahut Revan.

Aku merasa sangat panas dengan pemandangan itu. Aku pun memutuskan berlalu bersama dengan Maryam tanpa menoleh ke arah mereka termasuk Syifa.

"Papah!" rengek Rayhan.

"Papah sudah bilang kalau mau ikut cepat bersiap," kataku berpaling ke arah mereka.

Air mata Syifa jatuh menetes membasahi niqabnya, aku sudah tak tahan berlama-lama seperti ini dengan istriku, Syifa.

Syifa Pov

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang