Part - 23

6.1K 342 8
                                    

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

Jangan lupa follow NurlinSugar768Vote dan komennya, jangan lupa juga yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di langit yang kau tatap, ada rindu yang kutitip."

***

"Maaf ... lain kali hati-hati," kata Revan dingin dan mengalihkan pandanganya.

"Maaf ... terima kasih," ucapku singkat menunduk.

Aku tidak tahu, jika tidak ada Revan yang menangkapku, apa yang terjadi pada kandunganku lagi. Kandunganku sangat lemah dan rentan akan benturan kecil sekali pun.

Aku berlalu meninggalkannya bersama dengan Raynal dan Rayhan. Aku takut akan perasaanku pada Revan.

***

Aku dan anak-anak sedang di dalam mobil untuk perjalanan pulang ke rumah.

"Ehmm ... Mamah boleh tanya sama kalian lagi tentang Ica?" tanyaku melihat ke arah Raynal dan Rayhan yang sedang memainkan robot mereka.

"Why not Mah?"Rayhan menaikan alisnya.

"Di mana Ibunya Ica?" tanyaku penasaran.

"Raynal ... aku gak tau di mana Ibu Ica," ujar Rayhan berbisik pada Raynal, samar terdengar olehku.

"Ehmm ... Ibu Ica udah gak ada Mah. Sejak awal kami kenal Ica, Ica cuma tinggal sama Om Bakhri. Om Bakhri yang selalu antarin Ica pake kursi rodanya," jelas Raynal.

***

Perjalanan pulang 15 menit menuju rumah akhirnya selesai. Kami pun tiba, Raynal dan Rayhan langsung berlari untuk mencari ibu dan hendak mencium punggung tangan Ibu.

"Assalamualaikum Eyang ... Eyang," panggil Raynal dan Rayhan bersamaa.

Seketika persaanku menjadi tidak enak. Tak biasanya ibu seperti ini. Biasanya ibu selalu menyambut kepulangan Raynal dan Rayhan di ruang tamu. Untuk hari ini, ibu tidak mungkin lupa.

"Mah ... Eyang di mana?" tanya Raynal cemas.

"Eyang lagi main petak umpet Nal sama kita," ujar Rayhan terus mencari.

"Kita cari Eyang di kamar yah sayang. Siapa tau Eyang lagi sholat atau ketiduran," jelasku.

Aku dan anak-anak menuju kamar ibu. Sesampainya di kamar Ibu, aku benar-benar terkejut melihat jbu tergeletak tak sadarkan diri di lantai. Bergegas aku dan anak-anak berlari menghampiri ibu.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang