Bagian 1

6.6K 289 15
                                    

Riuhnya kantin dijam istirahat adalah hal biasa di SMA Trisakti. Bahkan, mungkin di sekolah lain pun begitu. Dari yang kelaparan atau hanya nongkrong sambil meminum minuman dingin, sekedar cuci mata melihat kakak kelas atau adik kelas yang ganteng dan cantik setelah berpusing ria dengan pelajaran-pelajaran yang cukup menguras otak, agar siap lagi menghadapi pelajaran selanjutnya.

Ara, Fara dan Mysha. Tiga cewek yang namanya hampir sama, bertemu saat masa orientasi siswa. Mereka akhirnya bersahabat dan sekarang sudah kelas sebelas. Ara dan Mysha yang mengambil jurusan IPS dan Fara mengambil jurusan IPA.

Di sekolah, mereka akan bertemu saat istirahat. Dan jika di luar sekolah, saat ketiganya ada waktu luang, mereka akan berkumpul disuatu tempat. Entah itu rumah salah satunya, Cafe atau di toko kue milik Mamanya Ara.

Ara. Atau lebih lengkapnya Arazeline Fradellia, dia bukan most wanted di SMA Trisakti, bukan juga gadis pintar yang sering disanjung guru, bukan juga gadis cupu si kutu buku dengan kacamata tebalnya. Ara bersahabat dengan dua cewek yang bernama Faranisa Maharani si cewek lumayan terkenal karena selain cantik, dia juga easy going dan juga pintar dan Zara Mysha si cewek modis tapi bermulut pedas dan paling dewasa diantara mereka bertiga.

Ara dan kedua sahabatnya sedang berada di kantin, di bangku yang lumayan pojok, atau lebih tepatnya di pojok kanan ruangan.

"Heh, mau pesen apa lo, Ra! Biar gue pesenin lo jaga ini bangku," ujar Fara sambil menendang pelan kaki meja.

"Ashoy geboy dong, Para! Pake nendang segala," sewot Ara karena dirinya sedikit kaget, "bakso kosongan ya, Far."

Fara memutar bola matanya, lalu mengangguk malas.

"Inget ya! Kosongan!" ujar Ara mengingatkan.

Fara mendengus. "Iya-iya gue inget kali! Gue beliin kuahnya doang tau rasa lo."

"Udah ah jangan bikin ribut. Nggak liat tuh, antrian udah kaya antrian tugasnya Ara yang belum dikerjain!" lerai Mysha karena jika tidak dilerai, urusannya tidak akan sebentar.

"Udah tinggal sedikit tau, tugas yang belum gue kerjain," elak Ara tidak terima, "udah ah, sana pergi pesenin gue makanan. Hus, hus."

Fara melotot pada Ara. "Awas lo! Gue beliin kuahnya doang."

Ara memeletkan lidah. Dirinya tau, itu hanya lelucon. Kalau sampai beneran, bakal Ara pites nanti si Fara. Ara dan Fara memang jarang sekali akur. Setiap bertemu pasti akan berantem dan akhirnya Mysha yang melerai. Begitu seterusnya sampai-sampai kadang Mysha membiarkan karena lelah.

Ara memandang ke berbagai arah melihat suasana dan kegiatan manusia-manusia yang berada di kantin Trisakti lantai dua. Hingga matanya terpaku pada bagian pojok kiri depan. Di sana adalah markas kelas duabelas yang katanya tidak bisa move on dari makanan kantin lantai dua. Lumayan banyak, sampai ada beberapa gerombol di sana.

Mata Ara terfokus pada pemandangan seseorang yang duduk sambil meminum soda. Matanya terpaku sampai sulit mengalihkan pandangannya dari orang itu.

Kata beberapa teman sekelasnya, Kakak kelas duabelas yang gamon dengan makanan kantin lantai dua itu ganteng-ganteng maksimal. Ara awalnya tidak begitu tertarik, tapi karena teman cewek sekelasnya selalu membicarakan kakel gamon itu, untuk pertama kalinya Ara memperhatikan kakel yang katanya ganteng-ganteng itu.

Masih memperhatikan cowok yang tadi sedang meminum soda, Ara mengakui cowok itu tampan. Rahangnya tegas namun wajahnya sedikit imut, kulitnya putih, hidungnya macung, rambutnya hitam legam, namun saat Ara melihat matanya, tatapan mata itu datar dan kelam, seakan tidak ada yang diizinkan untuk masuk dan menyelami mata itu.

IRIDESCENT [Completed]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora