Stand By Me - 62

9.3K 918 3
                                    

Krystal menengadahkan kepalanya kesamping kirinya, melihat Naya yang tiba-tiba ikut duduk di sampingnya.

"Ayah bicara apa saja?" Tanya Krystal, tak berani berbicara dengan melihat wajah Naya. Bayangan sosok dirinya yang menjelma sebagai wanita jahat sungguh membuat dirinya malu.

"Hanya meminta maaf," jawab Naya. Gadis itu melihat kedepan, kearah gedung-gedung yang menjulang tinggi.

Dan kemudian, mereka berdua terdiam. Yang terdengar hanyalah suara jangkrik yang cukup berisik. Krystal agak canggung, karena selama ini, ia selalu bertingkah seolah-olah Naya merebut semua miliknya-- dalam artian ayahnya. Tapi, nyatanya, Krystal lah sosok wanita yang egois.

"Aku minta maaf karena sudah mengibarkan bendera perang padamu, karena telah menyakitimu dengan lisanku, karena telah membuatmu menangis karena tindakanku," aku Krystal. Ia adalah sosok wanita yang akan mengakui semua tindakan buruknya, bukan seperti orang kebanyakan, yang membiarkannya begitu saja tanpa mau meminta maaf dan menganggap semua itu hanyalah sebuah kekhilafan.

"Aku juga minta maaf. Mungkin karena keberadaanku, kau jadi merasa terancam. Aku tahu kau takut jika keluargamu hancur, kau takut jika kasih sayang ayahmu terbagi. Aku tahu semuanya, Krys," pungkas Naya, ia menyunggingkan senyumannya. Ada rasa lega dihati saat ia berbicara berdua seperti ini dengan Krystal.

"Kau selalu minta maaf, padahal aku yang salah. Sebenarnya, hatimu terbuat dari apa?" Gumam Krystal.

"Apa salahnya jika aku meminta maaf? Krys, kita seumuran. Dan faktanya kita adalah kakak-adik, ya walaupun berbeda ibu. Apa salahnya jika kita saling meminta maaf. Kita.. saudara, ya kan?" Kata Naya sembari menoleh kearah Krystal. Kini, mereka berdua saling berpandangan satu sama lain.

Melihat Naya yang tersenyum tulus, membuat Krystal jadi ikut menyunggingkan senyumannya. Ada sebuah keyakinan yang harus Krystal percayai, bahwa bendera perang yang mereka kibarkan, perlahan-lahan akan turun dengan sendirinya. Karena yang manusia butuhkan bukanlah sebuah peperangan merebut daerah kekuasan, tetapi sebuah persahabatan yang kokoh.



- - -




Jungkook dan Naya masuk bersamaan ke dalam studio rekaman. Hari ini, Jungkook akan melakukan proses rekaman dengan lagu yang Naya buat.

Naya melihat kearah Jungkook yang tengah memerhatikan beberapa lirik di buku catatan Naya. Kemudian, saat pandangan mereka bertemu, keduanya saling bertukar senyum.

Naya masih tidak percaya jika ini akan menjadi lagu berbahasa korea terakhirnya sebelum ia pulang ke Indonesia, apalagi lagu yang menggambarkan isi hatinya dan Jungkook ini akan dinyanyikan oleh pemeran utama dalam cerita hidupnya.

Si tuan kelincinya.

Jungkook mulai bernyanyi saat musik sudah berhasil ia dengar. Jika boleh jujur, saat mendengar demo lagu yang Naya berikan padanya, Jungkook menangis. Liriknya, melodinya, berhasil membuat air mata Jungkook keluar. Apalagi, lagu demo tersebut dinyanyikan oleh Naya.

Dan sekarang, saat Jungkook tengah merekam suaranya, giliran Naya yang menangis. Jungkook menyanyikan lagu ciptaannya dengan sepenuh hati. Dada Naya rasanya sesak, apalagi saat Jungkook sudah berada di penghujung lagu; Terima kasih atas segalanya, aku pergi. Jaga dirimu dan hatimu baik-baik, dan tunggu aku kembali.

Lagu ciptaannya akan dirilis beberapa hari lagi, saat semuanya sudah selesai dirampungkan. Jika tidak berubah, lagunya akan dirilis tepat dihari ia akan pulang ke Indonesia. Pemberitahuan jika Jungkook akan merilis sebuah lagu solo secara digital pun sudah Bighit sampaikan. Para Fans menyambutnya dengan senang.

Naya berjanji, ia akan kembali pada Jungkook dan menjaga hatinya untuk Jungkook.




🎵🎵🎵




Para wartawan sudah berkumpul di lobi gedung Bighit. Hari ini, seperti janji yang sudah disepakati, Bighit dan Jungkook akan mengadakan konferensi pers. Jungkook tidak sendiri, tapi ditemani dengan Sowon.

Jungkook dan Sowon berdiri di depan semua para wartawan, terlihat jelas jika para wartawan mulai membidikkan kamera mereka saat kedua publik figur itu masuk ke tempat konferensi pers.

Jungkook berdehem, kemudian mengambil Mic yang managernya berikan, "Sebelumnya semuanya pasti sudah mendengar rumor kencan saya dengan Sowon. Sebuah rumor tanpa bukti, dan hanya dibenarkan oleh agensi HoPro. Dan hari ini, saya akan menyampaikan sebuah fakta. Saya memang sudah memiliki pujaan hati dan tengah menjalin hubungan dengannya."

Semua para wartawan terkejut. Bukan hanya wartawan, manager BTS pun terkejut saat mendengar penuturan Jungkook.

"Tapi, saya tidak berkencan dengan Song Sowon. Wanita itu bukan orang yang tengah berdiri di sebelah saya. Bahkan, sebelum rumor ini keluar, saya tidak pernah mengenal Song Sowon sebelumnya," lanjut Jungkook, kemudian mengalihkan wajahnya kesamping-- tepat kearah Sowon.

Sowon menghirup udara sebanyak yang ia bisa, kemudian berusaha berucap, "Semua rumor kencan ini tidak benar. Saya hanyalah sebuah korban dari CEO agensi saya. Semua ini hanyalah mediaplay, hanya untuk mendongkrak popularitas girlgrup saya."

Semua wartawan mulai berbisik-bisik satu sama lain, dan dalam sekali tekan, berita tersebut sudah muncul di website-website Korea. Klarifikasi mengejutkan dari Jungkook dan juga Sowon mulai dibaca oleh dunia.



- - -



'Jung, aku pergi. Semangat untuk konferensi  pers mu nanti. Semoga dilancarkan.'

Nafas Jungkook terengah-engah saat ia tiba di bandara Incheon. Pesan dari Naya 2 jam lalu baru sempat ia baca setelah konferensi pers berakhir. Dan sekarang, Jungkook sadar jika dirinya sudah telat.

Tak peduli dengan orang-orang yang memotret dirinya, Jungkook tetap mengarahkan pandangannya keseluruh penjuru bandara. Berharap jika ada sebuah keajaiban, misalnya Naya yang ketinggalan pesawat, atau pesawat yang di delay.

Namun sayang, pesawat yang Naya tumpangi memang sudah berangkat 30 menit yang lalu. Jungkook bahkan belum sempat memberikan pelukan perpisahan untuk Naya, dan ia merasa kehilangan sekarang.

Ia berpikir, kapan kiranya ia akan bertemu lagi dengan Naya? Mengingat jika jadwalnya dengan BTS sangat sibuk-- karena Seokjin akan menjalani wamil sebentar lagi.

Jungkook pastikan, sisa tahun ini ia tidak akan bisa menyusul Naya ke Indonesia.

"Naya, tunggu aku. Aku berjanji akan pergi menemuimu. Wanita yang pasti akan kurindukan, jaga hatimu untukku."

Ya ... begitulah. Tidak ada adegan seperti di film-film dramatis, dimana kedua pemeran utama akan bertemu di bandara, memberikan pelukan terakhir atau bahkan ciuman terakhir, dan bisa saja menghalangi pasangannya untuk pergi. Nyatanya, yang Jungkook alami sungguh berbeda. Naya pergi, dan mereka saling meninggalkan.

Entah kapan... mereka akan bertemu lagi.


Dan akhirnya, Alice berhasil memilih pintu yang tepat. Pergi meninggalkan Wonderland dan kembali ke dunia nyata. Meninggalkan Tuan kelincinya, dan membiarkan mereka berdua saling merindu.



🎵🎵🎵

FANGIRL : Stand By Me [ JJK ] Where stories live. Discover now