Bagian 29

1.5K 130 41
                                    

Playlist : Sad Song-We The Kings ft. Elena Coats

HAPPY READING

HAPPY READING

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Arajelin)

[ Apakah salah jika aku memiliki kekurangan? Kamu menghakimiku seakan kamu tahu betul tentang diriku. Yang pada nyatanya, kamu bahkan tidak tahu apa-apa tentangku. ]

$$$

Pagi ini begitu cerah. Hati Ara juga cerah, bahkan saat mandi dan menyisir rambut pun ia sambil bernyayi riang.

Semalam moodnya kembali karena Harris yang menelponnya dengan nomor Gavin.

Seperti biasa, Ara memasukkan lima buku dengan sampul yang sama ke dalam tasnya, beserta pulpen, earphone dan ponselnya.

Kali ini Ara membiarkan saja rambut coklat sebahunya tergerai. Ia menyambar kunci motornya lalu turun untuk sarapan.

Semua keluarga sudah berkumpul begitupun Dias. Kebetulan, Azam sedang shift pagi kali ini. Alhasil pria paruh baya itu bisa ikut sarapan bersama.

Ara mengambil duduk di samping Alfa yang sedang memakan nasi dengan ayam goreng. Ia melihat keatas meja yang begitu banyak jenis makanan tertata rapi.

Tumben sekali Mamanya masak banyak.

Ara mengambil nasi ke atas piringnya, beserta ayam goreng. Itu saja. Karena hampir semua makanan itu terdapat seafoodnya. Dan ia tidak suka.

"Makan lagi, Yas. Yang banyak. Mama tau kamu pasti di sana makannya sembarangan, kan?" tanya Lila begitu perhatian sambil menyendokkan lagi nasi dan lauk ke piring Dias.

"Udah, Ma. Nanti Dias kekenyangan."

"Gak papa. Lagian mama sengaja masak banyak khusus buat kamu kok."

Ara hanya diam dengan makanannya. Walaupun hatinya kini terbakar cemburu. Selalu seperti itu.

"Pa, tau gak. Anak Papa ini tuh ya, bener-bener membanggakan. Masa Dias kerja part time di sana padahal kita lancar ngirim uang ya, kan?" Azam hanya berdehem. Lila mengelus puncak kepala Dias sayang. "Uangnya kurang apa gimana? Besok bakal Mama tambahin, deh."

Dias tersenyum sambil melirik Ara, "Nggak usah, Ma. Uangnya cukup kok. Dias kerja cuma buat ngisi waktu luang."

Ara masih bergeming. Seakan tidak mendengarkan apapun.

"Oh iya, Ma, Dias mau izin ketemu sama temen-temen. Kemungkinan sampai malam, sih."

"Nggak papa, Mama maklum. Kamu mau pakai motor kamu?"

IRIDESCENT [Completed]Where stories live. Discover now