Khitbah♡

920 46 4
                                    

"Kapan kamu siap menikah dengan Tara?".

"Kapanpun. InsyaAllah aku siap".

"Kalo sehabis lamaran trus langsung nikah gimana?".

"Emmmm....".

"Gimana? Mau gak?".

"InsyaAllah aku siap menikah dengan Tara. Bahkan jika setelah proses khitbah, Tara berniat ingin melangsungkan acara pernikahan kami, insyaAllah aku siap".

"Yakin???".

"InsyaAllah".

"Yakin... sudah siap menyandang status istri nanti malam???".

"InsyaAllah saya siap. Bukankah lebih cepat lebih baik?".

"Jadi istri itu gak mudah lho... harus melayani suami lahir batin. Siap berjuang untuk suami. Bangun pagi, menyiapakan kebutuhan suami ini itu ini itu.. yakin siap jadi istri?".

"InsyaAllah aku siap lahir maupun batin untuk menjadi istri dari Muhammad Tara Ramadhan".

Perdebatan hati menghadapi prosesi lamaran. Memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi.

Waktu tak terasa berjalan sangat cepat. Seharian membantu ibu dan kakak-kakak di dapur memasak. Mempersiapkan jamuan untuk acara nanti malam. Sibuk seharian sampai hampir menjelang maghrib. Itu pertanda kurang dari dua jam lagi keluarga Tara akan segera berkunjung ke rumah.

Aku akan bertemu Tara kembali setelah beberapa waktu Allah menjaga jarak diantara kami. Sosok yang selalu kusebut namanya dalam setiap do'a. Dia yang kurindukan. Dialah jawaban dari Allah untukku.

Lagi-lagi aku menitikkan air mata. Kebahagian. Penantian panjang seolah tak terasa lagi. Hilang terbayar dengan hadiah yang Allah suguhkan.

"Laa haula walaquata illa billah"

Allahu akbar. Allahu akbar. Suara adzan magrib berkumandang.

Satu menit. Dua menit. Lima belas menit. Empat puluh lima. Satu jam.

Allahu akbar. Allahu akbar. Kali ini suara adzan isya' yang berkumandang.

Aku sedang dikamar mempersiapkan diri. Berdiri di depan cermin melihat pantulan bayangan diriku.

Gamis hijau tozca dengan jilbab panjang dengan warna senada. Terbalut indah dan pas pada tubuhku. Dengan make tipis natural nampak wajahku lebih fress.

Jangan ditanya apa aku masih deg-degan?? Itu pasti. Rasa itu enggan jauh-jauh dariku. Sudah ku coba untuk menepisnya. Tapi dia selalu berhasil untum kembali membuatku dagdigdug.

Tok. Tok. Tok.

"Assalamu'alaikum", terdengar suara salam dari luar rumah.

"Wa'alaikumsalam". Suara ayah menjawab salam.

Aku juga menjawab salam tapi dangan suara pelan dan rendah.

"Wa'alaikumsalam".

Itu pasti keluarga Tara sudah datang.

Ayah mempersilakan rombongan untuk masuk kedalam rumah. Tak lama kemudian pintu kamarku diketuk oleh ibu. Menyuruhku untuk segera keluar. Bergabung bersama dengan anggota keluarga yang lain.

Aku berjalan dibelakang ibu. Berjalan menunduk karena kurasa semua mata sedang tertuju pada kedatanganku.

Ya Allah... gak ada yang liatin aja aku udah grogi banget.. lha ini... malah semua pada liatin.. mana berani aku mengangkat wajah. Ditambah lagi ada Tara. Ya Allah... apa ini yang dirasakan semua wanita saat akan dikhitbah sama sahabatnya...???

"Wah...abangku ini ternyata romantis juga sama calon kakak ipar ya bun...?"

Aku masih nunduk diam saat Della bersuara, adik Tara. Aku masih sangat malu untuk memperhatiakan sekeliling. Masih berasa ada banyak mata-mata.

"Apa maksud ucapanmu,Del? Romantis apanya? Tara saja tak melakukan apapun", tanya hatiku pada Della tanpa suara.

Della menghentikan ucapannya sejenak sembari menaik turunkan dagunya.

"Maksud kamu, Del? , Tara mulia bersuara.

"Kalian masih belum nyadar juga?".

"Apa?".

"Baju kalian samaan lho... janjian yaw...".

Mendengar penuturan Della sontak aku melirik baju yang Tara kenakan. Keluarga yang lain juga ikut memperhatikan. Dan ternyata benar. Tara mengenakan kemeja warna hijau tozca.

"Kalian janjian yaw... kok gak bilang sama kita sih... Ia. Biar kita bisa seragam juga". Komentar kak Hasna.

"Iya tuh..bang Tara. Diam-diam menghanyutkan. Diam -diam janjian dengan calon kakak ipar".

Para orang tua tertawa mendengar godaan Della dan kak Hasna padaku. Dan aku masih setia menunduk malu. Takut memperlihatkan wajahku yang pasti sudah blushing.

"Kita gak janjian kak Hasna... Della... ini kebetulan aja". Bela Tara.

"Gimana mau janjian. Ketemu aja baru sekarang. Chatt sama Tara juga gak pernah. Gimana mau janjian coba???!!!". Aku ingin bersuara mendukung Tara, tapi tak ada satu kata pun yang lolos dari mulutku.

"Cie...pake baju aja samàan.. sehati ni ye....". Della terus menggoda kakaknya.

"Janjian juga gak papa Tar... cie... Mia... cie... cie...". Kak Hasna semakin menggodaku.

"Sudah. Sudah jangan menggoda mereka lagi. Kasihan tu.. mereka jadi malu. Ntar kakak ipar kamu makin malu". Bunda Tara angkat bicara menyelamatkanku dari bully kak Hasna dan Della.

Setelah sempat bercanda acara intinya dimulai. Para orang tua mencari kesepakatan. Waktu yang baik. Tanggal yang baik untuk melangsungkan acara kami selanjutnya.

Aku dan Tara beberapa kali bertemu pandang tak sengaja. Tersenyum sekilas lalu nunduk lagi. Begitu sampai beberapa kali. Saling mencuri pandang. Tapi sayangnya Della memergoki aksi kakaknya. Della menyenggol lengan kakaknya.

"Bang, jangan liatin terus belum halal".

Tara tidak merespon. Dia kembali mencuri pandang dan tersenyum manis.

Senyuman yang telah lama hilang. Senyum yang aku rindukan. Senyuman yang masih sama saat kita masih mengenakan putih abu-abu. Rasa yang sama. Debaran yang sama.

Aku kembali melihatnya. Tersenyum lebih lama. Memperhatikannya lebih jauh.

Dua orang yang hendak menikah bukankah diperbolehkan melihat calon pasangannyya walaupun dia belum halal?? Kalimat itulah yang membuatku berani beradu pandang dengan Tara.

Sambil terus berucap istighfar dalam hati. Semoga Allah menjaga cinta ini . Mejaga rasa ini sampai halal pada tempatnya.

Semoga kamulah takdir Allah untukku.

Setelah berunding dan mancapai titik kesepakatan dari para orang tua. Ayah menyampaikan hasil keputusannya dan juga sebagai penutup dari acara malam ini.

Akad nikah akan dilangsungkan pada hari Jum'at selepas sholat subuh. Dilaksanakan di masjid. Lalu setelah sholat jum'at resepsi pernikahan akan dilangsungkan. Dan yang utamanya pernikahan akan terjadi tiga minggu lagi. Jadi hanya sahabat ,saudara dan kerabat dekat juga tetangga saja yang diundang.

Agar semua persiapan berjalan lancar semua kebagian tugas masing- masing.
--------


Ajak Aku Ke Surga BersamamuWhere stories live. Discover now