🦄40

3.3K 107 5
                                    

Happy reading guys🌴
Maaf typo

***
Aku terbangun dari tidurku karena ponselku berbunyi. Dengan malas aku langsung mengangkatnya.

"Hallo."

"...."

"Ya, kenapa dad?"

"...."

"Hah?! Dad, yang benar saja."

"...."

"Tapi, aku belum siap untuk konser."

"...."

"Dad, kumohon."

"...."

"Iya tahu. Tapi kali ini rasanya berat untuk melakukan konser."

"...."

"Kapan dad?"

"...."

"Baiklah."

Sambungan telepon terputus. Dad benar benar menyebalkan. Mengadakan konser tanpa sepengetahuanku. Mendadak pula....

Aku menuju kamar mandi untuk mencuci mukaku. Setelah itu aku menuju dapur untuk mengambil minum, lalu duduk di halaman belakang.

Aku memikirkan kata kata dad di telepon tadi. Apakah aku bisa melaksanakan konser? Entahlah, walaupun aku sudah pernah melakukannya, tapi kali ini rasanya berat sekali.

Tiba tiba ada yang menepuk pundakku sampai aku terbangun dari khayalanku.

Aku menoleh ke samping, ternyata Louis.
"Kak Lou?" panggilku.
"Lagi apa disini?" tanya Louis.
"Tidak apa kok." balasku tersenyum.

Aku menghembuskan nafasku berat.
"Kak Lou?" panggilku.
"Hmm?" tanggap Louis.
"Apakah Aura bisa menjalankan konser dengan baik?" tanyaku.
"Konser?" ucap Louis bingung.
"Dad tadi menelepon Aura. Dad bilang  kalau Aura bulan depan konser." ucapku.
"Kak Lou yakin, pasti Aura bisa." ucap Louis.
"It is true?" yakinku.
"Yes."

Louis langsung mengeluarkan ponselnya. Aku lihat, ia sedang menelepon seseorang.

Tak lama, Louis kembali lagi.
"Besok ke studio, lusa kita ke karantina. Latihan dengan D-Aur." ucap Louis.
"Baiklah." balasku.
"Semangat dong." pinta Louis. Aku tersenyum.

Setelah itu, aku dan Louis menuju ruang keluarga. Di sana sudah ada boys berkumpul.
"Hai." sapaku.
"Darimana?" tanya Harry.
"Belakang." jawabku. Harry mengangguk.

Kami menghabiskan waktu bersama dengan menonton film. Entahlah, itu sudah menjadi kebiasaan kami kalau bosan.

Akhirnya filmnya selesai, aku tidak makan malam karena tidak lapar. Aku langsung menuju kamar.

Sampai di kamar, memainkan laptop sebentar, lalu tidur.

***
Aku terbangun dari tidurku karena alarm membangunkanku. Menyebalkan...

Apakah hari ini aku sekolah, bukannya aku harus ke studio?

Aku mengambil ponsel dan mengirimkan pesan untuk dad.

Me:
- Dad, hari ini Aura sekolah?

Tak lama ponselku berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Dad:
- Tidak, kau harus ke studio. Hari ini juga Aura harus menuju karantina, untuk D-Aur sudah dad urus. Menuju karantina memerlukan waktu yang banyak. Kalian naik bus khusus saja.

Me:
- Baiklah, terimakasih dad.

Dad:
- sama sama, sayang. Semangat ya..

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang