23

77.6K 5.4K 199
                                    

Sepeninggalan Elizabeth, Sheryl berada di kamar itu sendirian. Eros mengikuti dokter tersebut untuk segera memenuhi asupan multivitamin yang diberikan kepada Sheryl dan dua bayi yang sedang ia kandung. Well, wanita itu diperlakukan seperti ratu, sangat jauh berbeda dengan keadaannya beberapa hari yang masih menjadi seorang tahanan. Dia sendiri lupa kapan terakhir memiliki perasaan yang membuatnya merasa nyaman dan aman, tertidur di atas kasur tanpa memikirkan banyak hal. Ternyata benar, kasur yang ada di kamar itu sangat empuk sehingga membuat wanita itu ingin tertidur dan tertidur lagi.

Satu hal yang membuat Sheryl terhenyuh, diluar dugaan ternyata pria itu begitu menyukai kenyataan jika anak yang berada dalam tubuh Sheryl adalah bayi kembar. Eros bahkan sempat mengelus puncak kepala wanita itu karena senang, menunjukan senyum lebar yang terlihat berbeda—sangat tulus dan bersungguh-sungguh, melupakan jika senyum yang biasanya ditunjukan pria itu hanya ukiran iblis yang mengerikan.

"Terimakasih," ucap pria itu kepadanya. Sheryl hanya mampu memandang pria itu dengan diam. Dia sangat bingung, Eros tidak berlaku kasar sedikit pun dengannya—meski seharusnya wanita itu bersyukur. Pria itu bertingkah sangat manis, sehingga hatinya menjadi sedikit menghangat karena diperlakukan seperti itu. Mungkin karena pengaruh bayi, Sheryl merasa tidak rela jika Eros meninggalkannya. Bahkan Sheryl merasa rela untuk dipukli, jika pria itu mau sedikit lebih lama bersamanya.

Wanita itu benar-benar sudah masuk ke tahap otak tidak waras sekarang. Untuk apa mengharapkan seseorang yang seharusnya ia hindari.

Seakan-akan mengetahui keinginan Sheryl, tidak lama setelah itu Eros masuk ke dalam kamarnya. Dan lupakan keinginan yang rela jika pria itu memukulnya karena kenyataan yang ada, melihat Eros yang melangkah mendekat dan duduk disamping posisinya sekarang, Sheryl secara refleks bangun.

"Aku sudah meminta pelayan untuk menyiapkan vitamin untuk kamu dan anak-anak aku," kata pria itu, "Kamu harus rajin meminumnya agar kalian selalu sehat. Oh iya, apa kamu belum merasa lapar?"

Tangan pria itu terangkat, hendak menyentuh Sheryl yang diartikan lain sehingga wanita itu bergerak mundur, penuh kewaspadaan.

"Aku hanya ingin menyapa mereka," Ucap pria itu lagi, mencoba menenangkan.

Sedikit ragu, Sheryl bergerak menuju pria itu yang langsung meraih tangan, menarik tubuhnya. Wanita itu bergidik ngeri, mendapati Eros menempelkan telinga pada perutnya. Tetapi entah mengapa, Sheryl menikmatinya.

"Hello, I am your father," suara itu terdengar pelan dan lembut, "Tidak sabar untuk menanti hari dimana kita bisa bertemu. Dan siapapun itu, percayalah, aku sudah mencintai kalian."

Sekali lagi, apakah pria ini benar-benar Eros?

Cukup lana, pria itu kemudian mengangkat wajah, menangkupkan kedua tangan pada wajah Sheryl dan mengelusnya, "Sekarang saatnya kamu untuk beristirahat, aku tahu kalau tubuh kamu butuh energi baru setelah apa yang kamu alami selama ini."

Sheryl menarik lengan baju pria itu ketika ia hendak pergi. Eros menatapnya bingung dan kembali tersenyum penuh pengerian, "Jangan khawatir. Kamu akan baik-baik saja disini, tidak ada yang akan menyakiti kamu. Dan kamu tidak akan balik ke tempat mengerikan itu lagi."

Namun wanita itu tetap tidak melepaskan tarikannya. Pria itu kembali ke posisi awalnya, mengusap rambut Sheryl dengan sayang. Mata mereka bertemu, untuk sesaat keduanya terdiam sampai tangan pria itu turun menyentuh pipi Sheryl. Lama saling bertatapan, pria itu berinisiatif untuk memajukan wajahnya. Jarak mereka sudah sangat dekat, namun pria itu masih diam, memastikan wanita itu tidak bermaksud untuk menolaknya.

Sama seperti pria itu, Sheryl juga diam, menurunkan pandangannya menuju bibir lalu kembali naik memandang kedua mata biru itu. Merasa tidak ada penolakan, Eros semakin mendekat. Menempelkan bibir, mencium wanita itu dengan hati-hati. Terhipnotis, wanita itu membalas ciuman Eros yang terasa tidak seperti biasanya. Ciuman itu sangat lembut, manis dan membuatnya ketagihan.

Pagutan kedua bibir itu semakin tak tekendali, tekesan menuntut dan ingin segera diselesaikan. Pria itu bahkan mulai berani memainkan lidah di dalam mulut saat wanita itu memberikan akses lebih luar kepadanya. Eros melepaskan ciuman, menatap Sheryl dengan pandangan sedikit berkabut. Tangan pria itu kembali bekerja, menurunkan secara perlahan gaun wanita itu.

"May I?"

Satu alis Sheryl terangakat, selama ini Eros tidak pernah meminta izin padanya, bahkan menidurinya sesuka hati meski ia tidak mau. Sheryl mencoba mengenyahkan semua pikiran yang sedari tadi mengusiknya. Tanpa menunggu lama, wanita itu mengangguk, memberi izin karena kalau harus berkata jujur—Sheryl juga menginginkan pria itu.

Mendapatkan apa yang ia mau, Eros kembali mencium Sheryl, melanjutkan kegiatannya melepas gaun tidur itu. Tangan Sheryl juga mulai bekerja, melepas satu persatu kancing baju pria yang mulai menindihnya. Dan malam itu, untuk pertama kalinya Eros bermain sangat lembut pada tubuhnya, Hingga Sheryl harus menahan dirinya untuk tidak meminta lebih pada pria itu.

Tanpa Sheryl sadari, bahwa pria yang sedari tadi bersamanya, sejak pertama kali pria itu mengeluarkannya dari dalam penjara sampai sekarang berbagi kenikmatan bersama, bukan pria yang biasa ia ketahui bernama Eros Harnett, melaikan sisi lain pria itu.

Dia adalah Noah Harnett.

PRISON [END]Where stories live. Discover now