Pernikahan Luisa

2 1 0
                                    

Pagi ini semua orang sedang sibuk menyiapkan beberapa keperluan. Sedangkan Luisa sedang dirias oleh kedua Ibu kemarin dan satu orang waria. Zea dari tadi bulak balik kebawah karena sibuk membantu Tante Kinan.

Jam sudah menunjukan jam 9 dan akupun sudah beres di makeup tapi belum diperbolehkan kebawah karena keluarga Aksa juga belum sampai.

Aku memakai kebaya putih, dan bawahan samping coklat. Aku sangat gugup, tanganku pun sudah berkeringat.

Tiba-tiba Zea masuk ke dalam kamar dan menatapku "Wah, wah ini Luisa ? Ah, gue sampai gak kenal sama lo, Sa. Luar biasa sekali." Ucapnya dengan mulut yang terbuka dan mata yang berbinar-binar.

"Biasa ajah kali, Ze." balasku dengan sedikit menunduk.

"Sa, photo dulu yah." Dan akupun mengangguk, Zea langsung memotretnya.

Setelah dirasa selesai, Tante Kinan datang keatas ke kamar. "Sayang, kamu sangat cantik sekali. Ayo kebawah, Aksa dan keluarganya sudah datang." Seketika debaran jantungku sangat cepat.

Akupun berjalan dengan digandeng Zea dan Kinan berjalan disamping. Saat aku menuruni tangga, Aku melihat sekilas orang-orang yang melihatku dengan tatapan terkejut. Aku melihat Aksa yang masih sibuk dengan ponselnya, saat Ema mencubit pipinya dan mengarahkan pandangannya keatas. Aksa langsung melihat ke atas dan tatapan kami pun bertemu. Aksa sangat tampan dengan tuxedo putihnya.

Sampai aku duduk disebelahnyapun, Aksa masih menatapku dan tidak mengedipkan matanya. Aku sedikit malu, dan benar saja sekarang pipiku terasa panas.

Sam berdehem dan Aksapun langsung tersenyum malu melihat ke arah Sam yang sedang menggodanya.

Akad Nikahpun dimulai, Aksa memegang tangan Om Evan sebagai waliku. Setelah melafalkan Ijab qabul dalam 1xpun, semuanya berteriak Sah. Dan semua pun berdo'a. Setelah itu aku dan Aksa menandatangani beberapa berkas. Proses penukaran cincin pun dilakukan, saat Aksa mencium keningku. Sedikit ada rasa sedih yang menghantam dadaku, tapi entahlah itu kenapa.

Aku menyampingkan dulu semua hal yang bisa membuat moodku berubah jelek.

Acara demi acarapun telah dilangsungkan dan semua beres. Semua keluargapun ada yang sudah pulang dan ada juga yang masih berkumpul. Kedua orang tua Aksa dan juga Kakak Aksa sudah pulang terlebih dulu karena mereka sore ini akan melakukan penerbangan kembali ke Jepang.

Setelah berpamitan, Orang tua Aksa memberikan dua tiket penerbangan ke Bali besok pagi sebagai hadiah pernikahan darinya. Sementara itu Zea, dia entah kemana dengan sodaranya karena Nathanpun tidak diberi tahu tentang acara pernikahanku yang ditutupi oleh keluarga.

Makan malampu  sudah selesai, aku naik ke kamar bersama dengan Aksa. Didalam kamarpun tidak ada pembicaraan apapun, Aksa benar-benar berubah menjadi dingin. Dia hanya fokus ke ponselnya saja.

Akupun memainkan ponselku, setengah jam berlalu aku melihat sekilas ke arah Aksa yang masih duduk di sofa sembari memegangi ponselnya.

Akupun membuang nafasku dan memutar bola mataku malas.

"Isa tidur duluan." Ucapku lalu membaringkan tubuhku ditempat tidur.

Dan dia hanya menyautnya dengan anggukan. Aku yang melihat sekilaspun hanya mencengkram selimut dengan erat. Sungguh, situasi menyebalkan. Cerocosku pelan.

Akupun menutupi diriku dengan selimut sampai aku tidak tersadar akupun terlelap.

