Kabar Buruk

5 0 0
                                    

Gerald sudah sampai dikantornya. Gerald langsung masuk ke dalam lift dan menuju kelantai paling atas.

Pintu Lift terbuka, dan sudah menampakan sosok Bila yang sedang tersenyum kearahnya. Pak Gerald, memang selalu terlihat menarik meskipun sudah mempunyai istri dan dua orang anak. Andaikan aku bisa jadi istrinya. Batinnya. Dan seketika itu Bila hanya menggelengkan kepalanya.

"Siang Pak, Bapak sudah ditunggu Pak Ray di ruangannya." Ucap Bila, yang langsung mengekori Gerald dibelakangnya.

Gerald masuk kedalam ruangan Ray. Dan Ray yang sudah terduduk di sofa tempatnya berdiskusi dengan Gerald.

"Ada apa Ray?" tanya Gerald, dan Bila duduk di samping Gerald.

"Ada sesuatu yang harus kamu lihat, Gen." Ray menyodorkan Map merah yang ada di meja ke Gerald.

Gerald langsung membacanya dan membulatkan matanya, seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Bagaimana, ini bisa terjadi ?" Ucap Gerald dengan menatap Ray yang sudah duduk dengan tegap seakan siap untuk ditegur habis-habisan oleh Gerald dan Bila yang sudah tau pun hanya bisa menunduk.

"Waktu kantor libur, saat malam hari ada yang menyusup masuk ke kantor dan sepertinya dia mengambil semua file penting kantor. Dan pada saat tadi pagi aku rapat dengan Pak. Raja beliau membatalkan kontraknya yang sudah berjalan hampir 3 tahun, dan memberikan map ini."

"Sialan." Gerald benar-benar murka sekarang, karena jika kontrak ini dibatalkan maka semua proyek terhenti dan akan mengakibatkan kerugian besar.

"Kamu sudah mencari orang ini?" Tambah Gerald. Ray pun menggelengkan kepalanya, dan Bilapun hanya terdiam.

"pada kejadian itu, tiba-tiba CCTV semua rusak dan tidak ada rekaman apapun. Tapi setelah Bila mencari tahunya, dia mendapat kabar bahwa perusahaan Pak. Raja sedang bernegosiasi dan akan menjalin proyek baru dengan perusahaan pimpinan Kendrick Janu." Ucap Ray.

"Kamu tau dari mana, Bil?" Tanya Gerald dengan mengarahkan tatapan tajamnya ke arah Bila.

"Em...ma...maaf Pak, teman saya bekerja disana dan dia sekertaris Pak Ken. Waktu makan siang tadi saya tidak sengaja bertemu dengannya, dan dia baru bertemu dengan Pak Raja. Dia juga memperlihatkan isi rapatnya kepada saya. Dan saya yakin sekali isi rapat itu, yang Bapak buat waktu lalu yang akan dipersentasikan kepada Pak.Raja hari Rabu depan." Jelasnya Bila.

Brengsek. Gerald langsung frustasi dan mengacak-ngacak rambutnya. Kedua orang didepannya hanya terdiam dan menunduk.

Hubungi, perusahaan Pak Raja. Atur pertemuan saya denganya, dan jika sudah diatur maka batalkan semua rapat penting hari itu juga. Saya hanya ingin bertemu dengan beliau. Ucap Gerald langsung pergi keluar dan masuk ke dalam ruangannya.

Bila langsung pergi ke mejanya dan menghubungi Sekertaris Pa. Raja yang mana statusnya sekarang menjadi istri mudanya.

Setelah menghubunginya, Bila sedikit lega meskipun masih belum mengetahui waktu yang pastinya. Gerald didalam sudah sangat lama dan tidak keluar. Bila yang ingin memberitahunya pun hanya bisa menunggu Gerald keluar saja. Karena takut akan tatapan wajahnya Gerald yang marah.

Setengah jam kemudian Ray keluar dari ruangannya dan menghampiri meja Bila.

"Bil, aku pulang duluan yah. Ada urusan penting sama Mulin. Jadi kamu bilangin ajah sama Genji kalau saya ada kepentingan mendadak." Ucap Ray

"Baik, Pak Ray." balasnya dengan senyum manisnya. Ray lalu berjalan ke arah lift. Sebelum pintu lift tertutup.

"Jangan, lembur. Kamu bilang ajah ke Genji untuk pulang lebih awal." Ucap Ray.  Dan pintu liftpun tertutup.

Lusa (Luna & Luisa) TAHAP REVISIWhere stories live. Discover now