Bagian 26

1.6K 129 14
                                    

Now Playing: One Call Away-Charlie Puth.

HAPPY READING

(Nganterin doi pulang yaqq)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Nganterin doi pulang yaqq)

[ Terkadang, rasa tidak ingin tahu itu perlu. Karena apa? Bisa saja hal yang ingin kamu ketahui itu akan menyakiti dirimu sendiri. ]

$$$

Gavin menatap lekat dua orang yang sedikit jauh dari hadapannya. Ia cemburu tentu saja. Ia tidak pernah ada di posisi itu sebelumnya.

Wajahnya masih saja datar, tidak menunjukan ekspresi apapun melihat betapa mesranya kedua orang itu.

Gavin yang pendiam adalah Gavin yang sebenarnya. Itulah karakternya sejak kecil. Namun bicara tentang tersakiti, Gavin tentulah pernah merasakan itu. Tepatnya adalah orang yang kini ia perhatikan yang menjadi sebabnya.

Sejak kecil juga Gavin sudah berniat bahwa tidak akan ada perempuan di dalam hidupnya, kecuali gadis kecil yang dulu datang dan mengajaknya berbicara. Padahal yang lain justru mengejeknya.

Gadis kecil yang juga menenangkannya dengan menakut-nakutinya saat ia menangis meraung-raung.

Ia masih menunggu seseorang itu sadar, bahwa ia seringkali ada di lingkup kehidupannya. Lamunannya buyar saat kakinya terhantam ringan oleh bola milik anak kecil yang tidak jauh darinya.

Anak kecil yang kira-kira berumur sebelas tahun itu dengan takut-takut mendekat ke arahnya lalu mencicit, "Maaf, Kak. Bolanya boleh diminta?" Suaranya begitu pelan, dengan tingkah malu-malunya yang menggemaskan.

Gavin tersenyum tipis dan mengangguk. Ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun, langsung memberikan bola itu.

Anak kecil itu tersenyum lebar sambil mengucapkan terima kasih lalu berlari menjauh dari Gavin.

Gavin sendiri menghela napasnya pelan. Baju sekolah yang masih melekat di tubuhnya sedikit membuatnya risih. Namun, melihat dia adalah kesempatan langka. Jadi Gavin memilih menahan risihnya demi melihat kebahagiaan sosok yang menjadi perhatiannya sedari tadi.

Gavin mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi WhatsApp. Ia membuka roomchatnya dengan Ara. Lalu mengetikkan pesan di sana.

Ara

Ra?

Butuh waktu beberapa menit hingga pesannya menjadi ceklis dua berwarna biru.

Iya
Dhalem
Nun
Mim
Wawu
Ha.

Gavin menahan senyum. Padahal ia hanya mengirim dua huruf. Namun nyatanya balasan Ara justru lebih dari itu.

Bs kluar?

IRIDESCENT [Completed]Where stories live. Discover now