Pasal kita

21 2 0
                                    



Ketika aku menyusul di lorong kalut itu
Masih lagi sepi
Tetiba aku tersadung di hujung jemari mu
Terpaku aku tersujud di jemari kukumu
Ketika kelam aku melara dengan embun dari bias awan dingin
Terkejut aku lalu tersedak menelan liur rindu
Pada kuntum yang berbau wangi tanpa aku terlihat warna apa kembangnya
Tidak mustahil walau ada sekumit jodoh padahal ujung usia makin menipis
Kekabu kapas yang ringan terbang mengiringi
Selembar roh di jasad yang keras
Doa tetap ada jika senyum madumu tertumpah
Di lesung pipit pipiku yang leset

Meminta untuk kira
Memohon untuk di pilih
Mengintai untuk di tarik kasih walau sedikit
Elok di ludah jika ada darah dari lidah yang tergigit
Aku bukan beruang
Tidak juga lelumba yang riang menggila membidang ombak
Namun disana aku ada nafas untuk menyambung ke dada jantungmu
Agar hidup ini terjasa dijaga walau kau mirip kunang kunang dalam genggaman
Jika kau tidak gundah
Aku tetap ada menemani mu beradu sampai esok
Tentang kita
Rahsia biar terbungkus sehingga mentari sedar untuk bangun hari esok
Membaring di ribamu jika sudi
Aku menanti

Hasil nukilan Pena Alam
Jumaat  04/08/2018
Jam 09;25/09;41 mlm
Lokasi pondok keranji
Hak cipta terpelihara.

Pondok Puisi ✔️Where stories live. Discover now