Tak lama supir datang, dan aku langsung bergegas pulang.

Di perjalanan, hanya terdengar suara dari radio. Tiba tiba ponselku berbunyi. Tertera nama di layar 'Louis'.

Aku tidak mengangkatnya, biarkan saja.

Sampai di rumah, aku melihat mom dan dad sedang bersantai di ruang kelurga. Mulai dari aku berangkat sampai pulang?

"Aura?" panggil mom.
"Hai mom, dad." jawabku.
"Mana kakak kakakmu?" tanya dad.
"Aura tinggal." ucapku sambil menahan ketawa.

"Loh, kenapa?" tanya mom.
"Habisnya, mereka menyebalkan. Aura yang mengajak mereka ke mall, malah mereka yang berbelanja." ucapku.

"Lalu?" tanya dad.
"Iya, jadinya malah Aura yang menunggu mereka belanja, dan itu lamanya bukan main, sampai bosan Aura menunggu, jadinya Aura tinggal deh." jelasku.

Mom dan dad menganggukkan kepalanya.
"Lalu, Aura beli apa?" tanya mom.
"Hanya beli sepatu untuk latihan." jawabku.

Setelah itu aku menuju kamarku, tapi pada saat di tangga, "Mom, dad. Nanti kalau boys mencari Aura, bilang saja Auranya marah karena kalian." ucapku.

Mom dan dad tertawa. Apakah ada yang lucu?
"Memang kenapa?" tanya dad.
"Tak apa, hanya ingin mengerjai mereka. Mereka menyebalkan." ucapku langsung menghilang dari hadapan mom dan dad.

Sampai di kamar, aku langsung membuka laptopku untuk membuat tugas. Tugas tugas tugas, AGAIN!!

Mengerjakan tugas, sambil mendengarkan lagu itu cara yang paling ampuh untuk betah dengan tugas yang dikerjakan. Betul tidak?

*Louis POV
Demi apa, Aura hilang?!

"Ada yang tau, Aura kemana?" tanyaku.
"Tidak ada." jawab Liam.
"Baiklah, aku telepon dia dulu." ucapku.

Segera aku mengeluarkan ponselku, dan mencari nomornya. Nomornya aktif, tapi tidak di angkat.

"Bagaimana?" tanya Liam yang mulai panik.
"Tidak di angkat." ucapku.
"Sudahlah, kita pulang saja. Siapa tahu Aura sudah di rumah." ucap Harry.
"Benar juga. Ayo!" ucapku.

Kami langsung bergegas pulang. Kemana Aura? Mudahan saja Aura ada di rumah.

Sampai di rumah, aku langsung masuk ke dalam, dan terdapat mom dan dad di ruang keluarga.

"Mom, dad." ucapku.
"Boys?" jawab mom.
"Apakah Aura sudah pulang?" tanya Zayn.
"Sudah, tapi dia marah sama kalian." ucap dad.
"kenapa?" tanyaku.
"Entahlah." jawab mom.

Aku dan boys langsung menyusul Aura ke kamarnya.

Aku mengetuk pintu kamar Aura.

Tok...tok...tok...

Tidak ada jawaban. Aku langsung membuka pintunya, ternyata ia sedang mengerjakan tugas.

"Aura?" panggilku. Tidak di jawab. Aku dan boys mendekatinya.
"Ada apa?" tanyaku. Ia menggeleng.

Ternyata benar kata dad. Aura marah, mungkin karena kami yang terlalu lama berbelanja.

"Apa kau marah dengan kami?." tanyaku.
"Hmm..." tanggapnya.

Ok, dia benar benar marah.

*Aura POV
Rasanya aku ingin tertawa melihat ekspresi boys saat ini. Mungkin boys berfikir aku marah real, padahal tidak.

Aku hanya ingin mengerjai mereka, seberapa paniknya mereka kalau aku marah.

"Okay, kami minta maaf karena membuat kau terlalu lama menunggu kam--." ucapan Lou terputus karena tawaku lepas.

"HAHAHAHAHAHAHAH......." tawaku lepas.

Sungguh, aku tidak bisa menahan tawaku lagi. Mereka benar benar lucu saat meminta maaf.

"Kenapa kau malah tertawa?" tanya Liam.
"Kalian, kalian yang membuatku tertawa." balasku.
"Jadi kau mengerjai kami?" tanya Niall, dengan muka yang maybe idiot.
"Iya." jawabku.

Boys langsung mendekatiku, dan apa yang mereka lakukan? Ah sial, mereka menggelitikiku.

"Boysss, stoopp. Okay maaf, ampunn." ucapku. Boys langsung berhenti.
"Siapa suruh mengerjai kami." ucap Liam.
"Habisnya, kalian lama sekali berbelanja." gerutku.
"Karena kami membutuhkan banyak." ucap Liam.
"Whatever!" balasku.

Lalu kami bercanda ria di dalam kamarku, dan apa yang terjadi. Kamarku seperti kapal pecah, again!!

Boys, menyebalkan!!!

~~~~
Haii....
Up lagi nih:))
Maaf ya lama, heheh...
Gimana ceritanya, jelas aja kan?
Jangan lupa vote dan komen.
Terimakasih🌼🌸






POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang