Bagian 41

1.8K 148 55
                                    

Playlist : Ed Sheeran-Perfect

HAPPY READING

(Be my girl and i'll be your mine)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Be my girl and i'll be your mine)

[ Lantas, apa yang harus ku pikirkan lagi? Karena aku pun sama; menyayangimu. ]

&&&

Ara memijat pelipisnya. Kepalanya sungguh sakit padahal sebentar lagi ekskul jurnalistik akan segera di mulai.

Yang membuat heran adalah di sela peningnya kepala, Kata "including me" masih terbayang-bayang di sana. Tau begitu tadi ia tidak usah bertanya saja!

Andai saja ia tahu arti kalimat yang Gavin katakan sewaktu lalu, pasti ia tidak akan sepenasaran ini. Masa iya, ia harus bertanya langsung pada Gavin? Yang benar saja!

Baginya, Gavin begitu membingungkan. Kenapa cowok itu tadi harus menariknya dan bertanya seakan dia cemburu? Padahal sudah jelas sekali bahwa Gavin tidak memiliki perasaan apapun padanya.

"Salam, mari kita buka kegiatan ini dengan berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa, mulai."

Ara bahkan tetap memijit pelipisnya tanpa ikut berdoa.

"Untuk pertemuan kali ini, kita akan membahas tentang kegiatan tempo lalu dan pembuatan brosur tahun ini. Gue mau nanya, kemarin bagian fotografer siapa aja?" tanya sang ketua dengan penuh wibawa.

"Ara, Gina, sama Dela."

Ketua ekskul yang bernama Bima melihat satu per satu siapa saja yang tadi disebut. Dan saat giliran Ara, cowok itu hanya melirik sekilas tanpa senyum. Bahkan tatapannya begitu meremehkan.

"Sekolah kita bakal buat brosur dan kita yang bertugas membuatnya. Kita harus membuat brosur sebagus dan semenarik mungkin. Dan di beberapa event tahunan, hasil foto kalian bertiga hanya akan ada satu setiap eventnya yang diambil buat dipajang di sana." Bima melirik Ara lalu tersenyum sinis. "Oh, kayaknya lo nggak usah terlalu berharap, deh, Ra. Karena kemungkinan kecil hasil foto lo bakal dipake."

Oh, bagus. Bima menyulut emosi Ara. Namun ia masih tetap diam.

"Kalau lo mau keluar dari ekskul juga gak papa, Ra. Lagian nggak berguna juga."

Emosi Ara memuncak. "Gue juga nggak sudi punya ketua yang suka ngomong tapi nggak tau kenyataannya! Sayang banget ya, gue harus bertahan biar rapor gue eskulnya keisi." Ara meraih tasnya lalu menepuk bahu Gina dan menyuruhnya untuk tidak mengatakan apa-apa tanpa suara.

IRIDESCENT [Completed]Where stories live. Discover now