Part - 37

5.5K 325 9
                                    

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

Jangan lupa follow NurlinSugar768Vote dan komennya, jangan lupa juga yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua terasa asing, padahal kita pernah sedekat nadi."

***

Hari telah pagi, dokter telah melepas selang infus di tanganku dan aku sudah dinyatakan sehat.

"Mah ... kita pulang sekarang yah," tutur Raynal datar.

"Eh ... sayang. Mamah memang sudah sembuh,tapi Papah kalian masih sakit. Kita harus merawat dan menjada Papah di sini yah," terangku sembari membenahi niqabku.

"Dia bukan Papah kami Mah, dia orang jahat!" tukas Raynal.

Rayhan menatap Raynal dengan wajah melas. Aku sangat mengerti bagaimana perasaan anak-anak akibat kata-kata Zidan semalam.

"Assalamualaikum," ucap mertuaku.

"Walaikumssalam," sahutku mencium punggung tangan mereka.

"Kek ... Raynal ikut Kakek pulang aja yah. Sekalian tolong bujukin Mamah pulang," pinta Raynal memeluk ayah mertua.

Ayah mertua terdiam sambil melirik ke arahku dan ibu mertua. "Ada apa sayang?" tanya ayah mertua menyetarakan tubuhnya dengan Raynal dan Rayhan.

"Permisi, keluarga Bapak Zidan Chrishtian. Bapak Zidan terus saja menyebut nama Ayesha. Saya pikir lebih baik Ayesha menemui Bapak Zidan sekarang," jelas salah seorang perawat.

Suasana menjadi hening dan aku mengangguk. Perawat pun berlalu dari ruanganku.

"Mah ... Syifa titip anak-anak. Syifa mau cari Ayesha untuk Zidan," jelasku.

"Syifa ... Papah tidak senang melihat ini. Kamu istri Zidan bukan Ayesha!" tukas ayah mertua.

Langkahku terhenti dan air mataku menetes mendengarnya. "Syifa juga gak senang dengan keadaan ini Pah, tapi demi Zidan. Syifa pasti akan lakukan ini," batinku sambil menghapus air mataku.

"Pah ... Zidan sedang sakit. Kita doakan aja semoga ingatan Zidan lekas kembali. Papah tenang aja," jelasku membalikkan tubuh ke arah mertuaku.

"Syifa pergi dulu yah," tambahku sambil tersenyum.

***

"Kamu sudah sehat?" tanya Ayesha menghampiriku.

Langkahku terhenti tepat di depan pintu ruang rawat Zidan. Aku menoleh ke arah Ayesha dan nampak, Ayesha sedang membawa makanan.

"Alhamdulillah," sahutku singkat.

"Ehm ... Syifa. Aku minta maaf untuk kelancangan bicaraku semalam," sesal Ayesha.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang