Bagian 24

1.7K 125 21
                                    

Now Playing: Growing Pains-Alessia Cara.

HAPPY READING

[ Tidak ada yang melarang untuk bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Tidak ada yang melarang untuk bicara. Tapi setidaknya jaga perasaan orang lain dengan mulutmu! ]

***

Ara, Dilla, Sasa, Andi dan Wahyu sedang berada di koridor menunggu bel masuk berbunyi. Mysha juga di sana walaupun hanya diam sambil bermain ponsel.

Sesekali mereka tertawa jika ada yang lucu. Dan sasaran empuknya adalah Wahyu. Ngomong-ngomong tentang Wahyu, Ara jadi teringat tentang snap cowok itu.

"Yul, lo abis di tolak siapa?" celetuk Ara tiba-tiba. Membuat yang lain melongo dan Wahyu melirik sengit padanya.

"Demi apa Wahyul nembak? Lo belum puas kemarin cuma dijadiin kang ojek?" serobot Sasa membuat yang lain tertawa.

"Ra, sumpah ya lo pengen banget gue jadiin pacar! Itu cuma jokes!" sergah Wahyu tidak terima. Ara benar-benar. Ck!

"Halah tau lah gue yang ditembak siapa. Si Memeong itu, kan? Yang rambutnya panjang banget kayak Mbak Kunti!" Dilla ikut meramaikan. Sisi pembullynya keluar dan sepertinya akan mengasyikkan.

"Apaan, sih! Ogah ya gue sama lo. Mendingan sama Andi aja yang suka beliin gue es krim!" Ara bergelayut manja di lengan Andi dengam senyum hingga matanya terpejam. "Iya nggak, Ndi?"

"Lo kalo senyumnya merem tau-tau ditinggal, Ra!" serobot Wahyu dan dibalas tatapan sengit dari Ara.

Andi tersenyum manis, "Iyalah! Udah ngeluarin duit banyak ya kudu dapat!"

"Halah elo lagi! Udah deket dari setahun aja nggak nembak-nembak! Di gantungin mulu emangnya Ara jemuran di musim ujan!" Sasa dengan omongannya yang nyablak memaki Andi. Ia geregetan karena Ara benar-benar digantung hingga setahun ini. Entah apa yang ada di otak cowok itu. Padahal Ara tidak pernah dekat dengan cowok selain Andi. Kecuali akhir-akhir ini Ara memang dekat dengan Gavin.

Ara ikut berapi-api. "Iya nih, Sa. Lo aja yang baru suka langsung ditembak ya, kan? Gue mah apa. Mending nyari yang lain ajalah!"

"Setuju gue! Sama gue aja yuk, Ra. Capek nih gue ditolak mulu."

Ara mengibaskan rambutnya dengan gaya angkuh. "Mau. Kalo lo bisa traktir gue tiga kali sehari." Ini adalah jurus andalannya saat Wahyu mengajaknya berpacaran. Ah, cowok itu memang enggak waras.

"Sori! Mending duit gue buat beli skin! Sono tunggu aja tuh Fernan sampe lulus!"

Dilla dan Sasa sontak tergelak.

"Kampret emang Fernan. Lu mending sama Kak Gavin aja, Ra. Katanya sih, dia kaya raya. Jadi perut lo yang kayak gentong air nggak bakal kosong." Sasa tertawa lagi setelah mengakhiri kalimatnya. Sebenarnya cewek itu justru iri karena walaupun Ara makan banyak, tubuhnya segitu-gitu aja. Enggak sepertinya yang lihatin makanan saja berat badannya naik dua kilo.

IRIDESCENT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang