Bagian 42

2K 136 49
                                    

Playlist : Charlie Puth-Attention

HAPPY READING

(Jelin yang maruq)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Jelin yang maruq)

[ Aku masih remaja, masih banyak waktu untuk mengejar cita-cita maupun jatuh cinta. Ditolak itu hal biasa, dan dalam hidupku itu hanya pemanis semata. ]

-Fernandi Zain yang punya masa depan secerah mentari jam 12 siang.

$$$

Ara menggulingkan badannya ke kanan lalu ke kiri, lalu ke kanan lagi dan bangkit dari tidurannya, lalu berbaring lagi dan memeluk sangat erat guling abu-abunya dengan wajah memerah karena apa tadi? Ia sudah jadian dengan Gavin? Sumpah demi apapun dirinya senang sekaliiii!

"Gue punya pacar!"

"Gue punya pacar!" Ara tersenyum bodoh lalu menutup wajahnya dengan bantal. "GILAAA GUE UDAH JADIAAAAAAN!"

Ara mengambil bantal yang menutupi wajahnya, "Gue jadiaaaann." Senyum tidak pernah pudar dari bibirnya.

Sial! Wajahnya tidak berhenti memanas dan memerah.

Tapi tunggu!

Memangnya kejadian tadi betulan terjadi? Atau hanya sebuah mimpi?

Atau Gavin hanya ngeprank?!

Ara jadi ragu, padahal ia sudah senang sekali.

Lalu kalau benar tadi Gavin menembaknya, kenapa juga ia harus langsung menerimanya ya? Harusnya tadi ia memberi syarat untuk membelikannya seribu jenis makanan saja! Biar sama kayak permintaannya Roro Jonggrang. Bedanya candi dan makanan.

Namun sayangnya, ungkapan perasaan tadi itu begitu mendadak. Dan Ara yang belum pernah berada di posisi itu sekalipun, euforianya semakin menggila. Ia bahkan harus susah payah agar bisa menahan diri supaya tidak terlalu baper dan salah tingkah.

Dan kini, rasa panas di wajahnya, saltingnya, ia keluarkan. Gila, jatuh cinta semenyenangkan ini!

Tapi-tapi. Kenapa cowok pendiam itu tidak mengiriminya pesan selamat tidur ya? Seperti couple-couple lain. Wah, jangan-jangan Gavin benar-benar hanya main-main tadi menembaknya?!

Kampret!

Ara meremas gulingnya dengan gemas, "Baiklah, baiklah. Nggak usah terlalu baper, Jelin! Tadi itu mungkin Kak Gav lagi sinting aja."

Ara menarik selimut lalu memejamkan matanya mencoba terlelap. Dan benar saja, tidak lama kemudian ia sudah tertidur pulas dengan mimpi indahnya.

IRIDESCENT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang