Part - 41

6.1K 322 2
                                    

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

Jangan lupa follow NurlinSugar768Vote dan komennya, jangan lupa juga yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sesaat ingin berhenti. Masa lalumu sangat mengusik dan melemahkanku."

***

"Iya Mah ... Syifa yakin dan di sini juga Ayesha akan membantu kita untuk mengembalikan ingatan Zidan," jelasku sambil tersenyum.

"Hmmm ... baiklah, kalau itu keputusan kamu. Mamah percaya sama kamu," tutur ibu mertua.

"Selamat bergabung di keluarga kami dan semoga kamu nyaman tinggal di sini," sambut ibu mertua.

Ayesha hanya tersenyum tipis dan mengangguk, lalu menunduk kembali.

"Ayo ikut saya. Saya akan antar kamu ke kamar kamu," ujar ibu mertua.

"Iya Tante makasih," sahut Ayesha.

Ibu mertua dan Ayesha berlalu menuju lantai atas. Aku memutuskan untuk menghampiri Zidan.

"Zidan," sapaku santai mengambil tempat duduk di sampingnya.

"Kamu mau ngapain dekat-dekat saya?" tanya Zidan kesal.

Zidan yang tadinya berbaring kini bangkit dan duduk sambil melirik sinis ke arahku. Aku melihat di meja telah tersedia segelas air dan obat Zidan. Aku tahu benar, Zidan pasti belum minum obatnya.

"Zidan ... kenapa kamu begitu kesal kalau aku di dekat kamu?" tanyaku lembut. "Kamu pasti belum minum obatkan?" tambahku.

"Kenapa kamu cerewet sekali!" tukas Zidan.

"Zidan ... aku cuma mau sembuh bukan cerewet. Kamu minum obat dulu yah,"ucapku.

Aku mengambilkan obat Zidan dan segelas air yang terletak di meja. Dengan wajah kesal Zidan menerima segelas air dan obat yang aku berikan.

"Sudahkan! Sekarang tinggalkan saya sendiri di sini atau saya yang akan pergi!" celetuk Zidan.

Aku menghela napas dan menggeleng-gelengkan kepalaku. Aku bangkit dari dudukku dan hendak beranjak, namun tak sengaja aku menginjak tali bajuku yang menjuntai ke lantai.

Aku nyaris terjatuh, namun Zidan dengan sigap menangkap pinggangku hingga kami saling bertatapan satu sama lain.

Zidan Pov

Aku merasa heran pada diriku. Aku ingin sekali membenci dan mengusir perempuan ini dari hidupku. Di hati kecilku mengatakan dia adalah istriku, namun logikaku menentang hal itu.

Aku merasa tak pernah bertemu dengan perempuan ini dan aku hanya mencintai Ayesha, jadi tidak mungkin aku menikahi perempuan lain selain Ayesha.

"Ya Allah, jika benar dia adalah istri hamba. Tolong berikan jalan dan petunjuk kepada hamba untuk menerima dan mencintainya. Hamba tidak peduli bagaimana pertemuan kami hingga kami bisa menjadi suami istri. Jangan biarkan hamba menjadi suami yang jahat hanya karena keegosian hamba," batinku masih menatap Syifa.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang