Bagian 19

1.8K 144 8
                                    

Happy reading!

^^^

Jatuh cinta itu nggak bisa direncanakan. Kalau memang takdirnya harus jatuh cinta, lalu kamu mau bagaimana?
Menyangkal?
Itu hanya untuk membohongi diri sendiri, bukan orang lain.

***

Andai saja ada obat penangkal omongan pedas Mysha yang kadang suka tidak terkontrol, Ara ikhlas saja membobol tabungan untuk membelinya.

"Jawab pertanyaan gue, Ra!" desak Mysha sambil menggoyang-goyangkan lengan Ara.

"Yang mana, sih? Ciri-ciri ilmu sosiologi? Gue nggak tahu, Ca."

"Aisssh, bukan itu. Yang tadi itu loh."

Ara memasang tampang bodohnya. "Yang mana?"

"Lo belum putus sama Kak Gavin?"

"Dari awal kan gue udah bilang, gue nggak ada apa-apa sama dia. Astaga ular naga!"

"Tapi gue nggak sengaja liat instastory punya Kak Aksa lewat hape Fara, lo lagi makan sama Kak Gavin."

"Dih, gue ke sana sendirian, Ca. Terus Kak Harris dateng sama Kak Aksa dan Kak Gav. Ya lumayan lah, gue di traktir." Ara memamerkan deretan gigi putih dan rapinya. "Traktiran itu number one."

"Lo jauhin Kak Gavin deh, Ra. Nggak usah berurusan lagi sama dia. Bahaya."

Alis Ara bertaut, "Loh? Bahaya kenapa? Kak Gav anak mafia? Atau teroris?"

Mysha mencubit lengan Ara gemas, membuat sang empu meringis kesakitan. "Bukan itu! Lo ... maksudnya ... ehm, nggak takut?"

"Takut kenapa? Kak Gav manusia kok, masih nepak di tanah."

Mysha kepalang gemas, bebicara dengan Ara sama saja menguji emosi. "Takut jatuh cinta sama dia, Ra!"

Ara melotot, kemudian tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Mysha malah menatap Ara datar---sangat datar. Ara mencoba menghentikan tawanya dan menetralkan gejolak rasa ingin tertawa yang tiada henti itu. Wajahnya berubah serius.

"Kenapa harus takut?"

"Fara pernah bilang, kan, kalau Kak Gavin pemotek hati cewe-cewe? Gue cuma nggak mau lo jadi korbannya dia."

Ara menatap Mysha lembut, "Gue terharu lo perhatian dan peduli sama gue, Ca." Ia tersenyum lebar. "Cini peyuk," lanjutnya sambil merentangkan tangannya.

Mereka berdua sedang berada di kelas. Karena kekepoan Mysha yang sudah tumpah sampai meleber kemana-mana, Ara ditahan di kelas. Padahal kan Ara lapar.

Ara dan makanan adalah hal yang sulit dipisahkan!

Mysha masuk ke dalam pelukan Ara. "Semua demi kebaikan lo."

Ara tersenyum lembut, "Gue nggak takut kalau suatu saat gue jatuh cinta sama dia, karena jatuh itu nggak bisa direncanain. Kalau memang nanti jatuhnya membuat luka, semoga saja itu bisa jadi tanda dan bukti. Tanda bahwa aku pernah jatuh, dan bukti bahwa aku sudah pernah terluka dan aku kuat karena aku bisa bangkit."

IRIDESCENT [Completed]Where stories live. Discover now