Bagian 33

1.6K 122 25
                                    

Playlist : Rizky Febian-Ragu

HAPPY READING

HAPPY READING

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Gavin)

[Lalu, untuk apa aku mau saat kamu terus berada di dekatku, sedangkan kamu tidak pernah memberikan kepastian untukku? Aku tidak sebodoh itu membiarkan diriku tersakiti sendirian.]

$$$

Gavin dan duo kutu kupretnya berjalan layaknya artis---lebih tepatnya hanya Harris yang sesekali berdadah ria pada cewek yang tidak sengaja bertatapan dengannya.

Ada gadis yang justru berekspresi ingin muntah, menatap geli dan hanya sedikit---sangat sedikit yang berteriak kegirangan. Harris Kalingga memang sepercaya diri itu.

Sedangkan Gavin dengan kalem berjalan biasa. Dengan headset yang terpasang sempurna, ia hanya diam sambil mendengarkan musik.

Dan terakhir, Aksa. Cowok itu pun berjalan biasa namun sesekali jika melihat murid perempuan yang dandanannya begitu menor, ia akan berbicara dengan suara lantang terang-terangan mengatai siswi tersebut. Absurd memang.

"Wiuwit. Cewek kenalan sama abang yuk!" Harris dengan nada di genit-genitkan mengajak salah satu adik kelasnya berkenalan. Sedangkan yang diajak pun malu-malu seperti kudanil. "Gak jadi deh, lo bikin alisnya tebel sebelah."

Aksa tertawa terbahak. Harris dengan tingkahnya memang kadang-kadang membuat malu cewek.

Kini giliran Aksa yang menyeringai. Sepertinya ia melihat mangsanya. "Ris, liat tuh cewek di depan yang lagi uget-uget kayak cacing."

Harris menahan tawa, "Anzir! Hahaha gue godain ah."

Langsung saja Aksa toyor itu kepala. Padahal kan cewek tadi itu mangsanya. Ia beralih pada Gavin yang masih asyik sendiri. "Pin yaelah masih pagi juga! Udah kena penyakit sendi," sindirnya sambil menarik sebelah headset yang terpasang di telinga Gavin.

Gavin melirik datar lalu melepas semua headset dan mematikan musik di ponselnya. "Maksud lo apa?"

"Iya lo kan, kena penyakit sendi. Iya nggak, Ris?" Aksa merangkul Harris.

"Iya emang Gapinku kan, terkena penyakit sendi." Aksa dan Harris seperti sedang berjanjian sesuatu. "Satu ... dua ... tiga. SENDIRIAN." Selanjutnya keduanya tertawa terbahak bahak sambil saling memukul bahu.

Gavin melirik datar kepada keduanya. Cowok itu bahkan tidak tahu di mana sisi lucunya. Kapan ia sendirian? Bahkan di rumah pun dua cunguk itu masih mengikutinya. Dasar aneh. Untung Gavin kalem.

IRIDESCENT [Completed]Where stories live. Discover now