Part - 14

7.5K 428 3
                                    

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

Jangan lupa follow NurlinSugar768Vote dan komennya, jangan lupa juga yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mencintai itu kata kerja. Dicintai itu kata sifat. Tapi, cinta itu bukan kata benda. Cinta adalah kata hati."

***

"Raynal," kata ibu dari arah belakang menghampiriku dan anak-anak.

Aku melihat ke arah ibu dan seketika Maryam yang berdiri di ambang pintu itu sudah menghilang.

"Raynal kenapa menangis nak dan kenapa pintu dibiarkan terbuka?" tanya ibu heran.

"Tadi ada tan---"

"Gak ada Bu, tadi Syifa lagi gemas aja sama Raynal. Syifa gak sengaja cubit keras Raynal," elakku memotong ucapan Rayhan.

Aku tidak ingin membuat ibu cemas dengan mendengar pernyataan Maryam tadi.

"Ya ampun ... Syifa kamu itu ada-ada saja," kata ibu beranjak untuk menutup pintu.

Ibu berlalu kebelakang kembali. Aku menenangkan Raynal. Aku mengusap air mata Raynal.

"Raynal gak usah sedih sayang. Apa pun yang terjadi, Mamah gak akan pisah dari papah kalian atau pun meninggalkan kalian," jelasku mencoba untuk meyakinkan Raynal.

Ini pertama kalinya aku bersentuhan dengan si kecil Raynal. Aku sangat menyayangi Raynal dan Rayhan, tapi selama ini mereka tak pernah memelukku atau pun bersentuhan denganku.

"Mamah jangan tinggalin Papah, Raynal, dan Rayhan yah Mah," pinta Raynal merengek.

Rayhan hanya terdiam melihat Raynal dan aku.

"Insya Allah ... Mamah gak akan ninggalin kalian apa pun yang terjadi," tegasku.

Rayhan mendekatiku dan ikut memelukku.

😇😇😇

Aku baru saja selesai menunaikan sholat ashar dan aku duduk atas di tempat tidurku. Entah mengapa, perkataan Maryam tadi terus saja membayangiku. Aku  penasaran dengan masa lalu Zidan dan Maryam.

Aku takut jika Maryam mengambil Zidan dariku. Aku tidak tahu, akan jadi apa diriku tanpa Zidan.

Drettt ... drettt
Ponselku bergetar dan bergegas aku mengambilnya lalu menjawab panggilan masuk itu.

"Assalamualaikum Zidan," ucapku.

"Walaikumssalam sayang," sahut Zidan lembut.

"Ada apa Zidan?" tanyaku.

"Ada yang gawat As-Syifa," tutur Zidan dengan nada serius.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang