Bagian 22

1.6K 126 0
                                    

HAPPY READING

HAPPY READING

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Ara centil)

[ Yang diharapkan adalah bukan dia yang selalu ada, melainkan dia yang berada di sisi walau kendala menyapa.]

***

Istirahat kedua Ara memilih menghabiskan waktunya di kelas. Ia masih kenyang karena makan nasi goreng dan istirahat pertama makan bakso kosongan kesukaannya.

Kali ini Ara men-scroll Instagramya. Mencuci mata dengan melihat postingan cogan dari belahan dunia mana saja. Bahkan ada beberapa yang followersnya masih sedikit sudah terdeteksi oleh Ara.

Ia memperbarui berandanya, seketika matanya langsung membelalak saat salah satu cogan baru saja memposting foto shirtless. "OMG! Geewlaa ... kalo gini mah ya, gue baca tulisan Bu Sri yang sekecil upil juga nggak bakalan minus. Ampun dah! MY VITAMIN!" Ara histeris sendiri. Untung hanya beberapa siswa yang berada di kelas.

Ara segera menambahkan komentar di sana "OMG MY EYESSSSS. YOU ARE MY VITAMIN. MY EYES HEALTY IF LOOK LIKE THIS EVERYDAY!! wkwk" peduli setan jika bahasa Inggrisnya awut-awutan. Yang jelas, cogan itu pasti bisa mengartikan sendiri.

"Apaan sih lo, Ra! Heboh sendiri. Mana rambut awut-awutan gitu!" celetuk Dilla tiba-tiba.

"Berisik lo, Dil. Gue lagi cuci mata."

Notifikasi dari Instagram membuat Ara buru-buru membuka aplikasi itu. Ara mendesah kecewa saat melihat pemberitahuan bahwa ada followers baru.

Beberapa menit setelahnya, notifikasi masuk lagi, membuat Ara melihatnya. Setelah itu Ara menjerit heboh. "YAAMPUN KOMENAN GUE DI BALES! SUBHANALLOH! MIMPI APA SEMALEM GUE!!"

Walaupun hanya dibalas dengan "Hahahahaa", tapi itu cukup membuatnya amat senang. Siapa sih, yang enggak senang kalau dibalas komenannya oleh cogan.

"Apasih lo. Lama lama budeg nih kuping gue! Kayak suara lo bagus aja!" Kini Mysha ikut protes atas kehebohan Ara. Padahal ia sedang fokus dengan rumus matematikanya.

"Biarin sih, sewot aja lo, Ca!"

"Ya sewot lah! Lo berisiknya nggak guna. Coba kalo lo berisik karena lagi ngapalin rumus. Gak bakal protes gue!" jawab Mysha pedas. Tanpa menoleh dan masih asyik dengan rumus.

Ara tidak lagi menjawab. Ia segera pindah duduk bersama Dilla. Kebetulan teman sebangku cewek itu sedang ke kantin.

Ara mencibir Mysha tanpa suara. Membuat Dilla ingin tertawa saja. Ara kembali fokus dengan ponselnya, membuka aplikasi WhatsApp dan membuat snap sebuah screenshoot komentarnya tadi yang dibalas dengan caption "hidupku merasa di anggap setelah kamu membalas komentarku, babe".

IRIDESCENT [Completed]Where stories live. Discover now