Aksa yang sadarpun, kini berjalan ke arah Luisa dan duduk disamping Luisa. Dia mengarahkan wajahnya mendekat kepadaku setelah dia membuka selimut yang menutupi wajahku.

"Maaf, aku masih belum bisa melepaskannya apalagi melupakannya. Aku harap kamu mengerti dan bersabar." Bisiknya pelan, dan kini dia menjauh dariku, mengambil bantal dan tidur di sofa.

Keesokan paginya, akupun menggeliat dan terbangun. Duduk sambil mengucek-ngucek mataku pelan.

Pandanganku langsung terfokus melihat Aksa yang masih tertidur di Sofa. Akupun hanya tersenyum getir ketika mengingat mimpiku semalam dimana dia mengatakan belum bisa melupakan seseorang.

Aku berjalan ke arah kamar mandi dan sebelum itu aku menyelimuti tubuh Aksa yang masih tertidur. "Maaf, Kak Aksa jadi kedinginan." Ucap Luisa pelan. Setelah itu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dengan membawa pakaiannya.

Aksapun membuka matanya dan menatap Luisa yang berjalan ke kmar mandi. "Aku yang harusnya minta maaf sama kamu, Sa." dan setelah beberapa saat. Luisa membuka pintu kamar mandi dan sudah berpakaian rapih.

Aksa masih tertidur, dia membereskan tempat tidur. Setelah itu, menyiapkan baju Aksa dan menyimpannya diatas tempat tidur. Lalu berjalan keluar kamar untuk menyiapkan sarapan Aksa.

Setelah pintu tertutup, Aksa langsung bangun dan mengambil pakaian yang Luisa sudah siapkan.

20 menit berlalu, Luisa membuka pintu kamarnya dan mencari Aksa yang sudah tidak ada disofa. Mencarinya ke kamar mandi. Saat dia ingin membuka pintu balkon, Luisa mendengar Aksa yang sedang berbicara dengan seseorang diteleponnya.

Luisa tidak bermaksud menguping tapi rasa penasaran itupun kian besar. Ketika dia mendengarkannya, Luisa langsung terkejut dan tidak sengaja menjatuhkan sarapan Aksa.

"Aw," Ucap Luisa pelan sambil mengibaskan tangannya yang tersiram coklat panas.

Saat Luisa membersihkan beberapa pecahan kaca, Aksa berjongkok. "Kamu kenapa ?" Ucapnya.

"Ah, gapapa ko Kak. Aku cuman terpeleset ajah tadi. aku turun dulu, mau bikin lagi sarapan buat Kak Aksa." Luisa langsung beranjak berdiri dan meninggalkan Aksa yang masih terdiam.

Luisa berjalan kebawah sambil menepis pikiran buruknya tentang apa yang dibicarakan Aksa dengan seseorang ditelepon. Rasanya ingin menangis tapi sepertinya semua itu tidak lah baik karena sekarang aku harus benar-benar belajar untuk bertanggung jawab sendiri.

Aku membuatkan lagi sarapan dan coklat panas untuk Aksa. Setelah beres, Tante Kinan keluar dari kamar.

"Sa, kamu belum siap-siap ? Kan penerbangan kamu ke Bali jam 1 siang loh. Ini udah jam 10." Ucap Tante Kinan.

"Ah, anu itu,,," belum juga selesai berbicara. Aksa sudah ada didepanku, dia tersenyum ramah kepada Kinan.

"Luisa sudah menyiapkan semuanya ko, Tan. Kalau gitu Aksa sama Luisa pamit yah Tan." Ucap Aksa sambil mengambil alih membawa sarapannya dan berjalan ke atas. Akupun mengekorinya dan tersenyum kepada Tante Kinan yang sedikit terdiam dari biasanya.

Setelah masuk ke dalam kamar, Aksa menyimpan sarapannya dimeja dan duduk di sofa. Sedangkan aku hanya berdiri di pintu.

"Aku udah siapin barangku, kamu siapin dulu barang bawaan kamu. Setelah itu kita berangkat ke Bali." Ucapnya sambil memakan sarapannya.

Setelah semua selesai, akupun pamit pergi dan Aksapun sama. Kamipun masuk ke dalam mobil dan kini mobilpun melaju ke arah Bandara.

Lusa (Luna & Luisa) TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang