Bagian 38

1.6K 121 12
                                    

Playlist : sountrack sinetron azab aja deh ya. Wkwk.

HAPPY READING

(Gapin Gaban songong mode on)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Gapin Gaban songong mode on)

[ Percayalah, apa yang kamu punya adalah hal terindah yang tidak dimiliki orang lain. ]

$$$

Alfa masuk ke dalam kamar Ara dengan wajah ditekuk, lalu bergabung dengan Kakaknya yang sedang rebahan sambil bermain ponsel.

Ara yang melihatnya pun mengerutkan kening, "Kenapa kamu, Fa?"

"Kak Ala nggak pernah bantu Alfa mewarnai lagi! Kakak jahat!" Alfa semakin menekuk wajahnya. "Kakak juga nggak pelnah lagi ngajak Alfa main ke timezone!"

Ara yang gemas pun mencubit kedua pipi sang adik hingga kesakitan. "Hih, gemasnyaaaa. Kakak bukannya nggak mau ngajakin Alfa main. Tapi Kakak tuh lagi sibuk."

"Alfa pingin main sama Kak Ala."

"Kapan-kapan ya, Dek. Kalau nggak, main sama Kak Dias aja. Pasti seneng."

"Nggak mau!" Alfa bersidekap dada dengan wajah mendongak marah.

Ara terkekeh geli, "Ya udah, kalau gitu kapan-kapan kita main lagi. Sama Kak Mica juga ya, Fa."

Dan Alfa mengangguk antusias dengan mata berbinar-binar. Hingga ia ingat apa tujuannya kemari. "Oh, iya. Kak Ala, kata Mama besok ulang tahunnya Kak Dias. Nanti malam Kakak harus ikut makan malam ya."

Ara yang sedang mengusap surai coklat terang milik Alfa pun berhenti. Kemudian tersenyum kecut, "Iya, nanti ikut makan malam."

"Yash! Nanti pisahin daging sama tulang buat Alfa ya, Kak!" pinta Alfa penuh harap dan dijawab Ara dengan anggukan singkat.

Moodnya sudah hilang entah kemana. Ia lupa, bahwa hubungannya dengan Dias masih sama. Dan nanti malam ia harus melihat binar bahagia seluruh keluarganya yang tidak peduli dengan rasa irinya

Tapi apalah daya, ia hanya gadis beruntung yang dilahirkan di keluarga ini. Pemalas, tidak memiliki bakat dan prestasi. Apa yang bisa dibanggakan?

Terlebih kini ditambah urusan hati. Yang kian lama semakin sesak saat mengingat bahwa Gavin tidak lagi mau melihatnya. Ara benar-benar hampir stres hingga rasanya ingin memakan orang saja.

Semakin lama, ia semakin yakin bahwa Gavin tidak memiliki rasa sama sekali padanya. Padahal ia benar-benar jatuh pada pesona cowok pendiam itu. Bahkan ia sudah melupakan perasaannya pada Fernandi.

IRIDESCENT [Completed]Where stories live. Discover now