Memang ini baru jam 19.45pm, tapi aku bisa di marahi oleh boys. Karena tadi boys bilang sebentar saja.

"Tunggu sebentar lagi." jawab Blue.

Tiba tiba ponselku berbunyi. Tertera nama yang ada di layar "Mom." aku langsung mengangkatnya.

"Hallo mom."

"Hallo sayang, lagi dimana?"

"Di mall, jalan sama Blue."

"Ini sudah malam."

"Bluenya lama mom, dia beli kamera."

"Ya ampun, yasudah mom cuman mau bilang kalau malam ini mom tidak pulang. Kerjaan mom dan dad masih banyak."

"Baiklah mom."

"Habis ini langsung pulang ya, tadi mom sudah bilang dengan boys."

"Iya mom. Bye"

"Bye."

Sambungan telepon pun terputus. Tiba tiba ponselku berbunyi lagi, tertera nama di layar "Louis", aku langsung mengangkatnya.

"Hallo."

"Pulang sekarang!"

"Tunggu sebentar, Blue belum selesai."

"Kakak tadi bilang apa? Sebentar saja kan."

"Umm.., iya."

"Pulang sekarang."

"Baiklah."

Sambungan telepon terputus. Mati aku, bisa bisa sampai rumah kena marah oleh boys.

"Blue, sudah selesai?" tanyaku.
"Tunggu, sebentar lagi." ucap Blue.
"Blue, aku harus pulang sekarang. Aku duluan ya." ucapku.
"Tidak apa?" tanya Blue. Aku mengangguk.

Aku langsung berlari keluar dari mall, lalu mencari taxi. Akhirnya aku dapat taxi. Biasanya malam seperti ini sudah tidak ada lagi taxi.

Sampai di rumah, aku membayar taxi yang aku tumpangi tadi. Baru masuk ke dalam.

Kepalaku sakit sekali sekarang, ditambah takut dengan boys. Sial aku sekarang. Huft..

Aku membuka pintu rumah dan sudah terdapat boys berdiri di sana. God!! Jantungku berdetak dua kali lebih cepat, di tambah kepalaku sakit tiba tiba.

"Darimana?" tanya Louis tajam.
"Dari mall." jawabku sambil menunduk.
"Kakak tadi bilang apa? Sebentar saja kan. Kenapa sampai malam seperti ini?" tanya Louis yang mulai menaikkan satu oktaf suaranya.

Tubuhku sedikit bergetar. Aku sangat takut, sungguh.

"Blue mendadak ingin membeli kamera, Aura jadinya nunggu Blue selesai dulu." jawabku.
"Kenapa tidak bilang sama Bluenya, kalau kau di suruh sebentar saja?" tanya Louis.

"Lupa." jawabku.
"Ya ini, di beri amanat tidak dijalankan. Sepertinya asyik sekali jalan jalan." ucap Louis tajam.
"Maaf, Aura benar benar lupa." ucapku.

Kepalaku tambah sakit sekarang. Dan air mataku mulai lolos.

"LUPA AJA TERUS!! APASIH YANG KAU INGAT?!!" teriak Louis.
"Kak Lou, tahan emosimu." ucap Liam.

Lalu Zayn mendekat ke arahku, mengelus punggungku, supaya aku lebih tenang.

"Apa yang kau ingat?" tanya Louis yang mulai tenang. Aku menggeleng.
"Amanat kakakmu tidak bisa di jaga?" tanya Louis lagi.
"Bisa." jawabku lemah.

"LALU KENAPA TIDAK KAU JAGA TADI!!" teriak Louis lagi.
"Kak Lou, sudah kasihan dia." ucap Zayn.

Lalu Louis langsung pergi ke kamarnya, menutup pintu dengan sangat keras, hingga menimbulkan bunyi yang sangat keras juga.

Di situ tangisku pecah, aku langsung berlari ke kamarku, mengunci pintu dan berlukup di kasur.

Sampai segitunya Louis marah padaku. Aku tadi benar benar lupa, aku baru ingat saat mom meneleponku.

Louis memang seperti itu, aku tahu ia sangat tidak suka dengan orang yang tidak bisa menjalankan amanat. Seperti aku tadi.

Tapi baru sekali aku lupa dengan amanatnya, dan dia sudah marahnya luar biasa.

Sepertinya aku sudah lelah menangis, ditambah kepalaku sakit. Alhasil aku tertidur.

*Liam POV
Aku benar benar tidak menyangka, kalau Lou bisa semarah itu dengan Aura. Kasihan dia tadi.

Aku dan boys duduk di ruang keluarga.
"Bagaimana ini?" tanya Niall.
"Entahlah, aku tak menyangka kak Lou akan semarah itu." ucapku.
"Iya benar sampai teriak teriak seperti itu." ucap Zayn.
"Sudahlah, sekarang kalian tidur. Ini sudah malam, besok sekolah." ucapku. Boys mengangguk.

Kami memutuskan untuk masuk ke kamar kami masing masing untuk istirahat.

~~~~
Haloo...
Up lagi nih :))
Gimana ceritanya? Jelas aja kan.
Jangan lupa vote dan komen.
Terimakasih💗

POSSESSIVE FAMILYWhere stories live. Discover now