Suamiku♡

1.2K 50 0
                                    

Setelah adegan melow aku dan mas Tara kembali rebahan di tempat tidur. Melanjutkan cerita yang sempat tertunda. Merencanakan masa depan. Menyusun cerita tentang keluarga kecil kami dengan seorang bayi mungil hadir melengkapi kebahagian. Bahagianya menyambut saat-saat itu Allah hadirkan untuk kami.

"Sudah malam, dek. Ayuk tidur".

Ajak mas Tara sembari tangannya menarik selimut menutupi tubuh kami sebatas dada. Dia membawaku dalam pelukannya. Membuatku dapat mencium dengan jelas aroma parfum maskulin yang ia kenakan. Suamiku memang selalu wangi...

"Dek... kenapa belum tidur juga".

Mas Tara terganggu tidurnya lantaran aku terus menerus membolak-balikkan badan mencari posisi yang membuatku bisa terlelap. Mataku sangat mengantuk tapi tetap saja tak bisa tertidur.

"Aku gak bisa tidur mas... maaf...". Kataku menyesal.

Mas Tara membuka matanya yang nampak sangat masih mengantuk. Dia duduk bersandar. Lalu menarik kepalaku perlahan. Meletakkannya diatas pangkuannya.

"Tidurlah dek..aku akan menjagamu. Mungkin kamu belum terbiasa di rumah ini. Aku akan menunggumu sampai kamu terlelap".

Kepalanya terhuyung beberapa kali menahan kantukknya. Aku tak tega melihatnya.

"Mas..tidurlah disampingku..".

"Tidak, aku akan menjagamu".

"Gak mas.., tidurlah!! Aku akan bisa tidur jika kamu memelukku". Kataku sembarang mencari alasan.

"Oh.. jadi pengen dipeluk sama mas..ok. mas sih yes..".

Mas Tara kembali berbaring. Mensejajarkan tubuhnya dengan tubuhku. Memelukku dalam satu selimut yang sama.

"Sudah mas peluk. Sekarang tidurlah , dek. Jangan lupa baca do'a. Banyakin istighfar".

Mas Tara mengingatkan sebelum dia kembali ke alam bawah sadarnya. Tak lama akupun tertidur bersamanya.

Perputaran waktu malam hari serasa lebih cepat dibandingkan dengan siang hari. Sudah berjam-jam tidur tapi rasanya baru beberapa menit terlelap. Tau-tau sudah ada panggilan alam menyambut pagi. Suara ayam jago yang berkokok membangunkanku.

Mataku rasanya masih lengket satu sama lain. Rasa pegal di tubuhku terasa semakin kuat membuatku ingin kembali menyusul mas Tara yang masih tertidur pulas dalam hangatnya selimut.

Aku gak boleh malas. Aku harus bangun. Aku pasti mengalahkan rasa kantuk ini. Hari ini, masa Tara akan kembali ke dunia kerjanya. Aku harus mempersiapkan segala keperluannya. Aku akan lakukan peranku sebagai istrinya.

Aku berusaha menyemangati diriku sendiri. Kemalasan tidak boleh mengendalikanku. Tapi aku yang harus melumpuhkannya.

Perlahan aku bangun. Meninggalkan kamar menuju dapur. Aku akan merebus air dulu sebelum membuat sarapan untuknya.

Setelah meletakkan alat masak dan menyalakan kompornya, aku masuk ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Waktu shubuh masih sekitar satu jam lagi. Cukuplah untuk melaksanakan sholat tahajud dulu.

Selesai wudhu, aku mengecilkan nyala apinya agar airnya tidak matang sebelum aku menyelesaikan sholatku.

"Dek, kamu disini?? Aku mencarimu".

"Iya mas.. aku lagi masak air".

"Udah bangun dari tadi? Kenapa gak bangunin mas..kan mas bisa nemanin kamu".

"Belum lama mas. Paling juga baru lima menit".

"Kenapa mas.. mukanya og gitu...".

Ekspresi mas Tara menunjukkan sesuatu saat dia menatapku.

Ajak Aku Ke Surga BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang