6

145K 7K 72
                                    

Tubuh Sheryl bergetar ketakutan, ia ingin pergi dari tempat ini atau mungkin lebih baik ia berada di dalam kamar itu, meskipun harus dikurung dalam waktu yang lama, asalkan tidak disini. Setidaknya biarkan ia menutup mata, untuk tidak melihat apa yang sedang terjadi di depan matanya sekarang. Tapi sepertinya menutup mata saja tidak cukup, karena teriakan tertahan yang begitu menyakitkan itu terus mengiang di indera pendengarnya meminta tolong.

Sheryl tahu Eros adalah pria yang sangat bajingan. Apalagi setelah Natasha mengatakan bahwa Eros tidak segan untuk membunuh para wanita yang mencoba kabur, walaupun tidak pernah terbukti itu terjadi. Sheryl sudah menduga-duga hukuman apa yang diberikan pada wanita yang membrontak pada pria itu tadi, seperti di kurung dalam penjara isolasi atau dicambuk sampai mati.

Oke sepertinya Sheryl memang mengkhayal karena terlalu kebanyakan menonton televisi. Tapi kenyataannya hukuman yang diberikan Eros bahkan lebih mengerikan daripada itu, sehingga siapa saja yang mengalaminya lebih memilih untuk mati sungguhan.

Sheryl menggenggam tangan Natasha kuat, bahkan tangan yang satunya sudah menggenggam wanita lain disebelahnya. Mereka semua tengah berlutut, dituntut untuk menyaksikan 'teman' mereka di siksa oleh penjaga-penjaga Eros.

Wanita itu dihukum dengan cara terkeji yang pernah Sheryl pikirkan. Bagaimana tidak, Eros memerintah seluruh penjaga yang berjenis kelamin laki-laki untuk mencicipi tubuh wanita itu. Dia–entah siapa namanya, dipaksa untuk berbaring disebuah meja dimana para pria akan bergantian menyiksa tubuhnya.

Sheryl merasa ngilu dan ngeri, ketika pria-pria itu berdiri bergiliran menghukum wanita itu tanpa henti. Bahkan semua tempat di tubuh wanita itu tidak luput dari keganasan mereka. Tidak ada kesempatan untuk wanita itu untuk berteriak ataupun mengeluh kesakitan, karena setiap satu pria yang selesai maka akan ada satu pria yang lain dengan senang hati mencobanya.

Sedangkan Eros. Pria itu duduk di ujung santai sambil menyilang kakinya, mengamati pemandangan yang menurutnya indah dengan tawa menggema.

Sheryl ingin muntah, tidak tahan dengan semua pemandangan yang disajikan. Seumur hidup wanita itu tidak pernah membayangkan akan menyaksikan kejadian seperti ini secara langsung. Tanpa sadar, Sheryl mengeluarkan air matanya. Bagaimana tidak, disatu sisi ia begitu kasihan dengan wanita itu, disatu sisi ia sangat lega bahwa wanita itu bukan dirinya.

Para pria itu tetap menyakiti tubuh wanita itu, walaupun ia sudah kehilangan kesadaran. Sheryl sangat jijik ketika mereka tertawa, bersorak ketika mendapatkan apa yang mereka mau. Sungguh definisi seorang tidak berotak dan tidak berperasaan ada pada mereka. Demi apapun, wanita itu sudah sekarat, seluruh tubuhnya sudah basah karena begitu banyak mengelurkan tenaga percuma.

Sheryl ingin kabur, tapi ia sangat takut jika hal itu akan terjadi juga pada dirinya ketika ia mencoba melawan. Sedangkan sekarang pun ia tidak bisa berbuat apa-apa, para penjaga lain menahan mereka semua untuk menonton hukuman itu hingga selesai.

Eros berdiri, merapihkan jasnya lalu mendekat pada wanita-wanita yang sedang sangat ketakutan itu.Pria itu menundukkan badan, mensejajarkan tubuh pada mereka.

"Ini hukuman jika kalian mencoba melawan." Kata Eros santai, dengan mata yang sangat jelas memandang Sheryl. Kemudian tanpa berbasa basi lagi pria itu berdiri lalu meninggalkan ruang ini.

PRISON [END]Where stories live. Discover now