Part - 34

5.6K 318 5
                                    

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

"Setahan-tahanya orang bertahan, ada masanya dia harus pergi dan melepaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setahan-tahanya orang bertahan, ada masanya dia harus pergi dan melepaskan."

***

"Mah ... coba Mamah hubungi Fatir sekarang Mah," titah ayah mertua.

"Iya Pah," sahut ibu mertua.

Ibu mertua mencoba untuk menghubungi Fatir dan seorang dokter datang menghampiri kami.

"Pak Andi, saya datang untuk memberi kabar baik. Zidan telah melewati masa kritisnya dan sejak dalam masa kritisnya dia terus saja menyebut nama Ayesha. Saya rasa, dia harus dipertemukan dengan Ayesha. Nampaknya Zidan sangat membutuhkan Ayesha saat ini," jelas dokter itu.

Seketika bulir-bulir air mataku berjatuhan membasahi pipiku. Aku merasa senang, karena suamiku telah melewati masa kritisnya. Namun, di sisi lain aku merasa sangat hancur, karena dalam keadaan tidak sadar suamiku malah menyebut nama wanita lain.

Ke dua mertuaku nampak terkejut mendengar penjelasan dokter itu. Dokter itu pun berlalu setelah memberi kabar pada kami semua.

"Nak, sebenarnya apa yang terjadi antara kamu dan Zidan. Siapa Ayesha? Bukankah dia istri Hadid?" tanya ibu mertua penasaran.

Aku berusaha menyembunyikan air mataku dari mertuaku. "Nggak ada apa-apa Mah. Syifa dan Zidan baik-baik aja. Lebih baik kita temui Zidan sekarang Mah. Syifa mau ketemu Zidan," ucapku mengalihkan topik pembicaraan.

"Nak, jangan sembunyikan apa pun dari Papah dan Mamah. Jika sampai Papah tau Zidan bersalah di sini, maka Papah tidak akan segan-segan berlaku kasar pada Zidan, karena telah menyakiti kamu istrinya." Geram ayah mertuaku.

"Mamah kok nangis," tutur Rayhan di sampingku.

"Iya Mah, jangan nangis ..." tambah Raynal.

"Syifa ... ada apa sebenarnya?" tanya ibu mertua lagi.

"Mah ... nggak ada apa-apa. Syifa menangis, karena terharu dan bersyukur sebab, Allah sudah selamatkan Zidan dari kecelakaan itu."

"Kamu yakin?" tanya ibu mertua ragu.

Aku tersenyum tipis dan mengangguk.

***

Ibu mertua menuntunku menggunakan kursi roda masuk ke kamar Zidan. Dari ambang pintu kamar, aku melihat Zidan yang sedang tak sadarkan diri dan samar-samar aku mendengarnya menyebut nama Ayesha.

Semakin kami mendekat, semakin jelas pula aku mendengar nama Ayesha dari bibir Zidan. Ayah mertua nampak kesal dan beranjak keluar meninggalkan kami semua.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang