kejutan

1.3K 67 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 4 sore. Aku sudah sampai di tempat kerja beberapa menit yang lalu. Sudah waktunya pergantian shift. Beberapa temanku memutuskan untuk langsung pulang.

"Aku dengar dari Yola, kamu baru jalan sama kak Alvin ya Ia?" Tanya Marta padaku ketika kami berada toilet.

Aku mengangguk sambil senyum penuh kebahagiaan.

"Kak Alvin ngajak kamu kencan kemana?"

Alisku sedikit mengerut mencerna kata kencan yang dilontarkan Marta padaku.

"Kami gak kencan Ta. Kami gak pergi berdua. Kami bertujuh kesana. Alea juga ikut." Terangku padanya.

"Kirain cuman berdua doang".

"Kalo cuman berdua pasti aku nolak tawarannya dari awal."

"Iya juga yaw.. aku sampai lupa sama prinsip kamu. Tidak boleh berduan dengan lawan jenis nanti yang ketiga adalah setan. Bener kan?".

"Tu kamunya tau"

"Iya deh maaf. Lupa".

Pengetahuanku tentang agama memanglah belum seberapa. Tapi setidaknya aku pernah  belajar selama sembilan tahun di sekolah madrasah. Jadi dasar agama sedikitnya aku tahu, termasuk tentang hukum berduaan dengan laki-laki yang bukan mahram tidak diperbolehkan dalam agama islam. Itulah alasanku menerima ajakan kak Alvin, karna dia meyakinkanku bahwa kami tidak pergi berdua saja.

Aku sudah siap memenuhi tanggung jawabku dalam hal pekerjaan. Siap. Semangat. Aku harus menyemangati diriku sendiri karna memang tidak ada yang menyemangati. Yah.. tepat. Aku memang jomblo. Tapi tak hanya karna alasan jomblo, dari buku yang pernah aku baca sebenarnya motivasi terbesar seseorang itu datang dari diri sendiri. Biarpun tak ada penyemangat tapi harus tetap semangat.

Aku berada di kasir ditemani Marta, jarum jam masih belum beranjak dari angka 10 menandakan mini market masih akan terus ramai. Biasanya mini market akan cenderung sepi kisaran jam 11 malam sampai akan tutup jam 12 malam. Kendaraan  diseberang jalan juga masih terlihat ramai, bahkan bisa dibilang jalan itu tak pernah sepi beroperasi 24jam 7hari.

"Ta, jagain yaw.. aku mau hirup udara malem di depan". Ucapku sebelum keluar dari meja kasir yang hanya dijawab dengan anggukan oleh lawan bicaraku.

Udara malam yang tak begitu dingin bisa aku rasakan menerpa kulitku ketika berada didepan mini market. Seperti yang aku katakan aku hanya keluar untuk mencari angin malam. Hanya itu. Tak melakukan yang lain.

Kuedarkan pandangan kesemua arah dari tempatku berdiri. Tak ada yang aneh. Tak ada yang berubah. Masih sama. Pertokoan dan rumah makan yang berada satu garis lurus dengan mini market ini juga masih ramai.

Tapi fokus mataku justru terhenti tepat disamping mini market. Tertuju pada sebuah sepeda motor yang terparkir paling dekat dari posisiku saat ini.

Entah kenapa aku merasa tak asing dengan motor itu. Anehnya pemiliknya saja aku sama sekali tak mengenalnya. Aku terus memperhatikan motor itu untuk beberapa saat sampai suara seseorang memanggilku untuk kembali.

Baru membalikkan badan dan hendak melangkahkan kaki sebuah tangan memegang pergelangan tanganku.  Tentu membuatku kaget juga takut. Aku merasa genggaman tangan kecil yang menyentuhku. Tangannya dingin pula.

Seingatku tak ada orang yang berjalan kearahku sewaktu aku memperhatikan keadaan tadi. Siapa yang tiba-tiba datang secepat kilat ? bahkan sudah menahan tanganku sekarang.

Aku masih diam terpaku. Tanpa sadar aku sudah  menutup kedua mataku. Ingin menengok, melihat siapa yang menyentuhku tapi perasaan takut menguasaiku. Apalagi ketika merasakan sentuhan tangan dingin mengenai tanganku, bayanganku sudah sama persis seperti di film horor. Pas ditengok yang ada malah hantu yang dibelakangku. Pikiran itu melintas begitu saja membuatku semakin takut.

Ajak Aku Ke Surga BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang