Stand By Me - 7

8.2K 1K 20
                                    

Hari ini, member BTS kembali bekerja. Mereka disibukkan dengan proses pembuatan album baru yang akan dirilis saat musim gugur tahun ini.

Semua orang sudah sibuk di studio masing-masing, membuat lagu yang mereka inginkan berdasarkan konsep yang sudah diberitahukan.

Tapi, Jungkook belum bergerak sama sekali. Ia masih mengobrak-abrik studio miliknya. Mencari sesuatu yang sangat berharga dan gawat jika itu hilang.

Pintu studio Jungkook terbuka, menampilkan sosok Hoseok. Hoseok hendak meminjam sesuatu dari Jungkook, tapi pria itu segera mengerutkan dahinya karena melihat Jungkook yang tengah kebingungan dan panik.

"Ada apa?" Tanya Hoseok. Jungkook tak biasanya seperti ini. Baru kali ini ia melihat Jungkook yang dilanda kepanikan hebat.

Memang, Hoseok sering melihat Jungkook panik. Adik bungsunya itu panik jika karena konsol game nya yang tertinggal di dorm atau ia lupa menaruh kamernya.

Tapi, apa lagi yang Jungkook paniki sekarang? Bukankah Jungkook pernah bilang jika studionya adalah Surga untuknya. Dimana ia tak akan pernah merasa panik jika ia berada dalam studio miliknya seharian.

Tapi, sekarang?

"Hyung, kau melihat kertasku tidak?" Tanya Jungkook. Matanya masih sibuk mencari keberadaan kertas yang ia maksud.

"Kertas apa? Kau kan bisa beli lagi jika hilang," kata Hoseok karena memang sebenarnya ia tidak tahu apapun tentang kertas yang Jungkook maksud.

"Hyung, itu bukan kertas biasa. Itu semuanya berisi lagu-lagu baruku yang akan kumasukkan ke album baru kita!" Racau Jungkook. Pikirannya kacau sekarang. Ia bisa mati lama-lama jika terus seperti ini.

Kertas lagunya itu adalah nyawa baginya sekarang. Sebelum ia berangkat ke Okinawa, ia sempat memberikan kertas lagunya itu pada Shi Hyuk dan diberi sebuah persetujuan untuk dimasukkan kedalam album baru ini.

Tapi sekarang? Kertasnya hilang dan Jungkook tak punya duplikatnya sama sekali. Itu hanya satu-satunya.

"Coba ingat-ingat lagi, terakhir kali kau meletakkannya dimana," kata Hoseok. Ia berniat untuk membantu Jungkook mencari kertas-kertas berharganya.

"Di meja ini hyung. Dan sekarang itu hilang!" Keluh Jungkook. Ia sudah mencari kertas lagunya di seluruh ruangan studio. Mulai dari meja, laci, belakang komputer, sampai di kolong meja dan kursi pun sudah ia cari. Tapi tetap saja, kertas lagunya tak bisa ia temukan.

"Kurasa ada yang mencuri laguku!"

Hoseok terdiam dan memandang Jungkook dengan tatapan aneh, "yang benar saja. Mana ada pencuri di gedung ini!"

"Hyung, kau tidak tahu hati manusia itu seperti apa! Aku bukannya menuduh, tapi ini berjalan sesuai dengan fakta. Mana mungkin kertasku hilang begitu saja?"

Tak mungkin juga kertasnya hilang dibawa hantu ataupun terbang tertiup angin. Yang jelas jendela studionya selalu tertutup rapat, tak pernah ia buka sama sekali.

"Aku akan mencarinya di lantai 3," kata Jungkook kemudian berjalan melewati Hoseok.

"Jung, aku ikut!"

Jungkook berjalan dengan tidak sabaran menuju lantai 3, tempat dimana para staff berkumpul. Tidak, Jungkook tak mau berburuk sangka pada semua staff yang sudah mengabdikan dirinya disini selama bertahun-tahun.

Kecurigaannya bukan tertuju pada staff lama, tapi kecurigaanya tertuju pada satu orang.

Naya. Hanya dia yang berhasil Jungkook curigai.

Jika Naya tidak terbukti, maka Krystal adalah sasaran selanjutnya. 2 orang itu yang Jungkook curigai sekarang, tapi Naya berada di posisi pertama.

Jungkook merutuki kebodohannya karena tak sempat mengunci pintu studionya hingga membuat siapapun bisa masuk dengan sembarangan.

Semua mata kini tertuju pada Jungkook yang datang ke lantai 3, masuk ke dalam ruangan tanpa menyapa seperti biasanya.

Pria itu berjalan cepat kearah meja kerja Naya. Bahkan Hoseok yang mengikuti Jungkook kewalahan karena pria itu berjalan dengan sangat cepat.

Naya tak tahu jika Jungkook datang. Gadis itu masih sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Ia harus segera menyelesaikan tugas yang Krystal berikan saat pertama kali ia bekerja.

Saat Naya hendak menuliskan sesuatu di kertas tersebut, tiba-tiba saja seseorang merebut kertas tersebut secara paksa hingga membuat sebuah goresan pensil di kertas itu.

Jungkook menatap Naya dengan tajam.
"Kau--" Jungkook berusaha untuk meredam emosinya yang sudah mencapai ubun-ubun.

"Aku ingin bicara denganmu," lanjut Jungkook dengan nada bicara yang rendah namun penuh dengan penekanan.

Bahkan, Hoseok tak bisa menghentikan sosok Jungkook yang tengah emosi saat ini.

🎵🎵🎵

"Mencuri karya orang, apa itu salah satu keahlianmu?" Tanya Jungkook. Kini mereka tengah berada di Rooftop gedung Bighit, berbicara empat mata-- lagi.

Sedangkan Naya malah semakin tak mengerti dengan apa yang Jungkook tuduhkan padanya. Dia memang seorang produser bodoh dan lambat, tapi dia tak pernah sekalipun mencuri karya orang.

"Aku tak mengerti dengan apa yang kau bicarakan," kata Naya. Sungguh, ia tak mengerti kenapa Jungkook sampai marah padanya sekarang.

"Jangan berpura-pura bodoh untuk lari dari kesalahan! Aku tak suka," tekan Jungkook.

"Aku memang tak tahu apapun. Bahkan aku tak pernah mencuri karya orang lain!" Naya berusaha membela dirinya sendiri.

Disaat Naya dan Jungkook tengah beradu argumen, semua member BTS melihatnya dari arah pintu. Taehyung ingin masuk dan menghentikan perkelahian ini. Tapi, Namjoon melarangnya.

"Biar dia mengurusnya sendiri. Jungkook kita sudah dewasa. Dia tahu mana yang benar dan mana yang salah," ucap Namjoon dan Taehyung hanya bisa menurut.

"Lalu ini? Kau mau mengklaim karyaku ini sebagai karyamu juga?" Tanya Jungkook dengan penuh kemenangan sembari menunjukkan lembaran kertas itu di depan wajah Naya.

Jungkook seperti tak membiarkan Naya untuk membela dirinya sendiri, Jungkook selalu menghalangi gadis itu berbicara, "kau juga merubah semua melodi-melodinya. Kau punya hak apa atas karyaku?"

Jungkook berteriak dengan kuat. Naya selalu mengelak, padahal sudah jelas-jelas jika Naya sudah ketahuan mencuri dan mengubah melodi agar tidak ketahuan.

Tapi ada beberapa bagian yang belum sempat Naya ubah, dan Jungkook tak buta. Ia mengenali tulisan tangannya.

Naya ingin bilang jika Krystal yang memberikan semua itu padanya. Tapi, melihat Jungkook yang marah sekarang, Naya jadi mengurungkan niatnya.

Orang yang tengah marah tak akan pernah percaya dengan orang yang mendapat tuduhan. Tak peduli jika orang yang dituduh itu benar-benar tersangka atau sudah masuk ke dalam kategori korban.

"Kau tidak pernah diajari orangtuamu jika mencuri itu perbuatan tercela? Aku bisa menuntutmu ke kantor polisi karena masalah hak cipta! Apa yang orangtuamu ajarkan kepadamu?"

Dada Naya bergemuruh saat mendengar celotehan Jungkook. Hatinya melecos, terbakar dan perih.

"Aku.. tak punya orang tua. Aku bahkan tak tahu aku lahir dari rahim siapa! Aku bahkan tak tahu bagaimana rupa ayahku. Jadi berhentilah membicarakan orangtuaku. Aku yang salah, maka salahkan saja aku," tangis Naya pecah begitu saja saat Jungkook membahas perihal orangtuanya.

Melihat Naya yang menangis sekarang membuat Jungkook terdiam.

Satu fakta yang berhasil Jungkook ketahui dari Naya saat ini, dia tak punya orangtua.

🎵🎵🎵

FANGIRL : Stand By Me [ JJK ] Where stories live. Discover now