BGCK-BAGIAN 25

83.1K 2.7K 25
                                    

Suasana meja Rachel menjadi ramai, tidak dalam artian mengganggu, melainkan ramai karena dipenuhi canda tawa yang selalu terlontar dari mulut Angkasa maupun Deren, Rachel, Rika sukses dibuat ngakak oleh keduanya. Berbeda dengan Bima, paling mentok. Ia hanya tersenyum singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Rachel.

"Eh Ra? Lo udah pernah pacaran?" Tanya Angkasa yang tadinya ramai menjadi hening. Semuanya menatap Angkasa atas apa pertanyaannya tadi. Termasuk Bima.

"Pernah," balas Rachel sembari mengangguk ragu.

"Kenapa putus?" Tanya Deren ikut penasaran.

"Umm, itu privasi kak, maaf," balas Rachel sembari berusaha menyembunyikan rasa marah sekaligus kesal yang tiba-tiba muncul tanpa persetujuan darinya.

"Yaudah sih, udah masalalu juga. Ya kan Ra? Nggak baik dikenang, kan bukan pahlawan. Mereka hanyalah sekumpulan manusia yang pernah singgah sesaat lalu pergi tanpa berpamit. Dengan meninggalkan luka yang mendalam," ucap Rika dengan nada dramatisnya.

"Bucin banget lo, heran gue," kekeh Rachel. Semuanya tertawa, kecuali Bima tentunya.

"Ya bener kan. Gue cuma ngomong apa adanya ya. Intinya tuh, jangan jadiin masalalu itu sebagai alasan berubah. Jadiin aja pelajaran untuk masa depan, biar nggak salah pilih lagi," lanjut Rika.

Kali ini semua diam, terutama Rachel yang sedang berusaha mencerna apa ucapan Rika barusan. Karena secara tidak langsung, apa yang dikatakan Rika barusan itu ada sangkut pautnya dengan keadaan yang saat ini sedang ia alami.

"Woy!! Ngapa pada bengong elah? Gue tau, kalian pasti terkagum-kagum mendengar apa yang gue ucapin tadi kan?" Ucap Rika dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

"Nggak, gue bingung aja. Lo tadi kebanyakan makan pinisilin?" Kekeh Deren.

Rika hanya mengerucutkan bibirnya kesal. Mereka tertawa, namun tidak dengan Bima.

"Gue liat dari tadi lo masang muka seolah lo pengen ngebunuh orang tau nggak Bim. Senyum dikit ngapa sih?" Ucap Angkasa.

Bima tak menjawab melainkan hanya melemparkan tatapan dinginnya pada Angkasa.

Suasana menjadi hening.

"Eh, kita main ToD kuy?" Usul Rika. Semuanya mengangguk setuju.

Rika lalu mengambil satu buah sumpit sebagai perantara main mereka.

Ia langsung saja mulai memutar sumpit itu, dan mengarah pada Deren.

"Truth or Dare?" Tanya Rika.

"Truth," balas Deren mantap.

"Orang yang kakak suka?"

"Rachel," balas Deren mantap sembari menatap Rachel dalam-dalam. Sedangkan yang ditatap hanya dapat menunduk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.

"Oke giliran gue sekarang," ucap Deren mengambil alih sumpit tadi. Ia memutarnya dan ujung sumpit itu mengarah pada Angkasa.

"Truth or Dare?" Tanya Deren dengan smirk-nya.

"Truth," balasnya cepat.

"Apa yang pengen banget lo lakuin?" Tanya Deren.

"Jadiin Rachel pacar gue," balas Angkasa santai sembari menatap Rachel yang masih tetap menunduk. Belum rasa malunya hilang, kini sudah tercipta lagi.

Bima yang mendengar itu langsung melotot tajam kearah Angkasa. Angkasa acuh dan lebih memilih untuk memutar sumpit itu. Ujung tersebut jatuh pada Rika.

"Yaudah sih Dare aja," kata Angkasa sebelum ia menanyakan pada Rika.

"Wehh nggak bisa gitu dong kak. Nggak adil namanya," ucap Rika memprotes.

Bad Girl vs Cold Ketos [Sudah Terbit] Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon