Part - 31

6K 341 6
                                    

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

"Sekuat apapun perasaanmu pada satu nama, pada akhirnya kamu akan tetap tunduk pada ketetapan Allah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekuat apapun perasaanmu pada satu nama, pada akhirnya kamu akan tetap tunduk pada ketetapan Allah."

***

Aku dan Zidan beranjak dari kamar untuk pergi menghabiskam akhir pekan di luar bersama dengan anak-anak.

Zidan membawaku dan anak-anak pergi kesebuah toko coklat dan lollipop terbesar. 'Candy Choco House', namanya.Aku merasa sangat senang sekali, namun sesaat aku meningat Revan ketika aku melihat coklat dan lollipop.

"Ada apa sayang? Kamu tidak senang?" tanya Zidan menghampiriku dan membuyarkan lamunanku.

"Ah iya ... enggak. Aku suka kok," sahutku.

"Kamu memikirkan apa As-Syifa?" tanya Zidan penasaran.

"Enggak ada apa-apa sayang," sahutku keceplosan menggunakan sebutan sayang.

Mataku membulat sempurna melihat ke arah Zidan dan aku segera menutup mulutku dengan tanganku. Pipiku mulai memerah, karena aku malu.

"Kenapa bisa keceplosan Syifa?" batinku.

"Kenapa bisa keceplosan As-Syifa?" tanya Zidan dengan pertanyaan yang sama dalam benakku.

Zidan terkekeh menatapku dan mencubit gemas hidungku lalu meraih tanganku dan menggandengnya.

Aku hanya diam menahan rasa maluku. Zidan membawaku menghampiri Raynal dan Rayhan yang sedang asik bermain coklat.

"Mah ... sini Mah!" teriak Rayhan kegirangan.

Aku hanya duduk bersama Zidan dan tersenyum melihat keduanya. Tubuh Raynal dan Rayhan sudah penuh berlumuran coklat.

"Sayang ... menginaplah di rumah kita malam ini yah," pinta Zidan.

"Bagaimana dengan anak-anak Zidan?" tanyaku.

"Jika kamu bilang ya, maka saya akan membujuk anak-anak," jelas Zidan.

"Baiklah Zidan, kamu juga minta izin sama Mamah yah," titahku.

"As-Syifa ... kamu itu istri saya dan saya berhak sepenuhnya atas kamu. Mengapa sekarang saya merasa banyak sekali jarak antara kita?" Zidan mengalihkan pandangannya.

"Zidan ... jangan mengeluh. Kita jalani saja dengan tabah dan ikhlas," tuturku membelai pipi Zidan.

"Tante Syifa!" teriak Ica dari kejauhan.

Aku mencari sumber suara itu dan ternyata Ica datang bersama dengan Revan dari arah kiri. Aku melihat Zidan, sebab aku takut Zidan akan marah lagi padaku jika aku dekat dengan Revan.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang