Part - 42

6K 318 4
                                    

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

Jangan lupa follow NurlinSugar768Vote dan komennya, jangan lupa juga yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kupikir semua telah kembali normal, nyatanya hanya sebuah sandiwara."

***

Selepas aku menyiapkan pakaian Zidan dan aku pun hendak beranjak keluar kamar.

"Syifa!" panggil Zidan dari dalam kamar mandi menghentikan langkahku.

"Ada apa?" tanyaku.

"Tolong handukku," pinta Zidan.

"Oh ya ampun, selain lupa sama istri ternyata dia juga lupa bawa handuk."

Zidan membuka sedikit pintu kamar mandinya dan aku julurkan tanganku untuk memberikan handuknya.

"Ini handuknya," kataku.

Tak ada sahutan dari Zidan dan tiba-tiba saja Zidan menarikku masuk ke dalam kamar mandi itu bersamanya.

Tubuh Zidan masih basah dan dia sedang bertelajang dada. Zidan menatapku dan terus maju. Aku reflect menutup mataku di hadapannya dan mundur hingga tubuhku tersandar di dinding.

Tak sengaja tangan Zidan menyenggol keran shower dan shower yang berada tepat di atasku dan pun menyala. Tubuhku basah kuyup dan Zidan mandi untuk yang kedua kalinya.

"Duh ... Zidan ini mau apa sih? Aku kan belum mau mandi," batinku.

"Syifa ... kenapa kamu menutup mata kamu di hadapan saya?" tanya Zidan lembut tak biasa.

Zidan membuka niqabku dan terus menatapku. Perlahan aku membuka mataku dan membalas tatapannya. Tanpa aku sadari kedua tanganku telah menempel di atas dada bidangnya sejak tadi.

Zidan meraih tangan kananku dan mengecupnya tanpa mengalihkan pandangan dariku.

"Jari kamu kenapa?" tanya Zidan heran melihat jariku yang terbungkus plaster cepat.

Aku mulai menggigil kedinginan sehingga aku tak dapat berkata-kata lagi. Aku hanya diam membalas tatapan Zidan.

"Romantis Zidan sudah mulai kembali, apakah ini pertanda ingatan Zidan hendak kembali juga." Batinku bertanya-tanya.

Melihatku yang sejak tadi menggigil dan tak merespon setiap pertanyaannya, Zidan menatapku sambil melingkarkan kedua tanganku di lehernya, lalu menggendongku.

Zidan merebahkan tubuhku pelan-pelan di atas tempat tidur dan mematikan lampu kamar.

***

Hari telah sore dan aku baru saja terbangun dari tidurku. Aku terkejut, sebab aku sudah tak berada di kamar tadi dan pakaianku pun sudah menjadi kering.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang