Drama Sikembar

51 4 0
                                    

Anak-anak dengan segala kepolossannya. Tingkah lucu nang menggemaskan menjadi obat mujarab dari berbagai masalah. Segala lelah akan runtuh seketika dengan seulas senyum terukir diwajah para malaikat kecil itu.

Rasa kesal terkadang diam-diam menelisik masuk dalam hatiku. Tapi kasih sayangku. Kecintaanku pada tiga buah hatiku mengalahkan segalanya.

Kuabaikan rasa-rasa yang tidak penting itu. Harus bibuang jauh agar tidak menggerogoti cintaku pada mereka.

Mereka adalah buah cintaku.  Demi mereka pernah kupertaruhkan nyawaku untuk menghadirkan mereka dalam duniaku. Tak akan pernah kulupa bagaimana aku dulu sangat mengharapkan kehadiran mereka. Dan selamanya akan ku ingat. Dan selamanya kasih ku tanpa batas untuk mereka.

Setelah mencoba memberi pengertian pada dua buah hatiku, akhirnya mereka bersedia melanjutkan acara makannya.

"Kalo gitu sekarang baca do'anya bersama-sama. Ayo kakak, adek."

Kataku setelah memberikan kecupan dikening mereka.

Lalu keduanya mulai membaca do'a.  Sesaat kemudian mas Tara ikut bergabung bersama kami. Mas Tara duduk disebelah Adisti. Dan aku duduk disebelah Adesta.

"Mas Tara darimana?."

"Dari kamar mandi. Arjuna sudah tidur?."

"Sudah mas."

"Ada yang mau ayah suapin gak ni?."

Adesta dan Adisti menolak untuk disuapi ayahnya. Mereka lebih suka makan sendiri. Alhasil makanannya berceceran kemana-mana. Belum lagi muka mereka yang belepotan. Benar-benar sangat menggemaskan. Dan membuatku tak bisa berjauhan dari mereka.

Mas Tara yang meresa dicuekin putri kembarnya muncul kejahilan dalam otaknya.

Tiba-tiba mas Tara mengambil kedua piring sikembar. Hingga keduanya memanggilku dan mengadukan kejahilan ayahnya padaku.

"Mama..makanan adek sama kaka diambil ayah..."

"Ayah suapin aja ya..."

Mas Tara sangat ingin berdekatan dengan keduanya. Tapi sayangnya saat ini keduanya menolaknya.

"Mama...makananku..."

Rengek Adesta sambil menunjuk piring yang ada dihadapan mas Tara.

"Minta sama ayah. Ayah kaka sama adek minta makanannya. Bilang gitu nak."

Kataku mengajari meraka.

Sikembar terus merengek. Mereka seolah memberi isyarat agar aku yang mengambilkan makanannya.

"Mas, kasikan makanannya.. Jangan jahil gitu ah kasihan"

"Ayah suapin ya?."

Mas Tara masih berusaha membujuk mereka. Tetap saja mereka menolaknya.

"Mas, kasikan ! kasihan mereka sudah lapar. Kalau mereka ribut terus, nanti Arjuna bisa kebangun."

"Yang..."

"Lain kali aja suapinnya. Sekarang mereka lagi ingin makan sendiri. Mereka kan anak pintar. Sudah bisa makan sendiri. Ya nak ya.."

Kuelus kapala sikembar bergantian setelah mas Tara mengembalikan makanan mereka.

"Cepat sekali mereka tumbuh ya..rasanya baru kemarin aku nemenin kamu lahiran sikembar. Sekarang mereka sudah pintar. Sudah gede. Sudah bisa makan sendiri. Main sendiri."

"Kalo belum gede yang gak punya adek mas.."

Aku tersenyum meledek. Mas Tara menatapku juga dengan senyum tertampan suamiku. Pasalnya kehadiran Arjuna belum kami rençanakan sebelumnya.

Ajak Aku Ke Surga BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang