Chapter 2

267K 7.4K 302
                                    

Di dalam kamar, Vani sedang terlentang di ranjang menghadap langit-langit atap mansionnya. karena letih yang ia rasa ahirnya Vani tertidur pulas.

Baru beberapa menit Vani terlelap, tidurnya harus terganggu oleh suara ponsel yang berbunyi.

"Halo?" kata Vani dengan mata terpejam.

"Udah pulang sayang? maaf ya mama lagi dirumah temen. makan siangnya udah ada di meja, tinggal dipanasin lagi kalo mau makan!"  kata mama panjang lebar dari seberang telpon.

"Hm, Iya Ma ntar aja makannya, Vani capek nih mau tidur bentar," jawab Vani.

"Ya udah, Mama tutup telponnya," kata Mama mengakhiri panggilan.

"Hmm..." dehem Vani pelan, Ia meletakan ponsel dinakas kemudian kembali bergelung dalam selimut melanjutkan mimpi.

¤♥¤

Seorang laki-laki dengan postur tubuh yang bisa dibilang sempurna, tengah berjalan santai kearah mobilnya yang terpakir dihalaman kampus. Laki-laki itu adalah Kenzie Maxime Leonard, pengusaha sukses yang merangkap sebagai dosen sekaligus donatur disalah satu Universitas terbesar di indonesia. Ia di gilai banyak wanita, yang rela dengan cuma-cuma memperlihatkan asetnya demi menarik perhatian Kenzie.

Ketika tangan Ken meyentuh pintu mobil, ponsel miliknya berbunyi.

"Iya Ma, kenapa?" tanya ken kepada seseorang disebrang.

"Kamu lagi dimana ken?" tanya balik Mama Lia.

"Ini, Ken baru aja mau pulang Ma, kenapa memangnya?" jawab Ken masih berdiri disamping mobil.

"Mama minta kamu mampir beliin makanan si Cimo Ken, udah abis kemarin!" perintah Mama Lia.

"Iya Ma," jawab Ken lesu.

"Ya udah, hati-hati dijalan," kata Mama memutuskan sambungan.

Ken segera memasuki mobil dan mengendarainya keluar dari wilayah kampus menuju minimarket untuk membeli makanan cimo, yah Cimo adalah kucing peliharaan Ken sejak ia SMA, yang ditemukannya dijalan dekat mansion.

Dimansion keluarga jackson suasana terlihat sepi karena Mama dan Papa Vani tidak berada dirumah, sedangkan Vano masih keluar bersama teman-temannya. Sebenarnya Vano kuliah di luar negri, lebih tepatnya di Harvard University. disana Vano memilih jurusan kedokteran, cita-cita yang ia impikan sejak dulu. Saat ini, keberadaan Vano di indonesia karena tengah libur semester. Ia memilih pulang kemansion berkumpul bersama keluarganya.

Vani menggeliat kecil seraya merentangkan tangannya dan membuka mata meninggalkan alam mimpi.
"Engh,"

Vani beranjak bangun lalu turun kedapur untuk makan siang, bisa dibilang ini makan sore karena jam menunjukan pukul 15.25. selama itu Vani tidur, memang anaknya pelor, nempel molor.

"Mama belum pulang ya bi?" tanya vani ke asisten rumah tangganya, Bi Ijah. Yang sudah ia anggap seperti keluarga sendiri.

"Udah non, nyonya ada diruang tv lagi nonton." jawab Bi ijah

"Hm, Bi Vani minta buatin jus mangga dong," pinta Vani mengambil piring lalu mengisinya dengan nasi dan lauk pauk lainnya.

"Iya non, bentar ya bibi buatin dulu," kata Bibi, Vani hanya mengangguk sebagain jawaban. Selagi menunggu jus mangga yang dibuat bi ijah, Vani melahap makanan yang ada dipiringnya.

¤♥¤

Kenzie yang baru sampai di mansion utama milik keluarga Leonard segera menghampiri sang mama.
"Nih Ma," Ken menyodorkan sekantung plastik berisi makanan Cimo.

"Kasih bibi sana ken!"

Ken berjalan kearah dapur untuk memberikan makanan Cimo ke asisten rumah tangganya, Bi onah, lalu bergegas keluar mansion untuk pulang ke apartement.

"kok pergi lagi mau kemana?" tanya Mama berdiri dan berjalan kearah Ken yg berhenti didepan pintu.

"Ken mau pulang Ma," jawab Ken lelah.

"Kenapa gak nginep disini aja sih?" gerutu Mama kesal karena anaknya jarang sekali berada dimansion.

"Ken sibuk ma, banyak kerjaan yang harus Ken selesain," jawab Ken penuh kesabaran.

"Kerjaan apa? Sibuk sama jalang-jalang kamu itu ya?"

"Udah ya Ma jangan mulai," ujar ken seraya mencium pipi sang mama. "Ken pulang dulu."
Ken berlalu pergi meninggalkan mama yang mendengus kesal melihat tingkah anak lelaki satu-satunya yang sama persis seperti Papanya dulu.

Kenzie menyetir mobil bukan kearah apartement, melainkan kesebuah Club malam karena hari mulai gelap, untuk apa lagi ken datang kemari kalau bukan bersenang-senang. dengan wajah yang rupawan, harta yang tidak akan habis hanya untuk menyewa seorang jalang.

"Udah seminggu gue gak kesini," kata ken menyeringai.

Kedatangan ken disambut dengan hentakan musik yg keras serta beberapa temannya yg lebih dahulu berada disini.
"Kemana aja lo?" tanya Dimas salah satu sahabat ken dari SMA.


"Sibuk gue, kerjaan banyak bener," jawab Ken ikut bergabung dengan kedua sahabatnya dan memesan minuman beralkohol.

"Sibuk karena kerjaan atau main sama jalang " celetuk frans lalu tertawa pelan, mengingat sahabatnya kali ini mana tahan sehari tidak berhubungan dengan jalang-jalang yang disewanya.

Ken menatap frans tajam sehingga frans dan dimas berhenti tertawa
"Mulut lo suka bener!" jawab Ken yang membuat kedua sahabatnya bernafas lega.

"Kampret lo, bikin gue jedag-jedug aja," sahut dimas melotot ke arah Ken.

"Kenapa mata lo? Minta dicolok," kata Ken ketus mengarah kan tangannya kemata Dimas.

"Kenapa lo sensian amat, kaya cewek aja." kata Frans menyelidik.

"Iya, lo kenapa sih?" tanya Dimas.

"Apaan sih, gue cuman butuh jalang buat muasin gue!" Ken berlalu untuk menyewa sebuah kamar dan jalang yang akan dipakainya. Ia merasa panas melihat jalang mengenakan bikini yang hampir menampakan seluruh tubuhnya.

Disisi lain vani sedang duduk dimeja belajarnya menyelesaikan beberapa tugas yg akan dikumpul besok.

Tok... Tokk ...

Pintu kamar vani diketuk dari luar,
"Masuk aja gak dikunci," teriak Vani tanpa menoleh kearah pintu.

Pintu terbuka munculah perusuh, siapa lagi kalo bukan kembaranya, Vano.

"Sibuk bener elah lo," Vano mendengus melihat kakaknya yang sedang belajar.

"Ngapain si anoa, Keluar sana ganggu gue aja." sahut Vani kesal karena merasa terganggu dengan kedatangan Vano.

"Ganggu apanya orang gue cuman ngomong doang." Vano mencibir Vani yang masih melototi laptop.

"Suara lo yang ngeganggu gue." dengus Vani menoleh menatap tajam vano.

"Iya Iya gue keluar, dasar nenek lampir." Vano kemudian berlari terbirit-birit keluar dari kamar vani.

"DASAR KUTIL ANOAAA," teriak Vani kesal.

_____________________________
Jangan lupa vote&komen okey

Dosen Is My Husband (TAMAT)Where stories live. Discover now