49

57K 3.8K 372
                                    

"Kamu kenapa sih sampai masuk ke kamar Eros segala?" Sheryl merengut saat Natasha membalasnya hanya dengan cengiran. "Untung aku datang. Kalau tidak—"

"Kalau tidak, mungkin Eros sudah membunuhku?"

Sheryl mengangguk.

"Tapi aku masih hidup, beybih. Aku masih bisa benafas dengan benar," Natasha menarik nafas lalu mengeluarkannya, membuktikan perkataannya barusan pada Sheryl. Tapi kemudian wanita itu meringis saat merasa nyeri pada lehernya.

"Stay still, Nate! Kamu membuat memar pada leher kamu semakin bertambah parah," Bentak Sheryl mengingatkan. Kemudian ia melanjutkan kegiatannya mengompres leher wanita itu yang berwarna merah keunguan bahkan hampir menghitam. Sepertinya Eros terlalu dibutakan mata untuk menghabisi Natasha saat itu juga, hanya karena wanita itu memasuki kamarnya. Pria itu memang sangat keterlaluan.

"Lain kali lebih baik membangunkan aku ketika kamu membutuhkan sesuatu."

"Aku ingin sekali membangunkan kamu, tapi aku tidak cukup tega melakukannya. Lagipula aku hanya ingin mencari sesuatu di dapur. Saat aku berbalik, aku salah jalan dan berakhir masuk ke dalam kamar Eros."

Sheryl menghembuskan nafasnya lemah. Terlalu sulit untuk mempercayai perkataan Natasha kali ini. Walaupun mungkin saja itu terjadi karena kamar Sheryl berada pada sayap kanan rumah itu sedangkan kamar Eros ada pada bagian kiri. Tapi dilihat dari besar pintu kamar juga, milik mereka berbeda. Pintu kamar Eros lebih terlihat besar dibandingkan dengan pintu kamarnya. Dan Sheryl mencoba untuk tidak mengambil pusing.

"Untungnya kamu datang, kalau tidak, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padaku."

"Ya. Aku terbangun tepat saat kamu membuka pintu kemudian aku memutuskan untuk mengikutimu dari belakang,"

Natasha terdiam tapi kemudian tertawa canggung karena baru saja wanita itu tertangkap basah oleh Sheryl. Kalau wanita itu mengikuti Natasha dari awal, berarti Sheryl juga tahu bahwa apa yang dikatakan Natasha tentang ingin ke dapur itu bohong.

"Itu—"

"I know, Natasha. Aku tahu alasan kamu ke kamar Eros."

Sheryl terdiam yang membuat Natasha menjadi gugup.

"Kamu berniat untuk balas dendam 'kan sama Eros?"

Alis Natasha terangkat.

"Kamu pasti sangat membenci Eros karena sudah mengurung kamu selama bertahun-tahun." Dan sepertinya wanita itu mulai mengerti perkataan Sheryl yang sangat mungkin terjadi. "Paling tidak kamu pasti sudah lama berniat untuk membalas perbuatan Eros." Sheryl mengigit bibirnya, "Tidak akan berhasil, Nate. Aku pernah mecoba. Kamu tahu sendiri Eros memiliki tempramen yang mengerikan. Instingnya seperti hewan. Padahal kamu baru masuk beberapa langkah tapi Eros terlebih dahulu menemukan kamu."

Sheryl memandang Natasha yang hanya diam mendengarkan perkataannya.

"Jadi, kalau kamu masih sayang dengan nyawa kamu sendiri, lebih baik jangan melakukan apapun yang kamu pikirkan."

Hati Sheryl seperti tergelitik karena mengeluarkan perkataan itu. Dia tidak seperti melindungi Natasha, malah terlihat melindungi Eros.

"Apa sangat terlihat kalau aku begitu membenci Eros?"

Sheryl terdiam, lalu mengangguk ragu. Namun apa yang terjadi selanjutnya sangat membuat Sheryl terkejut. Karena Natasha tiba-tiba memeluknya dan menangis.

"Aku bersyukur karena kamu mau mengerti aku, babe. Dia.. sudah menghancurkan hidup aku, mengambil semua kebagaian aku tanpa tersisa. Bahkan masa muda aku terbuang percuma karena Eros. Kamu tidak akan pernah tahu bagaimana jahatnya pria itu. Dia memperkosa aku berkali-kali bahkan sampai membuat aku berpikiran untuk mati karena harus menuruti semua nafsu liar dia," Natasha melepas pelukannya lalu membuka pakaiannya untuk menunjukkan luka yang masih membekas diperutnya, "Dan kamu harus ingat ini, Eros pernah merobek perut aku sampai aku hampir mati kehabisan darah."

PRISON [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя