Senyum yang berakad
Lahirnya tidak dari jiwa yang songsang
Kau membidangkan dadamu
Lapang mengusup shukur
Dari keringat yang berat di masa laluSenyum yang berakad
Lahir dari kepuasan usahamu
Dengan seribu nafkah tergendong di benak fikirmuAku terlalu dengki
Bukan ada iri atau khianat
Tapi iri dengan kebijaksanaamu yang sering
Berjaya malabir waktu yang termampu
Dengan juga iringan seribu senyum
Yang perlu makan untuk hidup
Kudrat dan kalamNya
Tidak kau siakanAku terlalu bahhagia
Kau selalu ada disiniHasil nukilan pena Pena Alam
Rabu 25 /09/ 2019
Jam 22:12/22;17 mlm
Lokasi pondok puisi
Hakcipta terpelihara