Stand By Me - 11

8.2K 1K 25
                                    

Krystal menghela nafas panjang, ingin rasanya ia membentak seseorang yang tengah menelponnya kini. Krystal paling tak suka jika seseorang membahas perihal sesuatu yang ia benci.

Contohnya, Naya.

"Ayah, jangan tanya Naya padaku lagi!" Krystal bosan jika setiap hari saat ayahnya menelpon, hal pertama yang ayahnya tanyakan adalah sosok Naya.

Krystal bosan dengan semua itu.

"Pokoknya, jangan tanya Naya lagi denganku! Aku bukan kakaknya, ayah harus ingat itu!" Krystal menutup panggilan telepon itu secara sepihak. Tak peduli jika kini ponselnya kembali berbunyi, ia tak mau mengangkat panggilan telepon dari ayahnya untuk hari ini.

"Kenapa selalu Naya? Aish, membuat suasana hatiku buruk saja!" Krystal menggerutu sembari mengklik mouse komputernya dengan keras. Tak peduli jika mouse nya tak bisa digunakan lagi nantinya.

Sebenarnya, tak ada yang Krystal takutkan dari Naya. Naya itu hanya gadis biasa yang tidak terlalu mencolok. Bisa dibilang, Naya itu orang yang mudah Krystal tinjak.

Tapi, Krystal takut satu hal. Satu hal ini terkadang bisa direbut oleh Naya kapanpun itu.

Ayahnya.

Krystal tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat ayahnya mengutarakan suatu kebenaran padanya. Kebenaran yang hanya ia dan ayahnya tahu. Kebenaran bahwa Naya adalah anak kandung ayah. Anak hasil persetubuhannya dengan jalang di klub malam.

Ayah Krystal sendiri yang membuang Naya di dalam tempat sampah saat hujan. Tak mau jika bau busuknya tercium oleh istri tercintanya yang saat itu baru beberapa bulan melahirkan anak pertama mereka-- Krystal.

Jalang klub malam itu tak sudi untuk membesarkan anak hasil dari kesalahan. Begitu juga dengan sang ayah. Akhirnya, hidup Naya diawali dari sebuah tempat sampah.

Namun, sang ayah selalu dihantui oleh rasa bersalah. Setelah tahu keberadaan Naya yang tinggal di panti asuhan, sang ayah tiba-tiba saja langsung menjadi donatur terbesar bagi panti tersebut.

Tentu saja Krystal heran. Kemana sosok ayahnya yang dulu? Ayahnya yang tak pernah sedikit pun menyisihkan hartanya untuk berdonasi ataupun memberi sumbangan?

Kelas 11 SMA, ayahnya bercerita tujuannya berdonasi selama ini. Krystal kesal saat jawaban terlalu jujur itu berhasil ayahnya lontarkan. Naya adalah anak kandungnya sendiri yang 17 tahun lalu ia buang di tempat sampah.

Dulu sekali, tak ada alasan bagi Krystal untuk membenci Naya. Bahkan Krystal tak tahu jika ada nama Naya di sekolahnya. Tapi, begitu ayahnya mengungkapan sebuah kebenaran pahit, Krystal jadi punya alasan untuk membenci Naya.

Ia membenci Naya sampai sekarang. Sekalipun jika Naya tak tahu apapun, Krystal tetap membencinya. Keberadaan Naya hampir membuat keluarga bahagianya pecah jika ibunya tahu. Dan juga.. Krystal sangat membenci sosok ibu Naya-- Jalang itu.

Walaupun Krystal tak tahu bagaimana rupa jalang itu. Yang pasti, jalang tersebut adalah wanita penggoda yang hobi mengambil suami orang. Wanita yang rutinitasnya selalu bermain ranjang dengan lelaki hidung belang. Krystal beranggapan, jika Naya adalah sosok gadis menjijikan seperti ibunya.

Krystal segera menggelengkan kepalanya kuat. Berusaha untuk menghapus setiap memori dan perkataan kelewat jujur ayahnya.

Jika Krystal mau, saat itu ia bisa langsung mengadu pada ibunya. Bilang bahwa ayahnya telah menghamili perempuan di salah satu klub malam dan kini, anak jalang itu juga bersekolah di tempat yang sama dengannya. Tapi mengingat jika lingkungan keluarga yang lengkap dan harmonis itu memengaruhi masa pertumbuhannya, Krystal memilih untuk bungkam.

FANGIRL : Stand By Me [ JJK ] Where stories live. Discover now